Masalah Sosial LANDASAN TEORI

sosial bagi individu yang mengalaminya. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan: 1 Golongan yang masih sekolah 2 Golongan yang mengurus rumah tangga tetapi tidak mendapatkan upah. 3 Golongan lain yaitu: Pertama, golongan yang menerima pendapatan tetapi tidak melakukan kegiatan ekonomi, seperti tunjangan pensiun, bunga simpanan atau sewa atas milik. Kedua, mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena lanjut usia, cacat, atau dalam penjara. Mereka kecuali golongan lain sewaktu-waktu dapat terjun untuk ikut bekerja, oleh karena itu kelompok ini disebut sebagai angkatan potensial. Tenaga yang tergolong bersekolah akan meninggalkan sekolahnya sementara untuk mencari kerja bila keluarga tidak mampu membiayai sekolahnya, dan ia akan kembali ke sekolah bila kondisi pekerjaan berubah menjadi tidak menarik dan keluarga sudah mampu membiayainya. Demikian juga tenaga kerja yang mengurus rumah tangga akan masuk pasar kerja bila pengasilan keluarga relatif rendah, mereka akan kemabali mengurus rumah tangga bila keadaan mencukupi. Golongan penduduk yang seperti ini dinamakan angakatan kerja sekunder 33 . Pengangguran akan berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi, politik dan sosial bagi negara yang memiliki tingakat pengangguran yang tinggi. Pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat dan prospek negara yang bersangkutan. 33 Payman J Simanjuntak, Pengantar Ekonomi SDM Jakarta: penerbit FE UI, 1998, h. 6

1. Jenis-jenis Pengangguran Berdasarkan Penyababnya

Menurut Payman J Simanjuntak Pengangguran berdasarkan penyebabnya dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu 34 : a. Pengangguran Friksional Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dengan lowongan yang ada. Pengangguran friksional dapat diakibatkan oleh tiga sebab: Pertama, waktu yang diperlukan selama prosedur pelamaran dan seleksi, atau karena jarak, juga kurangnya informasi. Kedua, kurangnya mobilisasi pencari kerja dimana lowongan pekerjaan justru terdapat bukan di sekitar tempat tinggal si pencari kerja. Ketiga, pencari kerja tidak mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan demikian juga pengusaha tidak mengetahui dimana tersedianya tenaga-tenaga yang sesuai. b. Pengangguran Struktural Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Sebagai contoh struktur ekonomi Indonesia yang pada awalnya cenderung ekonomi agraris dewasa ini perlahan- lahan berubah menjadi negara industri. Hal ini kan berepengaruh terhadap tingkat pengangguran. Tenaga kerja yang ada dan siap bekerja sudah terpola untuk bekerja di lapangan kerja bidang pertanian, sedangkan kesempatan kerja yang tersedia bukan pertanian. 34 Ibid. h.49 Dengan demikian tenaga kerja yang ada tetapi tidak memenuhi lapangan kesempatan kerja akan menjadi pengangguran struktural.

2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya

Krisis ekonomi global yang berkepanjangan memberikan pengaruh pertumbuhan ekonomi yang kurang menguntungkan apalagi disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi. Hal itu mengakibatkan pertumbuhan ekonomi semakin berat yang berarti tingkat investasi yang dilakukan pemerintah juga lamban. Jika jumlah pengangguran dari tahun ke tahun bertambah dan terus membengkak tentu dapat mengakibatkan kemunduran dalam perekonomian yang selama ini terus dibangun. Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran dapat pula digolongkan sebagai berikut 35 : a. Pengangguran Terbuka Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi pengguanaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perekembangan suatu industri b. Pengangguran Tersembunyi Pengangguran ini terutama wujud di pertanian atau jasa. Di banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang 35 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi,Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2004, h. 330