Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Pos Obat Desa POD merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana, terutama untuk penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat. Pos Obat Desa ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Pos Obat Desa Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri . Pada tahun 2004, jumlah Pos Obat Desa sebanyak 6.596 buah. Rasio POD terhadap desakelurahan adalah 0,10. Rasio POD terhadap desakelurahan terbesar adalah di NTB 0,27, Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah masing-masing 0,25. Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta tidak ada POD, Bali hanya terdapat 1 POD atau rasio 0,00 dan Maluku Utara terdapat 2 POD atau rasio 0,00. Data selengkapnya mengenai Sarana UKBM tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.14.

5. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga kesehatan Diknakes yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi Politeknik Kesehatan Poltekkes dan institusi Diknakes Non Poltekkes. Pada tahun 2004 jumlah Poltekkes di seluruh Indonesia sebanyak 32 buah yang menyelenggarakan 14 jenis jurusan atau program studi, yaitu Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Lingkungan, Gizi, Kesehatan Gigi, Farmasi, Analis Kesehatan, Teknik Elektro, Teknik Radio Diagnostik, Teknik Gigi, Analis Farmasi dan Makanan, Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Ortotik Prostetik. Oleh karena pada umumnya setiap Poltekkes menyelenggarakan lebih dari satu jenis jurusan atau program studi, maka pada tahun 2004 jumlah jurusan atau program studi yang diselenggarakan oleh 32 Poltekkes tersebut sebanyak 199 jurusan. Dari 199 jurusan yang diselenggarakan, jurusan terbanyak adalah jurusan Keperawatan 31,66 dan Kebidanan 23,62, selebihnya adalah Gizi 11,56, Kesehatan Lingkungan 10,05, Kesehatan Gigi 9,05, Analis Kesehatan 6,03, Farmasi 3,02, Teknik Elektro Medik 1,01, Teknik Radio Diagnostik 1,01, Fisioterapi 1,01, Teknik Gigi 0,50, Analis Farmasi dan Makanan 0,50, Okupasi Terapi 0,50, dan Ortotik Prostetik 0,50. Jumlah institusi Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.19. Sementara itu, jumlah institusi di luar Poltekkes pada tahun yang sama sebanyak 647 institusi yang mana terbanyak adalah jurusan Keperawatan 70,63, sedangkan selebihnya adalah jurusan Kefarmasian 11,28, Keteknisian Medis 10,82, Kesehatan Masyarakat 2,94, Keterapian Fisik 2,63, dan Gizi 1,73. Bila dilihat menurut kepemilikannya, jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes pada tahun 2004, 78,21 adalah milik swasta, sedangkan selebihnya adalah milik Pemerintah Daerah 15,76, TNIPOLRI 5,26, dan Departemen Kesehatan Pusat 0,77. Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes milik Pusat mengalami penurunan karena institusi milik pusat bergabung dengan Poltekkes. Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan status kepemilikan pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.21. 106

B. TENAGA KESEHATAN 1.

Ketersediaan Tenaga Kesehatan Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun sektor swasta perlu diketahui. Namun sampai saat ini data tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun sektor swasta sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia adalah data PUPNS tahun 2003, data tenaga PTT, data SDM Sumber Daya Manusia di rumah sakit dan data SDM di Puskesmas. Berdasarkan jumlah PUPNS, PTT dan SDM rumah sakit swasta, jumlah SDM kesehatan adalah 327.078 orang, terdiri dari 301.215 orang 92,09 tenaga kesehatan dan 25.863 orang 7,91 tenaga non kesehatan. Provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terbanyak adalah Jawa Tengah 62.837 orang, diikuti Jawa Timur 34.331 orang dan Jawa Barat 31.411 orang. Sedangkan provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terendah adalah Bangka Belitung 1.131 orang, Gorontalo 1.232 orang dan Maluku Utara 1.794 orang. Berdasarkan profesinya, dari 301.215 tenaga kesehatan, terbanyak adalah perawat 141.196 orang 46,9 dan bidan 61.947 orang 20,6. Jumlah dan persentase tenaga kesehatan menurut jenisnya disajikan pada Tabel 5.2 di bawah ini. TABEL 5.2 JUMLAH, PERSENTASE DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA DATA PUPNS, TENAGA PTT DAN TENAGA RUMAH SAKIT TAHUN 2003 No. Jenis Tenaga Jumlah Persentase Rasio per 100.000 penduduk 1 Dokter Umum 23.904 7,93 11.01 2 Dokter Gigi 7.324 2,43 3.37 3 Dokter Spesialis 9.377 3,11 4.32 4 Dokter Gigi Spesialis 607 0,20 0.28 5 Perawat 141.196 46,88 65.05 6 Perawat Gigi 5.796 1,92 2.67 7 Bidan 61.947 20,57 28.54 8 S1 Farmasi dan Apoteker 1.811 0,60 0.83 9 Analis Farmasi 948 0,31 0.44 10 Asisten Apoteker 7.714 2,56 3.55 11 Administrator Kesmas 7.778 2,58 3.58 12 Sanitarian 13.761 4,57 6.34 13 Gizi 6.857 2,28 3.16 14 Keterapian Fisik 1.433 0,48 0.66 15 Keteknisan Medis 10.762 3,57 4.96 Jumlah 301.215 138.76 Jumlah penduduk Indonesia = 217.072.346 Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004 Sumber: Profil Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Indonesia 2004 107