Sinopsis Tiga Cerpen Martin Aleida

“Dari dia sendiri jugalah kuketahui bahwa perkawinannya dengan dokter itu akhirnya kalah juga menghadapi suara- suara yang terus berdesakan dari dalam relung jiwanya. ” 3 Pinora Pinora merupakan seorang penulis beruntung. Ia beruntung karena dapat menulis hingga usinya yang sudah senja. Pinora merupakan teman Juwita. Ia merupakan orang yang menghargai dan mendukung Juwita diwaktu Juwita membutuhkan pengakuan dari orang lain dan para seniman. “Dan matanya berseri-seri menahan kebahagiaan ketika kukatakan bahwa aku akan mencarikan teman yang bersedia mencarikan sponsor untuk memamerkan sketsa- sketsanya itu di satu galeri kecil. ” 4 Bang Ote Bang Ote merupakan pemilik perahu di kali Ciliwung, tepatnya kurang lebih seratus meter di sebelah timur dari kafe seberang Gedung Kesenian.. Ia yang membantu orang-orang untuk menyeberang di kali itu. “Apakah bang Ote menyeberangkan Mama tadi?” tanyaku kepada pemilik perahu. “Ya. Dua kali dia menyeberang. Seperti orang kebingungan. Membawa segulung kertas. Waktu disapa, dia tak menjawab. ” 5

b. Aku Sepercik Air

Munah Munah merupakan seorang istri sekaligus ibu. Ia juga merupakan perempuan yang peduli terhadap lingkungan.selain itu, ia merupakan istri yang patuh terhadap suaminya. Ia pun ikut suaminya untuk merantau ke Jakarta. Di tengah kesetiaan dan kepatuhan yang ia berikan kepada suaminya, ia juga diberikan penghianatan oleh suaminya. Munah sangat sayang pada dua 3 Ibid, h. 35 4 Ibid, h. 38 5 Ibid, h. 40 anaknya. Ia ingin diceraikan secara baik dan diberikan uang untuk pulang ke kampung bersama anak-anaknya. Untuk membalas dendamnya, ia pun memberanikan diri menemui suaminya dan membalas penghianatan yang diterimanya. “Andainya penduduk kota yang berbilang ribuan itu saban pagi menjemput segenggam pasir gosong dan menimbunkannya ke tepian, kupikir mata pencaharian mereka yang sama sekali tergantung pada sungai itu tentulah akan tertolong. Asahan tertolong. ” 6 “Aku hanya seorang perempuan, seorang istri, dan sudah menjadi adat kebiasaan di daerah kami bahwa seorang istri haruslah mengalahkan pikiran-pikirannya dan tunduk pada suami. ” 7 “Aku merasa diriku diperlakukan sewenang-wenang. Aku harus melawan. Melawan untuk menghancurkan si pendosa. ” 8 “Mengapa ayah begitu sampai hati. Memperlakukan ibu sehina ini, madu kesetiaan dari ibu kau balas dengan tuba kesewenang-wenangan .” 9 Nizam Nizam adalah suami dari Munah. Saat usahanya jatuh, ia melakukan hubungan dengan perempuan lain. Ia merupakan seseorang lelaki yang tidak bertanggung jawab pada istri dan anak- anaknya. Ia tinggal bersama perempuan barunya dan mempunyai usaha menyewakan rumah di satu daerah gelap. “Tetapi, dalam kejatuhannya itu suamiku bukannya lebih berastu dengan aku dan anak-anak kami. Penyakit lamnya kambuh kembali, penyakit laki-laki yang diperbudak birahi. Dia melakukan hubungan dengan perempuan lain. ” 10 Fadilla Fadilla adalah anak pertama dari Munah dan Nizam. Fadilla sudah menikah dan mempunyai satu anak. Namun sayang, istrinya 6 Martin Aleida, Leontin Dewangga, h. 98 7 Ibid, h. 99 8 Ibid, h. 102 9 Ibid, h. 106 10 Ibid, h. 100 meninggalkannya karena menganggap Fadilla tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia adalah anak laki-laki yang bertanggung jawab, ia mencari nafkah untuk ibu dan adiknya. “Aku bangga juga punya anak laki-laki yang sudah sanggup mengambil alih kewajiban orangtuanya yang tak bertanggung jawab. ” 11 “Kau temukan kesetiaan pada ibu, tapi kau lemparkan. Sedangkan aku, seorang suami yang menunjukkan kesetiaan yang diturunkan ibu padaku, ditinggalkan istriku. ” 12 Lailan Hanum Lailan Hanum adalah anak kedua dari Munah dan Nizam. Lailan merupakan gadis yang lugu dan cantik. Hatinya mudah sekali tersentuh. “Lailan.” “Lama aku menunggu sampai dia menatapku. Matanya yang bundar dan jernih dengan bulu yang lentik dilindungi alis yang tebal memayung. Hidungnya menjulur landai dari dahinya yang lebar. Mancung, ditayang bibir yang tipis. Dadanya penuh ” 13

c. Malam Kelabu

Kamalludin Armada Armada adalah seorang pelaut yang berasal yang berasal dari kota kecil di Asahan. Ia merupakan laki-laki yang suka berterus terang, jujur, penuh semangat, dan keras hati. Ia meninggalkan keluarganya untuk tujuan kebebasan. Lingkungan keluarga yang feudal dan fanatik mendorong dia untuk memilih jalan itu. Armada juga merupakan laki-laki yang tanggung jawab, ia berniat melamar kekasihnya, Partini. Namun kenyataan hidup membuatnya putus asa. “Yah. Orang-orang Sumatera suka terus terang. Saya senang dengan sikap itu. ” 14 ”Saya juga berterimakasih atas 11 Ibid, h. 103 12 Ibid, h. 107 13 Ibid, h. 109 14 Martin Aleida, Mati, Baik-Baik Kawan, h. 28