47
2.4 Konstruksi bangunan
Udara dalam ruangan yang tertutup dapat tercemar oleh beberapa polutan yang berasal dari luar gedung, dalam gedung, dari komponen atau konstruksi gedung,
maupun dari aktivitas penghuni gedung tersebut EPA, 1991.
Adapun sumber pencemar yang berasal dari komponen atau konstruksi bangunan seperti plafon, dinding, dan lantai mengandung senyawa kimia asbes dan
dapat mengahasilkan partikulat yang membahayakan bagi kesehatan Bi Nardi, 2003. Komponen dan konstruksi bangunan, seperti:
1 Ruangan yang mengeluarkan debu fiber karena permukaan yang dilapisi penggunaan karpet, tirai dan bahan tekstil lainnya, peralatan interior yang
sudah tua atau rusak, bahan yang mengandung asbestos dapat memicu terjadinya gejala SBS
2 Bahan kimia yang terdapat pada setiap kontruksi bahan bagunan atau peralatan interior mengandung senyawa organik dan VOCs.
2.5 Kondisi Fisik Ruangan 2.5.1 Sistem HV AC
Sistem HV AC Heating, ventilating, and Air Conditioning merupakan sistem alat yang bekerja unutk menghangatkan, mendinginkan, menyirkulasikan
udara pada suatu bangunan, yang terdiri dari boiler atau furnace, cooling tower, chilling, air handling unit AHU, exhaust fan, ductwork, steam, filter, fans air
48
supply, make up-ai, room exhaust, dampers, room air diffuser, dan return air grills. Komponen sistem HV AC pada umumnya terdiri dari:
Pemasukan udara dari luar ruangan Pencampuran air plenum dengan kontrol udara outdoor
Penyaringan udara Gulungan pendingin.
Berdasarkan Building Code of Australia 2005 serta EPA 1991, suatu desain dan sistem HV AC berfungsi untuk:
a. Memenuhi kebutuhan thermal comfort Sistem HV AC berfungsi untuk memenuhi kenyamanan pengguna gedung.
Tingkat pemenuhan kebutuhan thermal comfort ini akan tergantung pada kemerataan suhu pada ruangan, panas raidasi, suhu, serta kelembaban. Selain itu,
pemenuhan kebutuhan kenyamanan teknis pada pengguna ruangan ini juga tergantung pada tingkat usia pengguna gedung, aktivitas yang dilakukan dalam
ruangan, serta fungsi tubuh fisiologi dari masing-masing individu. b. Mengisolasi serta memindahkan bau serta kontaminan
Teknik dilusi merupakan salah satu teknik yang digunakan, yaitu dengan pengenceran udara yang terkontaminasi dengan udara dari luar ruangan. Dilusi
dapat efektif bila terdapat aliran suplai udara konsisten dan cukup untuk bercampuran dengan udara dalam ruangan. Selain itu, teknik selanjutnya adalah
dengan memperhatikan tekanan udara antar ruangan, dengan menyesuaikan
49
suplai udara dengan jumlah udara tiap ruang. Jika terdapat ruangan yang lebih banyak tersuplai udara daripada udara yang dibuang, maka ruangan tersebut
bertekanan positif, dan sebaliknya. Fasilitas HV AC dalam suatu gedung dapat berbeda, tergantung dari
beberapa faktor seperti umur gedung, iklim, jenis bangunan, anggaran dana perusahaan, perencanaan, pemilik, dan arsitektur gedung, dan modifikasi
tertentu. Operator sistem dan manajer fasilitas adalah faktor penting yang menentukan kualitas udara dalam ruangan agar terpelihara dengan baik. Sistem
HV AC membutuhkan pemeliharaan yang tepat untuk memberikan kondisi yang nyaman bagi penghuni suatu ruangan. Sistem HV AC harus dievaluasi terlebih
dahulu sebelum melakukan renovasi pada gedung Anonymous, 2009. Beberapa elemen parawatan sistem HV AC yang dapat meningkatkan
kualitas udara dalam ruang adalah: 1 Mengganti filter disamping dapat menghalangi dan mengurangi aliran
udara, filter yang kotor juga dapat menjadi sumber bau dan mikroorganisme 2 Memeriksa instalasi dan filter secara berkala
3 Membersihkan cooling coil dan komponen HV AC lainnya 4 Memeriksa operasi fan dan operasi dampers yang dapat mempengaruhi
aliran udara.
50
Selain itu, EPA 1991 juga merekomendasikan maintainance sebagai berikut:
1 Penggunaan desain sistem ventilasi yang memadai dengan jumlah pekerja dan jumlah perelatan dalam gedung
2 Sediaan udara dari luar ruangan 3 Kualitas udara luar, karena polutan seperti karbon monoksida, spora fungi,
bakteri dan debu dapat mempengaruhi kondisi udara dalam ruangan 4 Perencanaan tempat
5 Pengendalian jalur pajanan polutan lain.
2.5.2 Kebersihan Ruang
Gejala SBS bisa timbul dari ketidaknyamanan lingkungan bekerja. Salah satu masalah lingkungan yang sering muncul di tempat kerja atau perkantoran
adalah masalah kebersihan. Masalah kebersihan didalam area perkantoran yang dapat menimbulkan gejala SBS seperti EPA, 1991:
a. Kegiatan housekeeping seperti penggunaan bahan pembersih, emisi dari gudang penyimpanan bahan kimia atau sampah, penggunaan pengharum
ruangan, proses vacuuming. b. Kegiatan maintainance seperti kurangnya pemeliharaan coolingtower
menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme dalam uap air, debu, atau kotoran di udara, VOCs dari penggunaan perekat dan cat, residu pestisida dari
kegiatan pengendalian hama, emisi dari gudang penyimpanan.