Kepentingan Kelestarian Lingkungan Sekitar Tempat Keramat Kepentingan Perdamaian Konflik

73 “Bibik pernah bermimpi buruk tentang keluarga bibik. Bibik takut mimpi bibik itu benar-benar akan terjadi sama keluarga bibik. Jadi bibik melakukan ercibal disini Lau Debuk-debuk untuk berdoa sama nini agar mimpi buruk bibik tidak menjadi kenyataan, keesokan harinya bibik tidak bermimpi buruk lagi”. Dari penuturan di atas dapat dilihat bahwa pelaku ercibal tersebut memohon dan berdoa kepada nini agar mimpi buruk yang ia mimpikan tidak akan terjadi terhadap keluarga mereka. Pelaku ercibal tersebut menganggap bahwa nini dapat menolong si pelaku ercibal agar setiap permohonan dapat dikabulkan oleh nini. Dengan adanya pemberian sesajian kepada nini yang telah dilakukan oleh Nd. N Purba, Nd. N Purba tersebut merasa tenang karena tidak adanya lagi rasa kuatir akan bermimpi buruk lagi. Pelaksanaan upacara dipimpin oleh Nd. N Purba. Pemimpin upacara bisa juga dilaksanakan oleh Guru Sibaso tetapi tergantung dari seseorang ataupun keluarga yang akan melaksanakan upacara.

4.3.4 Kepentingan Kelestarian Lingkungan Sekitar Tempat Keramat

Pemberian sesajian berdasarkan kepentingan kelesetarian lingkungan alam yaitu bertujuan untuk menjaga lingkungan tetap terjaga dengan baik ataupun menjaga tanaman pertanian agar tidak diserang oleh hama. Pada upacara tersebut, memohon kepada nini agar kampung mereka terhindar dari malapetaka, seperti gempa, longsor, dan banjir. Upacara yang dilaksanakan dengan tujuan menjaga alam tetap terjaga dengan baik ialah dengan melaksanakan upacara Buah Huta- huta ataupun dilaksanakan oleh keluarga inti maupun keluarga luas. Upacara Buah Huta-huta dilaksanakan di tengah Desa Doulu sedangkan keluarga inti melaksanakan upacara di Lau Debuk-debuk, Mata Air Nini Penawar, Deleng Pertektekken dan Deleng Singkut. Sesajian yang dipersiapkan dan Universitas Sumatera Utara 74 disesajikan kepada kekuatan gaib yaitu berupa beraneka ragam cimpa cimpa lepat, cimpa unung-unung, cimpa pustaka, cimpa rambe-rambe, buah-buahan jeruk manis, apel, anggur, kelapa muda, pisang, mangkuk putih yang berisi air putih dan berbagai jenis bunga gradiol, bunga sedap malam, bunga tekwa. Jika upacara Buah Huta-huta dilaksanakan, maka sebagai pemimpin upacara adalah Guru Sibaso. Sedangkan jika yang melaksanakan upacara berupa keluarga inti maka upacara dipimpin oleh kepala keluarga. Upacara Buah Huta- huta di Desa Doulu dilaksanakan setiap bulan April setiap tahunnya. Sedangkan bagi keluarga inti, upacara dilaksanakan menurut hari baik untuk melaksanakan upacara yaitu pada hari aditia naik, cukra dudu lau dan belah purnama raya. Upacara harus dilaksanakan pada hari yang baik menurut kelender suku Karo.

4.3.5 Kepentingan Perdamaian Konflik

Pemberian sesajian berdasarkan perdamaian konflik ialah ditujukan untuk mendamaikan, mengharmoniskan ataupun menciptakan kembali hubungan yang baik dengan saudara-saudara ataupun dengan seseorang dengan yang lain yang sedang berkonflik. Tidak jarang orang-orang tersebut memohon kepada kekuatan gaib yang berada di tempat-tempat keramat untuk menciptakan hubungan yang baik dengan saudara-saudaranya atau bahkan mereka mendatangkan kekuatan gaib yang ada di tempat keramat tersebut melalui Guru Sibaso untuk mendamaikan orang yang sedang berselisih. Biasanya kepentingan ini ialah untuk menjemput tendi atau nini. Universitas Sumatera Utara 75 Pelaksanaan upacara pemberian sesajian ercibal ini dilaksanakan di Lau Debuk-debuk, Mata Air Nini Penawar, Deleng Pertektekken, Deleng Singkut dan Deleng Sibayak. Jenis sesajian cibal-cibalen yang dipersiapkan ialah daun sirih beserta kelengkapannya tembakau, gambir, kapur sirih, rokok, korek api, buah- buahan seperti apel, anggur dan jeruk, mangkuk putih berisi air putih dan minyak wangi. Upacara pemberian sesajian dilaksanakan oleh keluarga luas maupun keluarga inti. Jika permasalahan antar sesama saudara ataupun sesama keluarga bisa didamaikan oleh pihak keluarga lainnya, maka hanya pihak keluarga saja yang akan melaksanakan upacara yang dipimpin oleh orang yang paling tua ataupun orang yang dianggap mampu untuk melaksanakan upacara. Tetapi adakalanya upacara juga dipimpin oleh Guru Sibaso jika hubungan antar sesama atau keluarga tersebut sulit untuk didamaikan kembali. Pemberian sesajian untuk kepentingan perdamaian konflik juga dilaksanakan oleh keluarga Bp. N Tarigan dimana Bp. N Tarigan ingin mendamaikan kembali saudara kandungnya yang telah 3 tahun tidak memiliki hubungan yang baik. Maka keluarga Bp. N Tarigan melaksanakan ercibal di Lau Debuk-debuk yang dipimpin oleh Guru Sibaso. Bp. N Tarigan mengatakan bahwa : “Sudah tiga tahun saudara kandung kila tidak haromis. Kila berusaha mendamaikan mereka, tetapi tetap tidak damai. Akhirnya kila mendatangi Guru Sibaso. Guru Sibaso menyuruh kila supaya ercibal di Lau Debuk-debuk memohon sama nini dan mempersiapkan cibal-cibalennya. Cibal-cibalennya ada berupa buah-buahan, cimpa, daun sirih dan rokok. Setelah kila melakukan ercibal di Lau Debuk- debuk, saudara kila berdamai lagi.” Universitas Sumatera Utara 76 Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa keluarga dari Bp. N Tarigan sudah erusaha untuk mendamaikan kembali saudaranya yang tidak memiliki hubungan yang harmonis selama tiga tahun. Akhirnya keluarga Bp. N Tarigan mendatangi Guru Sibaso untuk mendamaikan kembali saudara-saudaranya. Guru Sibaso tersebut mengatakan bahwa keluarga Bp. N Tarigan harus melakukan ercibal di Lau Debuk-debuk dan memohon kepada nini agar saudara-saudara dari Bp. N Tarigan berdamai kembali. Setelah melaksanakan ercibal di Lau Debuk-debuk , saudara-saudara dari Bp. N Tarigan berdamai kembali. 4.4 Jenis Cibal-cibalen 4.4.1 Jenis Ciibal-cibalen Berupa Makanan