81 makhlus halus lain dan dalam usahanya untuk berkomunikasi dengan Tuhan atau
makhluk gaib lainnya. Upacara ini biasanya berlangsung berulang-ulang, baik setiap hari, tiap musim atau kadang-kadang saja. Tergantung dari isi acara
tersebut. Suatu upacara religi biasanya terdiri dari suatu kombinasi yang merangkaikan beberapa tindakan, seperti : berdoa, bersujud, bersaji, menari,
menyanyi, bertapa, bersemadi, berkorban makan bersama, berprosesi, berseni drama suci dan berpuasa Koentjaraningrat, 1980:81
25
. Di Desa Doulu terdapat beberapa upacara ritual yang dilaksanakan dalam
usaha untuk berkomunikasi dengan Tuhan atau makhluk gaib lainnya dengan tujuan yang berbeda-beda, misalnya upacara yang dilakukan berkaitan terhadap
ekonomi, kesehatan, psikologi maupun upacara yang dilakukan terhadap lingkungan alam. Upacara-upacara yang dilaksanakan di Desa Doulu yaitu : 1
Erpangir Ku Lau, 2 Buah Huta-huta dan 3 Releng Tendi.
4.5.1 Upacara Erpangir Ku Lau
Erpangir merupakan suatu teknik dalam penyembuhan, meminta rejeki dan menolak bala yang menimpa suatu keluarga, individu, kelompok dan lainnya.
Salah satu contoh pelaksanaan Erpangir Ku Lau yang dilaksanakan oleh keluarga Nd. A Br. Sembiring 53 Tahun yang ingin meminta rejeki kepada nini yang ada
di Lau Debuk-debuk.
25. Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I,1980. Jakarta, Penerbit UI-Press.
Universitas Sumatera Utara
82 Sebelum keluarga Nd. A Br. Sembiring melakukan erpangir, di pinggiran
telaga disusun berbagai macam sesajian cibal-cibalen. Bermacam-macam panganan makanan juga disediakan seperti pisang, cimpa rambe-rambe, cimpa
unung-unung, cimpa lepat, jeruk, buah pir, apel dan sesajian tersebut disusun rapi dan dialasi dengan tikar atau uis dagangen kain putih. Dan yang tidak pernah
ketinggalan, yaitu daun sirih dan rokok yang dijepit di ranting kayu yang dipancakkan.
Maka mulailah dipanggil erlebuh nini yang ingin ditemui. Guru yang memanggil nini biasanya dibawa oleh keluarga yang erpangir. Nini menghibur
yang berkeluh kesah dan memberikan ramuan obat. Kadang nini menjernihkan hati orang yang berselisih. Kebijaksanaan ini disampaikannya dengan
bersenandung. Terkadang melalui dialog terdapat terlontar kata-kata yang tidak bisa dimengerti maknanya. Nini mengatakan “Sabar-sabar nakku, gundari lenga
kin lit sen ndu, cukup man ras ongkos saja. Pepagin mbue nge rehna. Ban mbuena, dahkam, man embahken pagi ku rumah galang sabar ya nak, sekarang
memang kamu belum punya uang, hanya cukup untuk makan dan ongkos saja, tetapi besok-besok akan bertambah banyak, karena banyaknya maka kamu harus
mengantarnya ke bank”. Si nini mengajak menari keluarga yang erpangir . Acara cengkerama ini berlangsung lama. Kemudian acara diakhiri dengan erpangir. Nini
mangiri seluruh keluarga dengan ramuan yang sebelumnya sudah disoakan. Siraman pangir di kepala disambut dengan tawa gembira. Setelah keluarga
dipangiri, maka keluarga pammit pada nini. Guru mengangkat tangan tinggi- tinggi dengan mata terpejam, sambil kakinya terus menari mengikuti irama musik
Universitas Sumatera Utara
83 kulcapi atau belobat yang diputar melalui tape recorder. Sampai akhirnya kembali
normal dan nini meninggalkan tubuhnya.
4.5.2 Upacara Buah Huta-huta atau Nini Galuh Kuta