7 Sensitivitas
terhadap asap rokok
Laporan gejala-gejala fisik SBS yang terjadi pada responden yang dirasa
disebabkan oleh keberadaan paparan buangan asap rokok di ruang kerja saat
penelitian berlangsung. 0. Tidak ada pengaruh dari asap rokok
tidak sensitif 1. Ada pengaruh sensitif
Wawancara Kuesioner
0 = Tidak sensitif 1 = Sensitif
Ordinal
64
65
3.3 Hipotesis
1. Ada hubungan jumlah koloni bakteri patogen udara dalam ruang dengan kejadian gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung X tahun 2013
2. Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung X tahun 2013
3. Ada hubungan umur dengan kejadian gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung X tahun 2013
4. Ada hubungan status gizi dengan kejadian gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung X tahun 2013
5. Ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung X tahun 2013
6. Ada hubungan sensitivitas terhadap asap rokok dengan kejadian gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung X tahun 2013
7. Ada faktor yang paling dominan hubungannya dengan kejadian gejala fisik SBS pada responden penelitian di gedung X tahun 2013
66
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Desain yang digunakan adalah cross sectional, yang mengamati jumlah koloni mikroorganisme dalam ruang sebagai variabel independen dan kejadian gejala fisik
SBS sebagai variabel dependen, dimana variabel tersebut diukur pada saat bersamaan. Desain ini bisa dipakai untuk studi faktor resiko. Secara umum desain ini
merujuk pada penelitian yang terikat dengan dimensi waktu, pengukuran dilakukan hanya satu kali Ghazali, 2006.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah Gedung X di delapan prusahaan yang tersebar di lima dari sepuluh lantai yang telah ditentukan pihak pengelola gedung X. Pengambilan
sampel dan data kuesioner dilaksanakan pada bulan Desember 2013 selama 1 bulan.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah karyawan di gedung X. Respondenl penelitian adalah karyawan yang bekerja di delapan perusahaan pada lima lantai yang sudah ditentukan
sebelumnya oleh pihak pengelola gedung. Penentuan responden menggunakan teknik accidental sampling yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
67
tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian Notoatmodjo, 2010, kriteria teknik sampling yaitu sebagai berikut :
1 Kriteria inklusi Adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi
yang dapat diambil sebagai responden yang meliputi: a seroang karyawan yang tidak sedang dalam keadaan sakit saat memasuki
ruang kerjanya saat penelitian berlangsung b seseorang yang tidak mempunyai riwayat alergi dan astma saat penelitian
berlangsung 2 Kriteria eksklusi
Adalah ciri- ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel yang meliputi :
a seseorang yang sedang dalam keadaan sakit saat memasuki ruang kerjanya saat penelitian berlangsung
b seseroang yang memiliki riwayat alergi dan astma
68
4.3.1 Rancangan Sampel
4.3.1.1 Perhitungan Jumlah Sampel
Jumlah besar sampel minimal dalam penelitian dihitung dengan rumus besar sampel menurut Lemeshow 1991 dengan menggunakan
rumus uji hipotesis beda dua proporsi, yaitu :
Keterangan : n
: Jumlah sampel minimal yang diperlukan P1
: Proporsi responden yang berumur 40 tahun dan mengalami SBS 75 Esi Lisyastuti, 2010
P2 : Proporsi responden
yang berumur ≤ 40 tahun dan mengalami SBS 39,4 Esi Lisyastuti, 2010
P : Rata-rata proporsi
Z1- α2 : Derajat kemaknaan α pada dua sisi two tail yaitu
sebesar 5=1,96 Z1-
β : Kekuatan uji 1-
β yaitu sebesar 80=0,84 Jumlah sampel = 30
30 = non SBS x n’
n’= 30 non SBS n’= 30 65 non SBS Najmi, 2011
n’= 46 sampel