Ide Wirausaha Sosial Kewirausahaan Sosial

b. Mengidentifikasi peluang dalam keseimbangan yang salah, mengembangkan proposisi nilai sosial, dan membawa tanggungan untuk menantang hegemoni negara yang stabil. c. Membangun hal yang baru, keseimbangan yang stabil melepaskan beban atau meredekan penderitaan kelompok sasaran, meniru pemikiran dan penciptaan ekosistem yang stabil serta memastikan masa depan yang lebih baik untuk kelompok sasaran dan bahkan masyarakat secara keseluruhan. Dalam dunia usaha setiap pengusaha atau wirausaha harus memperhatikan peluang usaha yang ada di sekitar mereka. Peluang usaha yang telah diambil pastinya memiliki konsekuensi, jika berhasil mendapatkan keuntungan, namun jika gagal itu merupakan bagian dari yang harus dihadapi. Oleh karena itu seorang wirausaha harus benar-benar cerdas dalam melihat peluang yang ada di sekitarnya.

7. Batasan Kewirausahaan Sosial

Menurut Saifan dalam tulisannya mengusulkan batasan-batasan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan kewirausahaan sosial, yang mana definisi kewirausahaan sosial tidak mecakup dermawan , aktivis, perusahaan dengan yayasan, atau organisasi yang menjalankan tanggung jawab sosial. terdapat dua batasan yang membedakan perusahaan dalam hal motivasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan sebagai berikut : a. Organisasi non-profit dengan startegi mencari pendapatan: tujuan dari usaha sosial adalah menyelesaikan permasalahan sosial dengan menggunakan kegiatan kewirausahaan, sehingga perusahaan menghasilkan pendapatan kemandirian perusahaan secara finansial. Seorang pengusaha sosial menjalankan usaha sosialnya untuk dikomersilkan. Pendapat dan keuntungan yang dihasilkan hanya digunakan untuk lebih meningkatkan penyampaian nilai-nilai sosial. b. Organisasi profit dengan startegi dorongan misi: tujuan dari usaha sosial adalah dalam melakukan bisnis sosial dan komersial kegiatan kewirausahaan dilakukan secara bersamaan untuk mencapai keberlanjutan. Seorang pengusaha sosial menjalankan sebuah organisasi yang bersifat sosial dan komersial, sehingga organisasi dapat mandiri secara fianansial dan para pendiri serta investor bisa mendapatkan keuntungan dari keuntungan perusahaannya 57 . 57 Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan kewirausahaan sosial, Bandung: Alfabeta,2013 h 49