53
Tabel 2.1. Tabel Indeks Massa Tubuh Lanjutan
Kriteria Kategori
IMT
Normal 18,5
– 25,0 Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat rendah overwight
Kelebihan berat badan tingkat tinggi obesitas
25,1 – 27,0
27,0
Sumber: PUGS Depkes, 2002
2.6.4 Kebiasaan Merokok
Asap rokok merupakan campuran yang kompleks senyawa kimia dan partikel di udara, seperti CO, nitrogenoksida, CO
2
, hidrogen sianida, dan formaldehyde. Produk samping dari penetralan asap rokok tetap mengandung
zat-zat yang beracun dan bersifat karsinogenik yang dapat membahayakan pengguna gedung Nardi, 2003; Pudjiastuti, 1998.
Sebagai pencemar dalam ruang asap rokok merupakan bahan pencemar yang biasanya mempunyai kuantitas paling banyak dibandingkan dengan bahan
pencemar lain. Hal ini disebabkan oleh besarnya aktifitas merokok didalam ruangan yang sering dilakukan oleh para pekerja yang mempunyai kebiasaan
merokok. Asap rokok yang dikeluarkan dari seorang perokok pada umumnya terdiri dari bahan pencemar berupa karbon monoksida dan partikulat. Dalam
54
jumlah tertentu asap rokok ini sangat mengganggu kesehatan, seperti mata pedih, timbul gejala batuk, pernafasan terganggu, dan sebagainya Pudjiastuti, dkk,
1998.
2.6.5 Sensitifitas Responden Penelitian terhadap Asap Rokok
Perokok pasif lebih sensitif terhadap karbon monoksida yaitu pada saat konsentrasi karbon monoksida 30 ppm di udara, maka gejala SBS sudah terjadi
yaitu pusing. Sebaliknya perokok aktif, baru akan merasakan gejala SBS apabila konsentrasi karbon monoksida di udara 50-250 ppm EPA, 1991.
Konsentrasi asap rokok yang ada di udara turut mempengaruhi keadaan emosional para pekerja yang berada di sekitar perokok aktif, sehingga gejala
psikososial juga turut dirasakan oleh perokok pasif. Pengendalian asap rokok pada udara dalam ruang adalah dengan kebijakan larangan merokok di dalam
ruang dan penyediaan smoking area tersendiri di luar BiNardi, 2003. Perokok pasif yang berada pada ruangan yang sama dengan perokok aktif
akan memiliki gejala yang sama pada orang yang bekerja dengan lingkungan yang bebas dari asap rokok Burge, 2004. Salah satu penelitian pernah
membuktikan penurunan gejala setelah merokok dilarang di area kerja, tetapi penelitian lain tidak berhasil menunjukan efek merokok dengan gejala-gejala
tersebut Burge, 2004. WHO 2000 mendefinisikan bahwa merokok aktif adalah aktifitas
meghisap rokok secara rutin minimal satu batang sehari.