Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

domain kepada santri sehingga terjadi proses belajar kemandirian akan tetapi dalam hal orientasi akhir Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman tidak sesuai dengan konsep pengembangan kewiraushaan pondok pesantren secara umum karena tidak melibatkan santri putri, selain itu yang menjadi penghambat pengembangan kewirausahaan yaitu mahalnya bahan-bahan produksi sehingga dapat menghambat usaha di Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman. Saran peneliti dalam penelitian tersebut adalah Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman diharapkan dapat mengelola dengan lebih baik lagi wirausaha yang telah ada, agar suatu masa yang akan datang Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman dapat lebih berkembang dan dapat menambah lagi wirausaha yang lainnya. 9 2. Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Oleh: Fitria Handayani. Jurusan Manajemen Dakwah. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulusan Tahun 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Handayani mengenai pelatihan dan pelaksanaan sistem pelatihan kewirausahaan pada anak jalanan yang diberikan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Berbagai macam pelatihan yang diberikan oleh anak jalanan berupa pelatihan pembuatan kue, pelatihan perbengkelan motor dan pelatihan kewirausahaan sablon. Peneliti dapat menyimpulkan mengenai sistem pelatihan kewirausahaan pada anak jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok yakni: kegiatan pelatihan diharapkan selain untuk menambah ketrampilan pemuda namun juga 9 Nurul Iman, “Strategi Pengembangan Kewirausahaan Di Pondok Pesantren Al- Ashiriyyah Nurul Iman,” Skripsi S1 Jurusan Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009. dapat memperbaiki pola hidup dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam. untuk itu Yabim menerpakan proses pembelajaran dari hati kehati berupa diskusi , tahap perkenalan alat-alat pelatihan, cara pengolahan produk dan sampai pada tahap pelatihan pengelolaan usaha. Sehingga menciptakan pemuda yang mandiri, siap dan berakhlak dalam menghadapi dan menjalani kehidupanya. Saran dari peneliti yaitu, lebih fokus terhadap pelatihan-pelatihan yang sudah ada. Hal tersebut ditandai dengan masih belum terdapatnya nomor izin pelatihan, struktur kepengurusan, serta pembukuan anggaran. Kemudian lebih fokus untuk merangkul anak jalanan yang masih belum mengenyam pendidikan dan sebaiknya waktu pelatihan disesuaikan oleh waktu mereka biasa bekerja. 10 3. Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di Pondok Pesantren Al- Ashiriyah. Oleh: Deden Bazar Badruzaman. Jurusan Perbankan Syariah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulusan Tahun 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Deden Fajar Badruzzaman mengenai pola pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Asyriyyah yang terdiri dari: Input yaitu, 1. Identifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan, dengan melihat 3 sisi: pertama dilihat dari kebutuhan santri, kedua kebutuhan pesantren, ketiga kebutuhan organisasi. 2. Penetapan sasaran, penetapan sasaran ini dilakukan secara selektif, karena tidak keseluruhan santri bisa mengikutinya. Proses yaitu, merancang program pemberdayaan, 10 Fitria Handayani,” Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok ,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013