88 kepada salah satu peserta maka si peserta tersebut harus menjawab pertanyaan
dari nini tersebut.
4.6.1 Larangan-larangan Pada Lokasi Ercibal
Warga Desa Doulu menganut suatu kepercayaan yang kuat terhadap tempat- tempat yang dianggap keramat. Tempat-tempat yang dianggap keramat yang
berada di Desa Doulu adalah berupa deleng gununghutan dan mata air panas yang berasal dari Deleng Sibayak. Masyarakat Desa Doulu mempercayai adanya
kekuatan gaib yang menempati hutan-hutan dan tempat-tempat yang dianggap keramat. Selain itu, masyarakat juga mempercayai adanya nini yang dapat
membantu dalam berbagai kesulitan, pengobatan, menangkal marabahaya dan juga melindungi kampung. Sebaliknya, nini juga bisa mendatangkan malapetaka
kepada orang-orang yang berbuat salah atau melanggar pantangan atau larangan- larangan yang ada pada tempat keramat tersebut. Pantangan ataupun larangan-
larangan tersebut juga memiliki hubungan yang kuat terhadap keseimbangan lingkungan alam.
Berlakunya kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib yang berada pada tempat-tempat yang dianggap keramat dapat membatasi perilaku masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan hidup. Seperti yang dikemukakan oleh Mac Kinnon dan Wilson dalam Taufik Ampera yang menyatakan bahwa peranan
kepercayaan lokal yang berkaitan dengan keberadaan kekuatan-kekuatan gaib, sangat efektif bagi pelestarian lingkungan
26
.
26.
. www.tradisidongeng.blogspot.com.
Universitas Sumatera Utara
89 Kepercayaan dan pengetahuan masyarakat Desa Doulu diwujudkan dalam
praktek-praktek larangan pada lokasi-lokasi ercibal dan kepercayaan itu juga mengharuskan masyarakat setempat menjaga lingkungan mereka. Larangan-
larangan yang diterapkan oleh masyarakat yang ada di Desa Doulu berupa berkata kotor, berperilaku kasar ketika memasuki hutan, menebang pohon, mencoret-coret
pada batu ataupun pohon yang ada pada tempat keramat tersebut dengan sesuka hati.
Salah satu informan yang menyatakan bahwa dilarangnya menebang pohon dengan sembarangan adalah bapak kepala desa yaitu Bpk. Purba 55 Tahun yang
mengatakan bahwa : “kalau ada penduduk yang memerlukan kayu untuk
membangun rumah atau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, penduduk disini hanya boleh mengambil
kayu yang sudah tua atau juga bisa mengambil batang bambu yang sudah tua”.
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa jika ada penduduk yang ingin mengambil ataupun menebang pohon maka penduduk tersebut hanya bisa
mengambil pohon bambu untuk keperluan pembangunan rumah. Bentuk kepercayaan lainnya ialah tidak membuang sampah dengan
sembarangan. Salah satu warga yang bermukim di Lau Debuk-debuk yaitu Nd. Tiani mengatakan bahwa :
“tempat ini dulu bersih, tidak ada sampahnya. Karena orang-orang yang melakuikan upacara disini takut
kena marah sama nini. Tapi sekarang gak lagi. Banyak orang yang membiarkan sampahnya terletak disitu.
Jadi kami yang disini terpaksa membersihkan”.
Universitas Sumatera Utara
90 Larangan-larangan lainnya yang juga mempunyai suatu tindakan yang
positif terhadap pemeliharaan lingkungan, adalah larangan penebangan pohon yang berada di Deleng Singkut, Deleng Pertektekken dan Deleng Sibayak. Sebagai
contoh, penduduk setempat ada yang percaya bahwa jika larangan ini dilanggar maka akan terjadi suatu peristiwa malapetaka terhadap pelanggarnya. Larangan
ini juga dapat diterapkan oleh penduduk sekitar sebagai suatu tindakan untuk mengurangi penebangan pohon-pohon secara sesuka hati, sehingga lingkungan
akan terjaga dengan baik.
4.7 Ercibal dan Kelestarian Lingkungan Sekitar Tempat Keramat Deleng