Pelaku Usaha Tas “F”

selama 8 jam dengan waktu istirahat selama 1 jam. Karena masih baru bekerja disana “D” diberikan pekerjaan yang ringan dan tidak terlalu sulit seperti mengelem dan memotong resleting. “D” mengaku senang bisa bekerja di UKM tas seperti ungkapan “D” saat dalam wawancara: “Iya saya senang bisa kerja disini, dekat dari rumah, upah saya bisa saya tabung dan di kasih kan ke orang tua” 90 Ini menunjukan bahwa semakin majunya Desa Tegalwaru dengan konsep Kampung Wisata Bisnis yang diprakarsai oleh Yayasan KUNTUM Indonesia. Pelaku usaha dan UKM semakin maju karena semakin banyak tamu yang datang dan semakin sering juga desa ini dipromosikan.

5. Pelaku

Usaha Tanaman Obat “Su” “Su” merupakan seorang pelaku usaha pengolahan tanaman herbal di Desa Tegalwaru yang dinamakan Sari Sehat. “Su” sendiri bukan warga asli Desa Tegalwaru, akan tetapi mendapatkan kepercayaan untuk memanfaatkan sebuah lahan seluas 7000 M atas keterampilan salah seorang dosen pertanian IPB. Berlatar belakang seoarang perawat dan pengalaman pri badi karena gangguan penyakit maag yang dideritanya, membuat “Su” termotivasi untuk belajar tanaman herbal dan mempraktekan ramuan herbal pertama kali untuk dirinya sendiri. Sebagaimana yang dikutip dalam wawancaranya: “Gara-gara waktu itu ibu punya penyakit maagh, kitanya juga bukan orang ada, Cuma bisa beli obat warung. Tapi dari situ ibu coba-coba buat belajar ramuan herbal. Karena dari dulu ibu emang udah suka ngeramu tanaman herbal” 91 90 Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di industri Tas. Bogor, 16 November 2014 91 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor 5 Mei 2015 Gambar 4.7 UKM Tanaman Obat Herbal Selain karena pengalaman sakit maagh yang dideritanya, ada hal yang juga melatarbelakangi “Su” menekuni usaha ini yaitu pribadi “Su” yang kegemarannya mengelola tanaman herbal dan juga mendapatkan kepercayaan untuk memanfaatkan lahan maka sejak Tahun 2006 hingga saat ini sudah lebih dari 200 jenis tanaman yang ditanam dan diolah menjadi herbal dari Sari Sehat Desa Tegalwaru. Berbagai jenis tanaman obat hampir keseluruhan terdapat di Sari Sehat seperti jahe, lengkuas, lidah buaya, rosella, mengkudu, saga, kumis kucing dan yang lainnya. “Su” mengaku sejak ada Yayasan KUNTUM usahanya semakin dikenal banyak orang, bukan hanya di daerahnya saja bahkan sampai ke luar negeri seperti ke Hongkong. Ini salah satu kutipan wawancara “Su”: “Alhamdulillah ada tambahan, kita jadi dikenal orang, kita lebih berkembang, suka ada yang syuting, diliput, masuk majalah, masuk radar Bogor juga, dan brosur kita berjalan.” 92 Selain itu dalam memproduksi tanaman herbal, “Su” selalu menjaga khasiat olahan tanaman herbal tersebut mulai dari cara merawat tanamannya, mebersihkan, menjemur hingga alat- alat pengolahannya. “Su” tidak bekerja sendirian, namun dibantu oleh anaknya dan ditemani oleh 2 92 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015 orang tukang kebun. Sari sehat merupakan tempat wajib yang dikunjungi oleh tamu. Usaha yang dijalankan “Su” sangat jarang sekali di contoh oleh orang lain, namun tempatnya pun sangat mendukung mulai dari saung dimana para pengunjung bisa saling berdiskusi mengenai penyakit dan obat yang cocok untuk penyakit tersebut. Seperti ungkapan “Su” dalam wawancaranya: “ di sini tuh tempat langganan tamu Bu Tatik, kita sering ngobrol- ngobrol di saung sama tamu tentang masalah penyakit apa aja. Nanti tinggal ibu kasih tau obat yang cocok sama penyakitnya “ 93 Gambar 4.8 Tamu Yayasan KUNTUM yang berkunjung ke Sari Sehat Dengan semakin banyak pengunjung yang datang ke Sari Sehat, semakin banyak pula yang membeli obat-obatan herbal. Bahkan ada juga yang membeli borongan kemudian dijual kembali di tempat lain. Seperti yang diungkapankan “Su” dalam wawancaranya: “ saking cocoknya obat herbal buatan ibu, yang tadinya cuma beli satu bungkus eh besok-besok minta di kirimin lagi. ada juga yang beli borongan untuk dijual lagi sama mereka, kaya 10 bungkus buat penyakit maagh, 10 bungkus lagi buat penyakit diabetes, ya gitu “ 94 93 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015 94 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015 Dengan banyaknya per mintaan dari konsumen. “Su” pun menjadi kualahan dalam meramu obat herbalnya, hampir setiap hari “Su” menghabiskan waktu di dapurnya. Dalam menjalankan usahanya, “Su” sudah menyerap tenaga kerja sejumlah 4 orang termasuk anaknya sendiri. Salah satu pekerja yang bekerja di Sari Sehat adalah “D”. “D” adalah orang pendatang yang menikah dengan warga Tegalwaru, istrinya yang asli dari Tegalwaru. “D” sudah menikah dan sudah mempunyai 1 orang anak yang saat ini masih duduk di bangku SD. Istri “D” juga bekerja di salah satu pengrajin tas. “D” sudah bekerja di Sari Sehat selama 3 tahun sebagai tukang kebun. Sebelum bekerja di Sari Sehat “D” memang tidak bekerja atau sedang menganggur. “D” di tawarkan pekerjaan oleh “Su” menjadi tukang kebun, awalnya “D” tidak mau karena takut tidak bisa merawat tanaman herbal kepunyaan “Su”. Akhirnya lambat laun “D” di ajari oleh “Su” cara merawat, menanam dan memetik hasil panen. Seperti yang diungkapakan dalam wawancaranya: “ waktu itu saya di tawarin jadi tukang kebun. saya gak mau karena saya gak terbiasa merawat tanaman, terus saya juga takut tanaman ibu mati. Tapi waktu itu ya di ajarin sama ibu lama- lama bisa gitu. “ 95 Pernyataan “D” juga diperkuat dengan pernyataan “Su” dalam wawancaranya: “ ia dulu mah “D” tidak mau ibu suruh kerja, ya mau gak mau saya ajarin dulu setiap harinya. Walaupun ada yang kering kembangnya lupa di siram. Tapi tidak apa- apa, lama kelamaan “D” bisa merawat kebun ini di bantu dengan yg lain yah.” 96 95 Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015 96 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015