24 masa penjajahan Belanda. Setelah masa penjajahan tidak ada lagi sekitar pada
tahun 1950-an beberapa penduduk desa yang pergi tersebut kembali lagi ke Desa Doulu. Penduduk yang berada di Desa Doulu bertanya kepada beberapa penduduk
yang kembali ke Desa Doulu, penduduk bertanya “Ku ja kam lawes?” mau kemana kam pergi? dan beberapa penduduk yang kembali tersebut menjawab
“Ateku lawes ku kuta dahulu” mau kembali ke desa dahulu, karena mendengar beberapa penduduk tersebut mengatakan ingin kembali ke desa dahulu sehingga
penduduk Desa Doulu menamakan desa mereka dengan nama Desa Doulu.
2.3 Keadaan Penduduk
Desa Doulu berpenduduk sekitar 1737 jiwa, laki-laki 873 jiwa dan perempuan 864 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sekitar 396 jiwa
lihat tabel 1. Pada umumnya, penduduk desa mayoritas suku Karo marga yang mendominasi ialah
marga Karo-karo Purba dari pada marga silima lainnya. Pada umumnya Karo- karo Purba lebih mendominasi di Doulu Dalam Doulu Kuta, sedangkan di Doulu
Pasar tidak banyak lagi yang bermarga Karo-karo Purba. Kelompok pendatang di Desa Doulu ada suku Jawa, suku Nias, dan suku Batak Toba dan Batak Tapanuli.
Kelompok pendatang ini awalnya datang hanya sebagai orang upahan bekerja di ladang si ngemo. Kemudian diantara mereka ada juga yang membawa
keluarga mereka untuk ikut bekerja dan tinggal di Desa Doulu. Para pendatang ini dapat menjadi warga desa apabila sudah disetujui oleh pemerintah desa. Pada
awalnya kelompok pendatang ini menyewa gubuk untuk dijadikan sebagai tempat tinggal, bahkan ada juga kelompok pendatang tersebut yang membeli tanah dan
Universitas Sumatera Utara
25 mendirikan rumah sendiri. Menurut Bpk. Purba kepala desa, mulai masuknya
pendatang ke Desa Doulu dimulai sejak tahun 1894. Sebagian besar penduduk Desa Doulu menganut agama Kristen Protestan 50
. Pada umumnya sebagian besar dari yang menganut agama Kristen ialah sebagai jemaat gereja GBKP Gereja Batak Karo Protestan dan sisanya beragama
Kristen Katolik 15 . Sedangkan penduduk desa lainnya beragama Islam 35 .
Dari segi tingkat pendidikan, sebahagian penduduk Desa Doulu hanya tamatan SD Sekolah Dasar. Jumlah warga desa yang belum sekolah adalah 127
orang 7,3 . Tidak tamat SD 173 orang 10 ini biasanya terjadi pada orang ttua yang sudah berumur, yang hanya tamatan SD adalah 492 orang 28,4
terutama pada orang tua, tamatan SLTP sederajat 402 orang 23,2, tamatan SLTA sederajat 491 orang 28,3 dan tamatan Perguruan Tinggi berjumlah 52
orang 3 . Anak-anak yang sudah tamatan SLTP melanjutkan sekolah ke Ibukota Kecamatan Berastagi dan bagi anak yang sudah tamat dari SLTA,
melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi di Ibukota Kecamatan Berastagi atau ke kota Medan.
Pada umumnya mata pencaharian masyarakat Desa Doulu adalah bertani 86,7. Ini dikarenakan, secara umum kehidupan masyarakat di Desa Doulu
bersifat agraris. Hasil pertanian merupakan sumber penghidupan pokok bagi kebanyakan penduduk desa. Hampir setiap masyarakat di Desa Doulu ikut terlibat
dalam mengelola lahan pertanian seperti menggarap sawah untuk ditanami padi dan lahan perladangan untuk ditanami tanaman jangka pendek seperti tomat,
sayur kol, cabe merah, cabe hijau, sawi hijau, strawbery serta tanaman tua seperti
Universitas Sumatera Utara
26 coklat, kopi dan sebagainya. Sedangkan sisanya ada yang bekerja sebagai
pedagang 6,75, sebagai Pegawai Negeri dan Swasta 2,5 dan pekerjaan lainnya 4,5.
2.4 Keadaan Geografis