Validasi Model Penyusunan Skenario Simulasi Skenario

5.3.6. Validasi Model

Tampilan perilaku variabel dapat bersifat terukur yang disusun menjadi data simulasi dan bersifat tidak terukur yang disusun menjadi pola simulasi. Keserupaan dunia model dengan dunia nyata ditunjukkan dengan sejauh mana data simulasi dan pola simulasi dapat menirukan data statistik dan informasi aktual. Proses melihat keserupaan seperti ini disebut validasi output atau kinerja model. Validitas atau keabsahan adalah salah satu kriteria penilaian keobyektifan dari suatu pekerjaan ilmiah. Dalam pekerjaan pemodelan, obyektif itu ditunjukkan dengan sejauh mana model dapat menirukan fakta. Validasi model adalah usaha menyimpulkan apakah model dari sistem yang dibangun merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan Eriyatno, 2003. Metode berpikir sistem, pada dasarnya menganjurkan penstrukturan atas dasar interdisiplin yang bersifat sistemik dengan ciri menyeluruh holistic dan terpadu integrated. Proses validasi pada model terdapat 2 tahap, yaitu validasi struktur model dan validasi perilaku model.

5.3.7. Validasi Struktur Model.

Validasi struktur model merupakan proses validasi utama dalam berpikir sistem. Untuk melakukan perancangan dan justifikasi seorang pembuat model dituntut untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin atas sistem yang menjadi obyek penelitian. Informasi ini dapat berupa pengalaman dan pengetahuan dari orang yang memahami mekanisme kerja pada sistem atau Universitas Sumatera Utara berasal dari studi literatur. Pada proses ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata, yang berkaitan dengan batasan sistem, variabel-variabel pembentuk sistem, dan asumsi mengenai interaksi yang terjadi dalam sistem. Validasi struktur dilakukan dengan 2 bentuk pengujian, yaitu; uji kesesuaian struktur dan uji kestabilan struktur Forrester, 1968.

1. Uji KonstruksiKesesuaian Struktur

Uji kesesuaian struktur dilakukan untuk menguji apakah struktur model tidak berlawanan dengan pengetahuan yang ada tentang struktur dari sistem nyata dan apakah struktur utama dari sistem nyata telah dimodelkan Sushil, 1993. Hal ini akan meningkatkan tingkat kepercayaan atas ketepatan dari struktur model. Pada model yang telah dibangun dapat dilihat dari bertambahnya luas panen akan bertambah jumlah produksi, dengan adanya pertambahan tersebut akan meningkatkan pendapatan petani. Berdasarkan contoh tersebut dengan kata lain, struktur model dinamis yang dibangun adalah valid secara teoritis.

2. Uji Kestabilan Struktur

Uji kestabilan struktur model dilakukan dengan cara memeriksa keseimbangan dimensi peubah pada kedua sisi persamaan model Sushil, 1993. Setiap persamaan yang ada dalam model harus menjamin keseimbangan dimensi antara variabel bebas dan variabel terikat yang membentuknya. 5.3.8. Validasi KinerjaOutput Model Universitas Sumatera Utara Validasi kinerjaoutput model adalah aspek pelengkap dalam metode berpikir sistem yang bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai dengan kinerja sistem nyata sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta. Caranya adalah membandingkan validasi kinerja model dengan data empiris untuk melihat sejauh mana perilaku kinerja model sesuai dengan data empiris. Berdasarkan hasil analisis sistem dinamis dapat dilihat bahwa perilaku model dapat terpenuhi syarat kecukupan struktur dari suatu modelnya dengan melakukan validasi atas perilaku yang dihasilkan oleh suatu struktur model. Validasi perilaku model dilakukan dengan membandingkan antara besar dan sifat kesalahan dapat digunakan: 1 Absolute Mean Error AME adalah penyimpangan selisih antara nilai rata-rata mean hasil simulasi terhadap nilai aktual, 2 Absolute Variation Error AVE adalah penyimpangan nilai variasi variance simulasi terhadap aktual. Berdasarkan data pada tabel 5.24. terlihat nilai validasi terhadap jumlah penduduk berdasarkan nilai AME sebesar 0,000015 atau 0,0015, untuk nilai AVE sebesar 0,0008 atau sebesar 0,08; pada PDRB nilai AME sebesar 0,0010 atau 0,1, untuk nilai AVE sebesar 0,0061 atau sebesar 0,61; dan pada kontribusi sektor pertanian nilai AME sebesar 0,0018 atau 0,18, untuk nilai AVE sebesar 0,014 atau sebesar 1,4. Batas penyimpangan sekitar 10, berdasarkan hasil uji ini dapat disimpulkan bahwa model pengelolaan budidaya padi intensif rendah emisi metan mampu mensimulasikan perubahan-perubahan yang terjadi di Kabupaten Simalungun. Hal ini sesuai dengan pendapat Universitas Sumatera Utara Muhammadi et al., 2001 bahwa secara statistik batas deviasi antara output simulasi data aktual yang dapat diterima adalah 5 untuk AVE, AME, dan U- Theils. Tingkat kecocokan output simulasi dengan data aktual yang dapat diterima adalah 47,5-52,5 untuk KF-Kalman Filter dan pola fluktuasi output simulasi terhadap data aktual dapat diterima bila dLDWdU. Tabel 5.24. Hasil validasi kinerja mode Tahun Data Validasi Penduduk Data Validasi PDRB Nilai Aktual Nilai Simulasi Nilai Aktual Nilai Simulasi 2006 2007 2008 2009 2010 841198 846329 853112 859879 817720 841198 846329 853100 859839 817707 6881624,93 7647485,63 8415216,24 9221624,18 9863179,46 6881624,93 7638603,67 8402464,04 9209100,59 9853737,63 Mean AME 843647,6 1,54093E-05 843634,6 8405826,088 0,001037366 8397106,172 Variance AVE 256318413,8 0,000835715 256104204,6 1,42194E+12 0,006085817 1,41329E+12 Gambar 5.38. Grafik validasi penduduk Universitas Sumatera Utara Gambar 5.39. Grafik validasi PDRB Tahun Data validasi kontribusi sektor pertanian Nilai aktual Nilai simulasi 2006 2007 2008 2009 2010 3748511,4 4150359,11 4578268,84 5032468,77 5742669,24 3748511,4 4143365,75 4588547,66 5071195,6 5741440,27 Mean AME 4650455,472 0,001753949 4658612,136 Variance AVE 6,01919E+11 0,014012535 6,10353E+11 Gambar 5.40. Grafik validasi kontribusi sektor pertanian Universitas Sumatera Utara

5.3.9. Penyusunan Skenario

Berdasarkan kondisi faktor-faktor di masa yang akan datang, selanjutnya dilakukan kombinasi yang mungkin antar kondisi faktor, dengan membuang kombinasi yang tidak sesuai incompatible. Dari kombinasi antara kondisi faktor, didapatkan skenario, yang diberi nama skenario Model Optimum IP Padi 400. Untuk mengaitkan skenario yang disusun ke dalam model, dilakukan interpretasi kondisi faktor ke dalam peubah model. Dalam hal ini dilakuka n beberapa perubahan pada peubah tertentu di dalam model, sehingga skenario yang bersangkutan dapat disimulasikan.

5.3.10 Simulasi Skenario

Analisis kebijakan dilakukan melalui kajian tiga skenario yang disusun berdasarkan hasil analisis berdasarkan pola tanam. Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa terdapat lima faktor yang paling berpengaruh terhadap kebijakan dalam pengelolaan budidaya padi intensif rendah emisi metan yaitu antara lain : 1 Kesesuaian lahan untuk optimalisasi, 2 Kesesuaian upah buruh, 3 Sosial yang berkaitan dengan jumlah petani pengikut pelatihan, 4 Benih varietas unggul umur genjah dan 5 Kelembagaan terkait BPP Penyuluh. Dari kombinasi antara kondisi faktor, didapatkan skenario, yang diberi nama skenario IP 400. Untuk mengaitkan skenario yang disusun ke dalam model, dilakukan interpretasi kondisi faktor ke dalam peubah model. Dalam hal ini dilakukan beberapa perubahan pada peubah tertentu di dalam model, sehingga skenario yang bersangkutan dapat disimulasikan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perkiraan mengenai kondisi faktor-faktor di masa yang akan datang, selanjutnya dilakukan kombinasi yang mungkin antar kondisi faktor, dengan membuang kombinasi yang tidak sesuai incompatible. Dari kombinasi antara kondisi faktor, didapatkan tiga skenario, yang diberi nama: 1 Skenario Optimis, 2 Skenario Moderat, dan 3 Skenario Pesimis. Secara ringkas, penamaan dan susunan skenario disajikan pada Tabel 5.25. Untuk mengaitkan skenario yang disusun ke dalam model, dilakukan interpretasi kondisi faktor ke dalam peubah model. Dalam hal ini dilakuka n beberapa perubahan pada peubah tertentu di dalam model, sehingga skenario yang bersangkutan dapat disimulasikan . Berdasarkan Tabel 5.25 dapat diketahui bahwa skenario optimis dan skenario moderat merupakan keadaan masa depan yang mungkin terjadi diperhitungkan dengan penuh pertimbangan sesuai dengan keadaan dan kemampuan sumberdaya yang dimiliki serta yakin bahwa sistem yang disarankan dapat seimbang antara aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Skenario optimis dan moderat dibangun berdasarkan keadaan state kelima faktor kunci tersebut sudah berjalan dengan skala “tetapcukup baik” untuk skenario moderat dan skala “baikmeningkat” untuk skenario optimis dalam pengelolaanya. Sementara itu skenario pesimis dibangun atas dasar kondisi saat ini existing condition dari sistem pengelolaan yang ada, dengan pengertian bahwa walaupun sudah memiliki usaha pengelolaan tapi tidak mengutamakan faktor-faktor penting yang seharusnya terlebih dahulu dilakukan sehingga tidak memiliki prospek Universitas Sumatera Utara pengelolaan pengelolaan budidaya padi intensif rendah emisi metan yang berpandangan jauh ke depan. Tabel 5.25. Kondisi faktor-faktor kuncipenentu tingkat kepentingan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dalam pengelolaan budidaya padi intensif rendah emisi gas metan No. Faktor Keadaan State Pesimis Moderat Optimis 1. Kesesuaian lahan untuk optimalisasi Rendah, karena penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukkannya dan unsur hara tanah yang semakin berkurang Tetap, karena penggunaan lahan yang sesuai tapi tidak optimal, dengan penambahan unsur hara Meningkat, karena penggunaan lahan yang sesuai optimum dengan penambahan unsur hara 2. Kesesuaian upah buruh Rendah, karena upah buruh yang rendah di bawah UMR Upah Minimum Regional Tetap, karena sama dengan kondisi saat ini Meningkatnya upah buruh dan kesejahteraan yang meningkat pula 3. Sosial yang berkaitan dengan jumlah petani pengikut pelatihan Kurang, karena persepsi yang terbentuk tidak mendukung, sulitnya peserta pelatihan memahani Tetap, karena sulit untuk memperbaiki kondisi saat ini Semakin baik dalam tolak ukur meningkatnya jumlah peserta pelatihan dan meningkatnya pemahaman dari para peserta 4. Benih varietas unggul umur genjah Kurang, karena dukungan dalam peningkatan pengetahuan bertani tidak ada, sosialisasi yang belum maksimal Tetap, karena pengetahuan teknologi yang ada dirasa sudah cukup Meningkat, karena dukungan dalam peningkatan teknologi yang berkaitan dengan benih varietas unggul umur genjah semakin baik 5. Kelembagaan terkait BPP Penyuluh Kurang, karena tidak adanya upaya dari pemerintah dalam peningkatan kemampuan masyarakat tani dan kurangnya jumlah dan kualitas penyuluh Tetap, karena jumlah yang ada sudah cukup Meningkat, kerena pemerintah mengutamakan kemampuan petani dalam keberhasilan kegiatan dan meningkatnya jumlah dan kualitas penyuluh Universitas Sumatera Utara Skenario pola tanam untuk pengelolaan budidaya padi intensif rendah emisi metan dapat dilihat pada Tabel 5.26 berikut ini. Tabel 5.26. Skenario pola tanam untuk pengelolaan budidaya padi intensif rendah emisi metan No Skenario Pola Tanam 1 Kondisi saat ini Eksisting • 2 kali menanam padi Gabah Kering Giling • 1 kali budidaya ikansemangka 2 Optimis • 1 kali menanam benih • 2 kali menanam padi Gabah Kering Giling • 1 kali memupuk ratun 3 Moderat • 1 kali menanam benih • 1 kali memupuk ratun • 1 kali memupuk ratun 4 Pesimis • 1 kali menanam benih • 1 kali memupuk ratun • 1 kali budidaya ikan Berdasarkan skenario dan penerapan pola tanam model yang sangat sesuai diterapkan adalah skenario 2 dimana pada kondisi optimis, model tersebut sangat baik diterapkan yaitu 1 kali menanam benih, 2 kali menanam padi dengan produksi dalam bentuk GKG dan 1 kali memupuk ratun. Hal ini sebagai model yang telah mempertimbangkan dari segi profitabilitas, minimalisasi metan serta keberlanjutan pemanfaatan oleh petani.

5.3.11. Simulasi Skenario Empat Musim Tanam