Perumusan Masalah Pertanyaan Penelitian

9 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti Peneliti mampu melakukan pengukuran parameter biologi untuk menentukan kualitas udara dalam suatu ruangan gedung perkantoran dan menghubungkannya dengan gejala-gejala fisik SBS pada responden di dalam gedung. 1.5.2 Bagi Institusi Akademik Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keilmuan Kesehatan Lingkungan khususnya dalam topik pengaruh kualitas udara dalam ruangan terhadap kejadian gejala fisik SBS.

1.5.3 Bagi Pengelola Gedung

Memberikan gambaran gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung X dalam meningkatkan mekanisme mengkaji dan melakukan evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan dalam perencanaan pengelolaan program perbaikan lingkungan bekerja khususnya kualitas udara dalam ruang.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada responden penelitian di gedung X. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Dari ketiga parameter kualitas udara dalam ruangan parameter fisika, kimia, biologi peneliti mengkhususkan pada 10 parameter biologi yaitu pengukuran jumlah koloni bakteri patogen dengan pengambilan sampel satu gedung dan hasilnya dibandingkan dengan standar baku mutu yang berlaku secara nasional menurut Kepmenkes No.1405 tahun 2002, dan dihubungkan dengan gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung tersebut. Sebagai pendukung, peneliti menggunakan data primer, yaitu hasil pengukuran jumlah koloni bakteri pada titik pengambilan sampel, wawancara dengan pihak teknisi gedung mengenai yang karakteristik gedung, sistem ventilasi digunakan dan frekuensi pembersihannya, serta kuesioner yang disebarkan ke responden penelitian. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan data sekunder yang berupa data hasil observasi dan denah gedung. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sick Building Syndrome SBS

SBS adalah sekumpulan gejala yang dialami oleh penghuni gedung atau bangunan, yang dihubungkan dengan waktu yang dihabiskan di dalam gedung, tetapi tidak terdapat penyakit atau penyebab khusus yang dapat diidentifikasi. SBS adalah keadaan yang menyatakan bahwa gedung-gedung industri, perkantoran, perdagangan, dan rumah tinggal memberikan dampak penyakit dan merupakan kumpulan gejala yang dialami oleh pekerja dalam gedung perkantoran berhubungan dengan lamanya berada di dalam gedung serta kualitas udara Heimlich, 2008. Environmental Protection Agency EPA tahun 1991 mengatakan sindrom ini timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan seseorang dalam sebuah bangunan, namun gejalanya tidak spesifik dan penyebabnya tidak bisa diidentifikasi. SBS adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keluhan ketidaknyamanan seperti pusing, mual, dermatitis, iritasi saluran tenggorokan, hidung, mata dan saluran pernapasan, batuk, sulit konsentrasi, mual terhadap bau-bau, sakitpegal otot-otot dan letih Nasri, dkk, 1998. SBS mulai diperkenalkan di era tahun 1980-an. Istilah SBS dikenal juga dengan High Building Syndrome HBS atau Nonspecific Building-Related Symptoms BRS. Dari penelitian yang dilakukan oleh NIOSH pada tahun 1978-1988, SBS dapat ditemukan pada gedung perkantoran ataupun pada gedung-gedung biasa dengan karakteristik kualitas udara yang buruk. SBS identik dengan sindrom gedung tinggi