Tegalwaru yang berinisiatif menjadi pengusaha atau berwirausaha, maka akan semakin banyak pula warga lainnya yang bisa ikut terbantu dalam
mendapatkan pekerjaan ataupun termotivasi untuk mencipatakan jenis usaha lainnya di Desa Tegalwaru.
7. Data Pengangguran Desa Tegalwaru
Gambar 3.2 Grafik Mata Pencaharian Desa Tegalwaru
73
Menurut data yang diperoleh jumlah penduduk di Desa Tegalwaru pada Tahun 2013 berjumlah 12.429 jiwa, dengan jumlah laki-laki 6198 jiwa dan
jumlah perempuan 6231 jiwa. Dalam rentang usia produktif yang ada di Desa Tegalwaru yang memiliki mata pencaharian sebesar 68,30, sedangkan dalam
usia tidak produktif sebesar 31,69. Kategori umur yang masuk dalam usia produktif itu 15-64 Tahun dan 65- 70 ke atas sudah masuk usia pensiun atau tidak
produktif.
73
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
120 10
227 230 971
275 275 6
35 60
350
20 30
9 810
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
Mata Pencaharian Desa Tegalwaru Tahun 2013
Gambar 3.3 Grafik angkatan kerja yang bekerja maupun yang tidak memiliki
pekerjaan
74
Data di atas menjelaskan bahwa jumlah angkatan kerja yang bekerja berjumalah 3.428 jiwa. Sedangkan jumlah yang sudah masuk dalam usia produktif
namun belum memiliki pekerjaan berjumalah 5.089 jiwa. Hal ini menunjukan jumlah pengangguran yang ada di Desa Tegalwaru masih sangat tinggi.
74
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
3428 5089
1000 2000
3000 4000
5000 6000
Bekerja Tidak Meiliki
Pekejaan
Sebaran 2013
66
BAB IV PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH
KUNTUM INDONESIA DALAM MENGURANGI PENGANGGURANMELALUI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
DI DESA TEGALWARU, CIAMPEA-BOGOR
Bab ini menguraikan temuan penilitan berikut analisanya yang dibagi menjadi: a Profil Usaha Kecil Menengah UKM di Desa Tegalwaru; b Praktik
kewirausahaan sosial di Desa Tegalwaru oleh Yayasan Kultum; c Peran Yayasan KUNTUM dalam mengurangi pengangguran.
A. Profil Uasaha Kecil Menengah UKM di Desa Tegalwaru
1. Pelaku Usaha Wayang Golek
“A”
“A” adalah salah satu warga Desa Tegalwaru yang bisa membuat wayang golek, ia mulai bisa membuat wayang golek saat berusia 12 tahun
ketika “A” masih duduk di bangku sekolah dasar. “A” mulai menjual hasil wayangnya pada saat “A” duduk di bangku SMP itupun karena “A” sedang
membutuhkan uang untuk membayar iuran sekolah. Semenjak duduk di bangku SMP “A” sudah bisa membiayai sekolahnya dari hasil penjualan
wayang. Semenjak itu “A” berlatih dan mencoba membuat wayang yang mirip dengan penokohan wayang. Wayang pun dibagi menjadi 3 tingkatan
sebagaimana ya di ungkapkan oleh “A”:
“Untuk menentukan harga tergantung tingkat kesulitan wayangnya ya, wayang kan ada tingkatanya kaya Prowodan, Kanjepan dan
Punggawaan”
75
75
Wawancara Pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
Gambar 4.1 Pembuatan Wayang Golek
“A” juga menjelaskan bahwa hasil karyanya dijual dengan kisaran harga mulai Rp 300.000.00 hingga Rp 1.500.000.00, tidak hanya itu bahan
dasar yang digunakan oleh “A” untuk membuat wayang adalah dari kayu lame atau bisa disebut dengan kayu kule. Kayu ini mempunyai ke unggulan
sendiri dibandingkan dengan kayu al basyiah yang biasa digunakan untuk membuat wayang golek. Kayu ini tahan lama, anti rayap dan tidak mudah
keropos, sebagaimana yang di ungkapkan oleh “A” dalam wawancaranya:
”... Kebanykan wayang itu bahan dasarnya pakai kayu al basyiah, makanya kadang wayang cepet kropos atau di makan rayap karena
pakai kayu al basyiah. Kalau saya si pakai kayu kule, dia lebih kuat,
gak kropos, rayap juga gak doyan ...”
76
Memang kayu kule ini lebih bagus dibandingkan dengan kayu al basyiah namun kendalanya saat ini kayu tersebut sudah mulai langka dan
susah untuk dicari. Kisaran harga kayu tersebut antara Rp 100.000.00 hingga Rp 1.000.000.00. Lamanya proses pembuatan wayang golek ini lebih
kurang satu minggu. Sebelum masuknya Yayasan KUNTUM “A”
memasarkan hasil produknya ke Jakarta pada sebuah pasar di bilangan Jakarta Pusat. Dulunya ju
ga “A” berkeliling untuk memsarkan produknya. Kemudian setelah masuknya Yayasan KUNTUM ke Tegalwaru dengan
76
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014