penelitian, artinya setiap hubungan kausal umum atau rinci dalam model didukung argumentasi yang sudah diturunkan dan didukung teori dan konsep
relevan tidak dengan sendirinya valid. Teori berubah dan berkembang sesuai dinamika sistem nyata pada waktu dan tempat tertentu. Metode berpikir sistem
menganjurkan kreativitas dalam perumusan struktu model teoritis yang baik, model memakai teori relevan, mengikuti perkembangan teori bar, dan
menerapkan teori yang cocok untuk menjelaskan objek tertentu di suatu trempat, dipakai bersyarat untuk menjelaskan keadaan di tempat lain. Untuk
keyakinan sejauh mana struktur model teoritis yang dirumuskan dapat menjelaskan struktur sistem nyata, maka harus lulus uji stabilitas struktur
model. Uji ini bertujuan untuk melihat keberlakuan robustnees model dalam dimensi waktu. Hal ini dilakukan dengan menguji struktur model terhadap
perlakuan kejutan agregasi unsur dan disagregasi menghasilkan kolapsnya perilaku atau kinerja sistem atau tidak logis, maka berarti ada kesalahan atau
kekurangan dalam struktur model. Struktur disempurnakan atau diubah sama sekali mulai dari awal. Pekerjaan validasi struktur memerlukan kesabaran dan
ketekunan karena melakukan pengulangan berpikir sampai diperoleh struktur model logis dan objektif. Model kurang logis disebabkan oleh konstruksi
lemah secara teoritis akibat terlalu menggunakan akal sehat parsial. Model kurang objektif umumnya jika konstruksi lemah kontekstual, sebab kurang
kritis dan menggantungkan pada teori yang kurang relevan. Setelah diperoleh struktur model yang stabil yaitu logis dan objektif, terhadap validasi
berikutnya adalah uji validitas kinerjaoutput model.
2. Validitas KinerjaOutput Model
Universitas Sumatera Utara
Dalam metode berpikir sistem validasi kinerja adalah pelengkap. Tujuannya memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai denagan kinerja
sistem nyata sehingga memenuhi syarat model ilmiah. Caranya adalah validasi kinerja model dengan data empiris untuk melihat sejauh mana perilaku output
model sesuai dengan data empirik. Sebelumnya, aspek yang perlu diperhatikan yaitu konsistensi unit analisis, dimensi, dan data simulasi yang dihasilkan
model. Dalam model interaksi semua variabel saling bergantung. Konsistensi ukuran dalam interaksi antar variabel diperoleh dengan menjembatani
perbedaan ukuran variabel dengan variabel penghubung rasio atau fungsi tabel efek. Data yang dimasukkan ke dalam model hanya data level awal dan
variabel penghubung tabel dan konstanta. Data simulasi suatu variabel menjadi masukan bagi variabel lain, kemudian menciptakan data simulasi
untuk variabel tersebut. Kesalahan input data awal akan membuat kesalahan kumulatif pada
variabel lain yang berinteraksi sehingga ketelitian data awal mutlak diperhatikan. Meskipun demikian metode berpikir sistem lebih menekankan
pada persoalan apa, mengapa, dan bagaimana persoalannya, tidak menekankan pada beberapa angka ketelitian.
Prosedur uji konsistensi adalah: 1 mengeluarkan output simulasi khususnya
nilai rujukan reference mode atau variabel uatama lalu dibandingkan dengan pola perilaku data empirik. Pertama, komparasi visual: jika visual pola output
simulasi sudah mengikuti pola data aktual maka diuji statistik; 2 uji statistik untuk telaah deviasi antar output simulasi dibandingkan data aktual. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan menggunakan salah satu metode seperti
Universitas Sumatera Utara
: 1 AME absolute mean error; 2 Kalman Filter KF, dan 3 DW Durbin Watson. Secara statistik batas deviasi antaraoutput simulasi data
aktual yang dapat diterima adalah 5 untuk AVE, AME, dan U-Theils. tingkat kecocokan output simulasi dengan data aktual yang dapat diterima
adalah 47,5-52,5 untuk KF-Kalman Filter dan pola fluktuasi output simulasi terhadap data aktual dapat diterima bila dLDWdU Muhammadi et
al., 2001.
2.6.6. Sensivitas Model, Intervensi Fungsional dan Struktural