Malam Kelabu Tokoh dan Penokohan

c. Malam Kelabu

Tema dari cerpen Malam Kelabu ialah kisah cinta seorang laki- laki dengan gadis yang menjadi korban G30SPKI. Partini dan Armada berencana untuk menikah. Armada pun datang ke desa Partini untuk segera melamarnya. Namun sayang, Partini yang merupakan anak dan keponakan dari dua orang lelaki yang bergabung dalam PKI ikut terbunuh oleh dendam orang banyak. “Partini, ibu, dan adik-adiknya jadi korban. Karena di rumah mereka bersembunyi paman mereka, seorang komunis. Seperti juga di daerah-daerah lain, keluarga komunis itu ikut hilang. Tak peduli Ibu Mulyo yang buta huruf. Tak mau tahu dengan partini dan adik-adiknya yang buta politik. Politik tak punya mata. Mereka ikut hilang di tepi Bengawan. ” 23

3. Alur atau Plot a.

Suara 1. Tahap Pengenalan Tahap ini adalah tahap peristiwa untuk memperkenalkan tokoh dan latar. Dalam cerpen Suara, alur yang digunakan adalah alur maju. Tahap awal dari segala pengisahan dalam cerpen ini menampilkan tokoh Marwah Juwita dengan suaranya yang indah. Seperti terlihat dalam kutipan berikut. “Agaknya tak ada lagi yang tersisa. Semua sudah dia lakukan untuk membuat suaranya berpetunang, suara yang bagaikan ditumpangi roh yang bisa menambat dan mempesona hati pendengarnya. ” 24 2. Konflik atau tikaian Tahapan ini merupakan tahap ketegangan atau pertentangan antara dua kepentingan atau kekuatan di dalam cerita rekaan atau 23 Martin Aleida, Mati, Baik-Baik Kawan, h. 39 24 Martin Aleida, Dendam Perempuan, h. 27 drama. 25 Tahap konflik dalam novel ini terjadi ketika pernikahan harus menjadi anak tangga terakhir bagi karir Juwita. Juwita yang rela melakukan segala cara untuk menambah kemerduan suaranya akhirnya harus meninggalkan karirnya karena suaminya tidak lagi memperbolehkannya menyanyi. Seperti dalam kutipan berikut. “Sampai datanglah seorang pria, seorang dokter, yang sangat dia kasihi, yang, namun, sayangnya telah membuat pernikahan mereka menjadi anak tangga terakhir bagi karirnya. Kabar yang tersiar menyebutkan sang suami memingitnya, melarangnya menyanyi dan mengurangi kesempatannya untuk bertemu dengan para penggemar dan teman-temannya .” 26 3. Komplikasi atau rumitan Tahapan adalah bagian tengah yang mengembangkan konflik. Pada tahap ini terjadi peningkatan konflik sehingga alur cerita meninggi. Komplikasi terjadi ketika Juwita bertemu Pinora, lalu menjadi pengunjung tetap kafe di seberang Gedung Kesenian Jakarta. Seperti dalam kutipan berikut. “Setelah pertemuan itu, boleh dikatakan Marwah menjadi pengunjung tetap kafe yang terletak di seberang gedung pertunjukan di tepi Kali Ciliwung itu, tempat dimana para seniman dari berbagai bidang sering bertemu. ” 27 4. Klimaks adalah puncak ketegangan Klimaks dalam cerpen ini terjadi ketika para seniman muda tidak menghiraukan keberadaan Juwita sebagai penyanyi tenar akhir tahun 1950-an. Seperti dalam kutipan berikut. “Dan dengan mata berkaca-kaca dia menyesali bahwa di antara para seniman yang sering nongkrong di kafe itu tak ada yang mengenalnya sebagai penyanyi tenar pada akhir tahun 1950-an. Kalaupun ada, Cuma satu-dua seniman tua yang kadang-kadang saja mampir ke situ. ” 28 25 Aminuddin dalam Dr, Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, Jakarta: Grasindo, 2008, h. 159 26 Martin Aleida, Dendam Perempuan, h. 32 27 Ibid, h. 34 28 Ibid, h. 35-36 5. Penyelesaian Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dalam sebuah karya. Tahap penyelesaian terjadi ketika Juwita mengakhiri hidupnya. Juwita yang tidak mampu menerima bahwa dirinya telah terlupakan menjadi putus asa dan mengakhiri hidupnya. Seperti terlihat dalam kutipan berikut. “Hari ketiga setelah klipping yang dihanyutkan itu kuterima, pelayan kafe menyerahkan sebuah amplop berprangko kepadaku. Di dalam nya terselip dua lembar kertas yang sama seperti kupungut dari permukaan Ciliwung. Bedanya pada kata-kata “Hanya seorang biduan…,” stabilo merah tua digariskan dengan tegas oleh tarikan tangan dari seseorang yang menyesali diri. ” 29

b. Aku Sepercik Air

1. Tahap Pengenalan Alur yang digunakan dalam cerpen Aku Sepercik Air adalah alur maju. Tahap awal dari segala pengisahan menampilkan tokoh Munah dan kecemasan yang dialaminya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. “Andainya sepanjang siang tadi, ya seandainya seluruh hidupku kujalani dengan aman dan tenang, tentulah senja yang celaka ini takkan terlalu menyesakan pikiranku. ” 30 2. Konflik atau tikaian Konflik atau tikaian adalah ketegangan atau pertentangan antara dua kepentingan atau kekuatan di dalam cerita rekaan atau drama. Konflik dalam cerpen ini terjadi ketika usaha Nizam gulung tikar, lalu ia meninggalkan Munah untuk perempuan lain. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. “Jatuhnya usaha suamiku ini tiada memberikan pengaruh apa-apa terhadap diriku. Aku tak mengejek dia karena dia 29 Ibid, h. 41 30 Martin Aleida, Leontin Dewangga, h. 97