Suara Aku Sepercik Air

5. Penyelesaian Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dalam sebuah karya. Tahap penyelesaian terjadi ketika Juwita mengakhiri hidupnya. Juwita yang tidak mampu menerima bahwa dirinya telah terlupakan menjadi putus asa dan mengakhiri hidupnya. Seperti terlihat dalam kutipan berikut. “Hari ketiga setelah klipping yang dihanyutkan itu kuterima, pelayan kafe menyerahkan sebuah amplop berprangko kepadaku. Di dalam nya terselip dua lembar kertas yang sama seperti kupungut dari permukaan Ciliwung. Bedanya pada kata-kata “Hanya seorang biduan…,” stabilo merah tua digariskan dengan tegas oleh tarikan tangan dari seseorang yang menyesali diri. ” 29

b. Aku Sepercik Air

1. Tahap Pengenalan Alur yang digunakan dalam cerpen Aku Sepercik Air adalah alur maju. Tahap awal dari segala pengisahan menampilkan tokoh Munah dan kecemasan yang dialaminya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. “Andainya sepanjang siang tadi, ya seandainya seluruh hidupku kujalani dengan aman dan tenang, tentulah senja yang celaka ini takkan terlalu menyesakan pikiranku. ” 30 2. Konflik atau tikaian Konflik atau tikaian adalah ketegangan atau pertentangan antara dua kepentingan atau kekuatan di dalam cerita rekaan atau drama. Konflik dalam cerpen ini terjadi ketika usaha Nizam gulung tikar, lalu ia meninggalkan Munah untuk perempuan lain. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. “Jatuhnya usaha suamiku ini tiada memberikan pengaruh apa-apa terhadap diriku. Aku tak mengejek dia karena dia 29 Ibid, h. 41 30 Martin Aleida, Leontin Dewangga, h. 97 gagal. Tak mempertahankan sikapku bahwa biar bagaimanapun janganlah kita meninggalkan kota kelahiran sebagaimana yang pernah kukatakan dulu. Tetapi, dalam kejatuhannya itu suamiku bukannya lebih bersatu dengan aku dan anak-anak kami. Penyakit lamanya kambuh kembali, penyakit laki-laki yang diperbudak birahi. Dia melakukan hubungan dengan perempuan lain. Agama, menurut pengertiannya, mengizinkan dia mempermadu aku. Tapi, tuhan tentu tidak membiarkan dia menyakiti hatiku. ” 31 3. Komplikasi Komplikasi atau rumitan adalah bagian tengah yang mengembangkan konflik. Komplikasi terjadi ketika Munah meminta ijin kepada anak-anaknya untuk menemui Nizam agar membiayai biaya ke Asahan. Fadilla tidak menyetujui ide ibunya untuk menemui sang ayah. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. “Jangan Ibu Jangan kesana, ayah hanya akan menghina Ibu. Sepeser pun takkan dia beri. Biarlah aku yang menabung serupiah ke serupiah, sampai kita bertiga bisa pulang. Kan aku sudah bekerja. ” 32 4. Klimaks Klimaks adalah puncak ketegangan. Klimaks dalam cerpen ini terjadi ketika akhirnya Munah mendatangi rumah Nizam. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. “Sesudah lebih kurang satu jam berjalan kaki, aku, Fadilla, dan Lailan hanum sampai di Rajawali, di dekat rumah suamiku. Di depan rumah terdapat empang. Kedua anakku menunggu di atas pematang di seberang rumah. Pelan tanganku mengetuk pintu. Kuketuk lagi. Kedengaran sepasang kaki mendekat. “Assalamu’alaikum,” seruku. Terdengar jawaban. Pintu dikuakan tangan. Di bawah 31 Ibid, h. 100 32 Ibid, h. 106