6 dibalik konsepsi keyakinan dalam bentuk mitos-mitos dan ritual yang berkaitan
dengan hal-hal yang dianggap suci dan keramat. Dibalik mitos dan praktek- praktek ritual tersebut tersembunyi fungsi ekologis yang besar yakni mengontrol
perilaku manusia mengeksploitasi lingkungan sekehendak hati. Dalam hal kaitan antara budaya dengan lingkungan juga didukung pendapat
oleh Rossle M. And Cleere dalam I Nyoman Wardi
10
yang manyatakan bahwa : “ The combine works of nature and mindkinds, they express a
long and intimate relationship between people and their environment. Certain sites reflect specipic techniques of land use
that protect and enhence biological diversity. Other are associated with powerful beliefs andartistic and traditional
customs, and enbody an exceptional spiritual relationship of people with nature.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa alam dan budaya saling mempengaruhi
dan keterkaitan hubungan budaya dengan lingkungan alam lazim dikenal dengan cultural landscape.
Studi-studi diatas menunjukkan bahwa kegiatan ercibal juga secara tidak langsung memberi sumbangan terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini membuat
peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut konsep ercibal pada orang Karo di Desa Doulu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis memfokuskan penelitian terhadap konsep ercibal pada orang Karo
yang dilakukan di tempat-tempat keramat dan juga mencoba mengamati apakah kelestarian lingkungan sekitar tempat ercibal tetap terjaga kelestariannya.
10. I Nyoman Wardi, Pengelolaan Warisan Budaya Berwawasan Lingkungan: Studi Kasus Pengelolaan Living Monument di Bali, 2008. situs http:ejournal.unud.ac.id, diakses pada tanggal
14 september 2009 pukul 16.00 wib.
Universitas Sumatera Utara
7 Untuk rumusan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan beberapa
pertanyaan penelitian, yaitu : 1.
Apa konsep ercibal dan konsep keramat bagi orang Karo terkhususnya bagi warga Desa Doulu?
2. Siapa-siapa saja yang melakukan ercibal?
3. Apa saja jenis cibal-cibalen yang disesajikan?
4. Dimana saja tempat-tempat ercibal yang pernah dilakukan di Desa
Doulu? 5.
Bagaimana kondisi lingkungan disekitar lokasi ercibal terutama kelestarian lingkungan sekitar tempat ercibal ?
1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Alasan peneliti mengambil melakukan penelitian di Desa Doulu karena
Desa Doulu memiliki tempat-tempat yang dianggap keramat dan juga masih ada warga desa maupun warga yang berasal dari luar desa melakukan ercibal
pemberian sesajian ke Desa Doulu. Di Desa Doulu juga masih terdapat upacara erpangir ku lau yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, membersihkan
diri, diberi jodoh, diberi rejeki, diberi keturunan dan sebagainya. Upacara ini dilaksanakan di Lau Debuk-debuk. Pada umumnya yang sering melakukan ercibal
ialah warga yang berasal dari luar Desa Doulu, bahkan ada juga yang datang dari luar kota.
Penulis memilih Desa Doulu sebagai lokai penelitian juga dikarenakan oleh tempat-tempat yang dianggap keramat di Desa Doulu terletak mengelilingi desa.
Universitas Sumatera Utara
8 Disini peneliti ingin lebih mengkaji apakah lokasi ercibal yang ada di Desa Doulu
dapat menjaga kelestarian lingkungan di Desa Doulu.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian