Peserta Didik pada Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Selanjutnya jumlah peserta didik tahun ajaran 20032004 dan jumlah lulusan tahun 2003 di Poltekkes dan non Poltekkes menurut sekolahjurusanprogram studi lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 5.32 dan Lampiran 5.33. Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 – 2004 juga relatif tidak banyak berubah. Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 sebanyak 42.057 orang yang terdiri atas lulusan jenjang pendidikan tinggi setingkat diploma III JPTD-III sebanyak 29.974 orang 71,27, jenjang pendidikan tinggi setingkat D-I JPTD-I sebanyak 167 orang 0,40, dan jenjang pendidikan menengah JPM sebanyak 11.916 orang 28,33. Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2002 sebanyak 44.057 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 32.021 orang 72,68, JPTD-I sebanyak 257 orang 0,58, dan JPM sebanyak 11.779 orang 26,74. Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2003 sebanyak 37.733 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 31.927 orang 84.61, JPTD-I sebanyak 70 orang 0.19, dan JPM sebanyak 5736 orang 15.2. Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2004 sebanyak 45.562 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 41.014 orang 90,02, JPTD-I sebanyak 87 orang 0,20, dan JPM sebanyak 4.461 orang 9,79. Perkembangan jumlah lulusan institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2001 – 2004 disajikan pada Gambar 5.22 di bawah ini. GAMBAR 5.22 JUMLAH LULUSAN INSTITUSI DIKNAKES TAHUN 2001 – 2004 29,974 32,021 31,927 41,014 167 257 70 87 11,916 11,779 5,736 4,461 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 2001 2002 2003 2004 JPTD-III JPTD-I JPM Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

4. Produksi Tenaga Kesehatan dan Kebutuhan Tenaga kesehatan

Produksi tenaga kesehatan di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan, kecuali untuk tenaga perawat. Produksi tenaga perawat gigi, sanitarian dan bidan tahun 2003 masing- masing hanya mencapai 11,48,15,98 dan 18,21 dari kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004. Untuk dokter umum, kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 telah terpenuhi 65,49, dokter gigi 49,77, dokter spesialis 92,65, apoteker 35,75, asisten apoteker 40,80, tenaga gizi 32,82, tenaga kesehatan masyarakat 28,32. Untuk tenaga perawat, pada tahun 2003 dihasilkan 22.484 orang perawat atau 388,93 dari kebutuhan tambahan tenaga perawat tahun 2004 yang hanya 5.781 orang. Data produksi tenaga kesehatan tahun 2003 dan 114 rencana kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.34. Berpedoman pada Indikator Indonesia Sehat 2010, telah disusun perkiraan kebutuhan tenaga kesehatan per tahun, sehingga pada tahun 2010 target tersebut diharapkan tercapai. Perkiraan kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2004-2010 dapat dilihat pada Lampiran 5.35. 5. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk membina profesionalitas pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Pelatihan bagi tenaga kesehatan terdiri atas pelatihan prajabatan atau pratugas, pelatihan struktural, pelatihan fungsional, dan pelatihan teknis. Data pelatihan bagi tenaga kesehatan didapat dari laporan kegiatan Bapelkes dan dari permintaan sertifikat pelatihan ke Pusdiklat. Sedangkan data pelatihan lainnya yang tidak dilaksanakan di Bapelkes dan sertifikatnya tidak diperoleh melalui Pusdiklat, tidak tersedia. Pada tahun 2004 jumlah peserta Diklat yang dilaporkan sebanyak 9.461 orang, dengan rincian Diklat PraJabatan sebanyak 978 orang 10,34, Diklat Pimpinan sebanyak 343 orang 3,62, Diklat Fungsional sebanyak 528 orang 5,58, dan Diklat Teknis sebanyak 7.612 orang 80,46, sebagaimana disajikan pada Gambar 5.23 berikut ini. GAMBAR 5.23 PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI PELATIHAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2004 Pelatihan Pra- Jabatan 10.3 Pelatihan Pimpinan 3.6 Pelatihan Teknis 80.5 Pelatihan Fungsional 5.6 Selanjutnya berikut ini disajikan perkembangan jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti berbagai jenis pelatihan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2004. 115