Sarana Pembuangan Air Besar pada Rumah Tangga

5. Tempat Penampungan Akhir KotoranTinja pada Rumah Tangga Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS tahun 2004, rumah tangga di Indonesia menggunakan tempat penampungan akhir kotorantinja berupa tangki septik, kolamsawah, sungaidanau, lobang tanah, pantaitanah terbuka, dan lainnya. Persentase rumah tangga yang sudah menggunakan tangki septik sebesar 42,71 di wilayah perkotaan sebesar 66,01 dan di wilayah perdesaan sebesar 25,47. Sebesar 5,16 yang menggunakan kolamsawah, menggunakan sungaidanau sebesar 20,22, menggunakan lubang tanah sebesar 24,41, memanfaatkan pantaitanah terbuka sebesar 5,38, dan lainnya 2,12. Persentase rumah tangga menurut tempat penampungan akhir kotorantinja dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini. GAMBAR 2.3 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORANTINJA, TAHUN 2004 T a n g k i S e p tik 4 4 K o la m s a w a h 5 S u n g a id a n a u 2 0 L u b a n g ta n a h 2 4 P a n ta ita n a h te rb u k a 5 L a in n y a 2 Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004 Persentase rumah tangga menurut tempat pembuangan akhir kotorantinja per provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.21. E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu : persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat jalan menurut tempat berobat, persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan berserat. Indikator yang disajikan merupakan hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik BPS. 1. Cara Pengobatan bagi Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Hasil SUSENAS 2004 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu waktu survei sebesar 26,51. Dari penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, sebesar 38,21 di antaranya berobat jalan 10 40,36 di perkotaan dan 36,59 di perdesaan. Sebesar 72,44 dari penduduk yang mempunyai keluhan berupaya untuk mengobati sendiri 71,98 di perkotaan dan 72,93 di perdesaan. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang berobat jalan untuk mengatasi keluhan kesehatannya adalah Provinsi Bali, yaitu sebesar 52,89, menyusul Nusa Tenggara Timur 48,58, dan Papua 46,49. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 24,54, menyusul Kalimantan Tengah 27,01, dan Riau 27,290. Untuk cara pengobatan sendiri, provinsi dengan persentase tertinggi adalah Maluku Utara, yaitu sebesar 87,62, menyusul Lampung 82,66, dan Riau 82,29. Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Papua, yaitu sebesar 50,57, menyusul Bali 56,98, dan Nusa Tenggara Timur 58,07. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.26.

2. Tempat Penduduk Berobat Jalan

Hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa puskesmaspuskesmas pembantu masih merupakan tempat berobat yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk untuk berobat jalan, yaitu sebesar 37,26. Tempat berobat jalan dengan persentase tertinggi berikutnya adalah praktek dokter 24,39, dan petugas kesehatan 18,51. Sedangkan rumah sakit pemerintah hanya 6,01, dukuntabibsinse 1,78, poliklinik 3,86, rumah sakit swasta 3,32, dan lainnya 4,86. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk berobat jalan ke puskesmaspuskesmas pembantu adalah Papua 67,82, Nusa Tenggara Timur 63,46, dan Nanggroe Aceh Darussalam 62,92. Sedangkan persentase terendah di Provinsi Bali 27,83, Sumatera Utara 27,62, dan DI Yogyakarta 24,08. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.27.

3. Anak 2-4 Tahun yang Pernah Disusui

Hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan BPS juga menyajikan informasi mengenai persentase anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui mendapat air susu ibuASI. Sebanyak 41,36 anak usia 2-4 tahun ternyata pernah disusui selama = 24 bulan. Provinsi dengan persentase tertinggi anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui = 24 bulan adalah DI Yogyakarta 58,74, Jawa Tengah 53,93, dan Kalimantan Selatan 54,85. Sedangkan persentase terendah di Provinsi Maluku 10,81, Maluku Utara 20,89, dan Sumatera Utara 18,39. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.29. 4. Kebiasaan Merokok Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari sebesar 28,35, yang merokok kadang-kadang tidak setiap hari sebesar 6,09, dan selebihnya sebesar 65,56 tidak merokok. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari adalah Riau 34,25, Bengkulu 33,83, dan Lampung 32,71. Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur 19,52, Bali 20,33, dan Maluku 21,66. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.31. Dari kelompok penduduk yang merokok, sebanyak 47,75 di antaranya menghisap rokok sebanyak 10 – 14 batang per hari, sebanyak 25,17 menghisap rokok sebanyak 5 - 9 batang per hari, sebanyak 15,71 merokok 15 batang atau lebih per hari, dan selebihnya sebesar 11,37 merokok 4 batang atau kurang per hari. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.34. 11

5. Aktivitas Fisik Penduduk

SUSENAS 2004 juga menghasilkan informasi mengenai kebiasaan penduduk usia 15 tahun ke atas dalam melakukan aktivitas fisik. Dalam survei ini aktivitas fisik dikelompokkan dalam 3 tingkat, yaitu aktivitas berat, aktivitas sedang, dan aktivitas ringan. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas berat sebesar 36,02, aktivitas sedang sebesar 77,44, dan aktivitas ringan sebesar 66,67. Rincian menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.35.

6. Kebiasaan Mengkonsumsi Jenis Makanan Berserat

a. Sayur-sayuran Untuk konsumsi makanan berserat jenis sayur-sayuran, rata-rata penduduk Indonesia mengkonsumsi sebanyak 2 porsi per hari. Sebesar 20,22 penduduk yang mengkonsumsi 3 porsi atau lebih per hari, 71,91 mengkonsumsi 1-2 porsi perhari, dan 7,65 kurang dari 1 porsi per hari. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur-sayuran sebanyak 3 porsi atau lebih per hari adalah Sulawesi Utara 35,38, Bengkulu 34,00, dan Maluku Utara 32,57. Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur 2 porsi atau kurang per hari adalah Kalimantan Selatan 88,63, Maluku Utara 85,85, dan Sumatera Barat 84,71. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.36. b. Buah-buahan Untuk konsumsi makanan berserat jenis buah-buahan, rata-rata penduduk Indonesia mengkonsumsi sebanyak 1,60 porsi per hari. Sebesar 39,18 penduduk yang mengkonsumsi 2 porsi atau lebih per hari, 51,19 mengkonsumsi 1 porsi perhari, dan 9,44 kurang dari 1 porsi per hari. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur-sayuran sebanyak 2 porsi atau lebih per hari adalah Sulawesi Tengah 60,48, Papua 54,48, dan Bangka Belitung 52,55. Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi buah- buahan 1 porsi atau kurang per hari adalah Kalimantan Selatan 68,64, Jawa Barat 66,62, dan Sumatera Barat 65,88. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.37. Demikian gambaran umum negara Indonesia tahun 2004 secara ringkas. Gambaran yang disajikan meliputi aspek-aspek kependudukan, perekonomian, pendidikan, kesehatan lingkungan, dan beberapa perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan. 12