Aku Sepercik Air Sudut Pandang a.

a. Cerpen Suara

Dalam cerpen Suara, terdapat tokoh-tokoh yang berperan dalam tokoh perempuan utama yaitu Marwah Juwita. Selain itu, tokoh Juwita sendiri menggambarkan peran dan pandangannya sebagai perempuan. Dalam aspek fisis, citra yang tergambar dalam tokoh Juwita ialah perempuan yang mempunyai suara indah. Juwita juga merupakan sosok ideal sebagai perempuan. Juwita merupakan biduan yang mempunyai suara dan gaya yang dapat membuat orang lain terlena. Keindahan suara Juwita terlihat dalam kutipan berikut. “Suara dan gayanya menyanyi yang membuat orang terlena, ditambah nasib yang baik, tentu, dengan cepat melambungkan nya ke puncak kesohoran. Kurang dari setahun dia sudah menjadi bintang radio tingkat nasional. Dia menjadi orang yang paling diburu wartawan. ” 68 Tidak hanya suara dan gaya yang membuat orang terpesona. Juwita juga mempunyai pesona kecantikan yang mempesona. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut. “Matanya, yang bagaikan bintang yang tak kenal redup, dan bibirnya yang sensual bak delima rekah kematangan, menghiasi berbagai majalah. Sungguhpun warna kulit majalah waktu itu cuma hitam-putih, namun tidak mengurangi kejelitaannya .” 69 Kutipan tersebut memperlihatkan kecantikan seorang Juwita. walaupun warna kulit majalah pada saat itu masih hitam-putih, namun tidak mengurangi kejelitaan Juwita sedikit pun. Mata Juwita diumpamakan bagai bintang yang tak kenal redup. Bintang memiliki cahaya yang indah, jika mata Juwita digambarkan bagai bintang yang tak kenal redup maka, mata Juwita memiliki cahaya yang terus bersinar. Bibir Juwita diumpamakan delima rekah kematangan. Delima yang merekah kematangan akan berwarna merah. Bibir Juwita yang sensual dengan warna kemerahan menambah pesona kecantikan Juwita. 68 Martin Aleida, Dendam Perempuan, h. 30-31 69 Ibid, h. 46 Selain itu, nama Juwita pun sudah menopang kejelitaannya. Nama biasanya adalah lambang pengharapan orang tua terhadap anaknya. Pengharapan dalam nama Juwita membawa kenyataan pada fisik Juwita. Kata Juwita sebenarnya berasal dari juita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, juita mempunyai arti cantik; elok. Sedangkan jelita mempunyai arti cantik sekali; elok. Maka, dapat dikatakan bahwa nama Juwita serupa dengan fisiknya yang jelita. Nama Juwita yang berarti cantik ditopang keindahan fisiknya yang cantik pula. Secara fisis, pernikahan juga menunjukkan bahwa wanita telah memasuki tahap dewasa. Begitu pun yang dialami oleh Juwita. Seperti terlihat dalam kutipan berikut. “Sampai datanglah seorang pria, seorang dokter, yang sangat dia kasihi, yang, namun, sayangnya telah membuat pernikahan mereka menjadi anak tangga terakhir bagi karirnya. ” 70 Dalam kutipan tersebut terlihat bahwa dalam aspek fisis, Juwita tercitra sebagai wanita dewasa. Juwita memasuki jenjang pernikahan dengan seorang dokter. Pernikahan nantinya akan berkaitan dengan aspek psikis dan sosial. Dalam cerpen ini digambarkan pula sosok Juwita ketika sudah usia renta. Seperti terlihat dalam kutipan berikut. “Kaget. Aku tegak. Di depanku berdiri seorang perempuan dengan senyum yang hampir meledak menjadi tawa. Mulutnya mengulum gigi palsu. Gincu merah yang memoles bibirnya tak bisa menyelamatkan ketuaan yang tergurat dengan nyata pada keriput yang bertumpuk di pojok matanya. Walau tua, namun, matanya tetap berbinar. ” 71 Dalam cerpen Suara, pada tahap awal hanya dicitrakan Juwita sebagai perempuan yang cantik. Nama sekaligus fisik Juwita menggambarkan kecantikan seorang biduan. Namun, ketika ia sudah renta dicitrakan bahwa Juwita menggunakan gigi palsu dan gincu merah untuk menyelamatkan 70 Ibid, h. 32 71 Ibid, h. 33