perkalian dari luas panen dengan konstanta nilai metan pada masing-masing pola tanam.
5.3.5. Simulasi Model Existing Condition
Sub Model Sosial
Seiring dengan bertambahnya pembangunan jumlah penduduk terus mengalami peningkatan pula, pada sektor pertanian selama lahan pertanian dapat
dipertahankan dan peningkatan pola intensif maka jumlah petani akan mengikuti laju pertambahan jumlah penduduk. Simulasi pertumbuhan penduduk dan
perkembangan jumlah petani dapat dilihat pada Gambar 5.30
Gambar 5.30. Sub model sosial
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.31. Pertumbuhan penduduk dan jumlah petani Kabupaten Simalungun
Berdasarkan hasil simulasi terlihat perkembangan penduduk Kabupaten Simalungan dan pertumbuhan jumlah petani, dimana pada tahun 2006 jumlah
penduduk sebanyak 841.198 jiwa dan jumlah petani sebanyak 521.543 jiwa, dimana terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2011 menjadi 1.038.488
jiwa untuk penduduk dan jumlah petani menjadi 643.863 jiwa, peningkatan terus bertambah secara perlahan mengikuti laju pertumbuhan penduduk sehingga pada
tahun 2030 jumlah penduduk mencapai 1.078.669 jiwa dan jumlah petani menjadi 668.775 jiwa.
Dari jumlah petani yang ada berdasarkan tingkat pendidikan petani mengalami peningkatan yang lebih signifikan hal ini karena diikuti dan sejalan
dengan program-program pemerintah pada bidang pendidikan, perkembangan tingkat pendidikan petani di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada gambar
5.32.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.32. Tingkat pendidikan petani Berdasarkan Gambar 5.32 persentase pendidikan petani didasarkan pada
persentase lulusan dengan kriteria nilai 0-25 untuk nilai belum tamat SD, 26- 50 untuk nilai tamat SD, 51-75 untuk nilai tamat SMP dan 76-100 untuk nilai
tamat SMA, sehingga berdasarkan krontribusi lulusan dominan terbanyak pada lulusan SD, dengan perataan nilai skoring sebesar 45. Berdasarkan hasil
simulasi laju tingkat pendidikan bertambah menjadi 55,04 pada tahun 2030.
Sub Model Ekonomi
Pada bidang ekonomi terkait pertumbuhan sektor pertanian dibandingkan dengan lainnya secara nilai memang meningkat tetapi secara perbandingan
cenderung lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan PDRB daerah, seperti terlihat pada Gambar 5.33.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.33. Sub model ekonomi
Gambar 5.34. Laju pertumbuhan PDRB daerah dan kontribusi sektor pertanian
Pada gambar 5.34 persentase kontribusi sektor pertanian semakin menurun jika dibandingkan dengan nilai PDRB, pada tahun 2006 nilai PDRB total sebesar
Rp.6.881.624.930.000 dan kontribusi sektor pertanian sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp.3.748.511.400.000 atau sebesar 54,47 sedangkan pada tahun 2030 nilai PDRB total sebesar Rp.38.130.855.400.000 dan kontribusi sektor pertanian
sebesar Rp.17.378.524.650.000 atau sebesar 45,58. Kontribusi sektor pertanian sendiri tentunya berdasarkan jumlah produksi
yang saat ini didasarkan pada luas panen, dengan penerapan baru 3 musim tanam. Dengan asumsi luas lahan sawah tetap pertumbuhan luas lahan panen cenderung
mengalami peningkatan yang tentunya diikuti jumlah produksinya. Pertumbuhan luas panen dan produksi padi terlihat pada gambar 5.35.
Gambar. 5.35. Luas panen dan jumlah produksi
Berdasarkan gambar 5.35. luas panen sebesar 73.852,80 ha pada tahun 2006 dan meningkat menjadi 94.994,25 ha pada tahun 2011, peningkatan hingga tahun
2030 menjadi sebesar 99.295,26 ha. Dari dasar jumlah produksi dimana jumlah produksi per hektar yang terus bertambah pula dengan rata-rata 5000 kg hektar
-1
pada 2006 menjadi 7000 kg hektar
-1
pada tahun 2012, sehingga jumlah produksi pada tahun 2030 bertambah secara perlahan menjadi 7195,31 kg hektar
-1
, nilai tersebut untuk satu kali musim panen.
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan jumlah produksi ini secara langsung akan meningkatkan rata- rata pendapatan petani perbulan, dimana pada tahun 2006 rata-rata pendapatan
sebesar Rp.1.108.803,25bulan meningkat menjadi Rp.4.615.353,17bulan. Pertumbuhan tingkat pendapatan petani tersebut terlihat pada Gambar 5.36.
Gambar 5.36. Rata-rata pendapatan petani
Sub Model LingkunganEkologi
Pada aspek lingkungan berdasarkan hasil penelitian dilihat dari nilai metan pada beberapa contoh plot sawah.
Gambar 5.37. Sub model ekologi
Universitas Sumatera Utara
5.3.6. Validasi Model