78
4.4.3 Jenis Cibal-cibalen Berupa Peralatan
Jenis cibal-cibalen berupa peralatan yang dipakai pada saat upacara ercibal kain putih, tikar putih amak mbentar, kemenyaan, minyak wangi dan
uis. Tikar putih amak mbentar yang di pakai pada saat upacara ercibal harus berwarna putih dan juga harus terbuat dari ayaman bengkuang dan tidak bisa
terbuat dari tikar plastik sedangkan kemenyaan akan dibakar di pedupan kecil. Kemenyaan berfungsi sebagai penghatar bagi kekuatan gaib yang
memasuki tubuh yang kesurupan atau dengan kata lain kemenyaan yang di bakar menjadi pedoman bagi kekuatan gaib yang datang memasuki tubuh yang
kesurupan. Sedangkan minyak wangi dipakai oleh Guru Sibaso sebagai pemimpin upacara yang gunanya untuk memudahkan mencapai kesurupan yang sempurna
karena kekuatan gaib yang datang memasuki tubuh yang kesurupan sangat suka dengan aroma minyak wangi. Sedangkan uis yang digunakan pada saat upacara
adalah uis nipes, uis ragin teneng, uis mentar dagangen mentar dan uis mbiring.
4.4.4 Jenis Cibal-cibalen Berupa Belo
Disamping cibal-cibalen lainnya, perlengkapan yang dibutuhkan pada saat upacara ercibal adalah belo sirih. Terdapat 5 lima macam belo, yaitu :
a Belo Cawir, b Belo Kinapur , c Belo Penjujuri, d Belo Cawir Siwah Sepulusa dan e Belo Sempedi sirih 1 ikat yang besar.
Belo Cawir
Belo cawir yaitu daun sirih yang tidak memiliki cacat, dalam arti daun sirih yang masih lengkap dengan batangnya dan daunnya tidak rusak. Setiap
Universitas Sumatera Utara
79 upacara ercibal yang dilaksanakan di Desa Doulu, belo merupakan salah satu
persyaratan yang paling utama cibal-cibalen sesajian yang wajib ada. Ini dikarenakan belo merupakan sebagai lambang komunikasi kepada kekuatan gaib
agar kekuatan gaib tersebut dapat mengabulkan permintaan si pemohon. Belo Cawir ini biasanya dipersiapkan oleh orang yang ingin melaksanakan upacara.
Belo Kinapur
Belo kinapur yaitu belo atau daun sirih dan kelengkapannya seperti tembakau bako, pinang, gambir dan kapur yang disajikan sebagai cibal-cibalen.
Belo ini juga ada pada upacara yang dilaksnakan di Deleng Sibayak yaitu upacara Releng Tendi, Lau Debuk-debuk pada upacara Erpangir Ku Lau dan Mata Air
Nini Penawar. Belo harus dipersiapakan sebelum pada hari dilakukannya upacara ercibal dan pada saat upacara, belo tersebut ditaruh di atas kain putih atau di atas
daun pisang.
Belo Penjujuri
Belo penjujuri
merupakan daun sirih lengkap dengan batangnya serta kelengkapannya seperti gambir, pinang, kapur, yang dipersiapkan sebelum
memulai percakapan suatu musyawarah. Biasanya belo ini juga ada pada upacara Releng Tendi di Deleng Sibayak atau perumah begu. Untuk upacara Releng Tendi
di Deleng Sibayak, cibal-cibalen semuanya dipersiapkan oleh Guru Sibaso.
Belo Cawir Siwah Sepuluhsa
Belo cawir siwah sepuluhsa yaitu terdiri dari sembilan ikat dan sepuluh ikat daun sirih lengkap dengan batangnya dan tidak cacat. Daun sirih tersebut
Universitas Sumatera Utara
80 dipergunakan pada saat upacara Releng Tendi di Deleng Sibayak dan upacara
Erpangir Ku Lau yang berada di Lau Debuk-debuk. Belo cawir siwah sepuluhsa dipersiapkan oleh Guru Sibaso. Belo ini dipersiapkan dari rumah sebelum
berangkat menuju tempat dilaksanakannya ercibal.
Belo Sempedi
Belo sempedi
yaitu daun sirih satu ikat lengkap dengan batangnya. Belo ini dipergunakan setiap dilakukannya upacara ercibal, baik upacara Erpangir Ku
Lau, Releng Tendi dan Ndilo Wari Udan. Biasanya belo ini dipersiapkan oleh Guru Sibaso maupun orang-orang yang ingin melakukan ercibal terutama di Desa
Doulu. Belo dianggap sebagai persyaratan utama yang diwajibkan harus ada pada
setiap melakukan ercibal . Memberikan sirih kepada kekuatan gaib bertujuan untuk memohon agar kekuatan gaib tersebut bermurah hati menolong dan
mengabulkan permohonan dari pelaku ercibal. Sirih juga dianggap sebagai alat komunikasi kepada kekuatan gaib.
4.5 Upacara Ritual