Hubungan Antara Status Gizi dengan Gejala Fisik SBS pada Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dalam Ruang dan

104 Tabel 5.13 Hasil Analisis Bivariat antara Jumlah Koloni Bakteri Patogen, Jenis Kelamin, Umur, Status gizi, Kebiasaan Merokok dan Sensitivitas terhadap Asap Rokok dengan SBS pada Responden Penelitian Gedung X Tahun 2013 No. Variabel P value 1 Jumlah Koloni Bakteri Patogen 0,473 2 Jenis Kelamin 0,001 3 Umur 0,244 4 Status Gizi 0,848 5 Kebiasaan Merokok dalam ruang 0,150 6 Sentivitas Terhadap Rokok 0,023 B. Pembuatan model Analisis multivariat dengan faktor prediksi dilakukan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan determinan keluhan SBS. Dengan pemodelan ini semua variabel kandidat dicobakan secara bersama-sama. Model terbaik akan dipertimbangkan pada nilai P value 0,1. Pemilihan model dilakukan secara hirarki dengan cara semua variabel independen yang menjadi kandidat yang memenuhi syarat dimasukkan ke dalam model, kemudian variabel P value 0,1 dikeluarkan dari model satu-persatu. Secara keseluruhan hasil pembuatan model faktor penentu dapat dilihat pada tabel 5.14. 105 Tabel 5.14 Hasil Analisis Multivariat Pembuatan Model Variabel Independen dengan Keluhan SBS pada Responden Penelitian Gedung X Tahun 2013 Dari hasil analisis data yang ditunjukkan tabel 5.14 diketahui bahwa enam variabel yang dianalisis, terdapat dua variabel yang masuk ke dalam permodelan akhir uji regresi. Tabel 5.14 menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin dan sensivitas terhadap asap rokok pada responden penelitian mempunyai P value P wald 0,1. hal tersebut menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin dan sensivitas terhadap asap rokok merupakan variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan keluhan SBS. Sedangkan untuk variabel lainnya dikeluarkan karena mempunyai P value P wald 0,1. Hasil analisis multivariat untuk variabel jenis kelamin dan sensivitas terhadap asap rokok setelah variabel jumlah koloni bakteri patogen, kebiasaan merokok, status gizi, dan umur dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 5.15. No. Variabel Model 1 Model2 Model 3 Model 4 Model 5 1 Jumlah Koloni Bakteri Patogen 0,442 0,470 0,441 - - 2 Jenis Kelamin 0,014 0,10 0,006 0,003 0,003 3 Umur 0,310 0,274 0,318 0,223 - 4 Status Gizi 0,566 0,506 - - - 5 Kebiasaan Merokok 0,778 - - - - 6 Sensitivitas Terhadap Asap Rokok 0,055 0,041 0,048 0,059 0,044 106 Tabel 5.15 Hasil Akhir Permodelan Variabel Independen dengan Gejala Fisik SBS Responden Penelitian Gedung X Tahun 2013 No. Variabel B P wald ExpB 95 CI 1 Jenis Kelamin 2,211 0,003 9,124 2,153-38,656 2 Sensitivitas terhadap asap rokok 1,565 0,044 4,782 1,044-21,893 Hasil tabel 5.15 diperoleh bahwa nilai PR jenis kelamin 9,124, artinya responden penelitian berjenis kelamin perempuan berpeluang untuk mengalami keluhan SBS sebesar 9,124 kali dibandingkan dengan responden penelitian berkjenis kelamin laki-laki. Kemudian hasil analisis diperoleh bahwa pada nilai PR sensitivitas terhadap asap rokok 4,782, artinya pada responden penelitian yang memiliki sensitivitas terhadap asap rokok, akan mengalami keluhan SBS sebesar 4,782 kali dibandingkan pada responden penelitian yang tidak sensitif terhadap asap rokok. Kemudian setelah didapat nilai PR dari kedua variabel terakhir yang masuk permodelan diambilah kesimpulan bahwa variabel jenis kelamin menjadi faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian gejala fisik SBS yang terjadi dengan nilai PR yang lebih besar dari variabel sensitivitas terhadap asap rokok.