Perlakuan intermittent memang ditujukan untuk mengatur kondisi lahan menjadi kering-tergenang secara bergantian. Selain menghemat air irigasi,
intermittent dapat memberikan kesempatan pada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam. Pengairan secara berselang memberikan
manfaat pada lahan pertanian antara lain dapat mencegah keracunan besi, mencegah penimbunan bahan organik dan gas H
2
S yang dapat menghambat perkembangan akar, mengaktifkan mikroba yang bermanfat, mengurangi
kerebahan, mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif, menyeragamkan gabah pemasakan gabah, mempercepat waktu panen, dan mencegah penyakit
busuk akar pada padi, dan memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah.
2.5. Analisis Keberlanjutan
Metode MDS yang di sebut dengan pendekatan Rapfarm Rapid appraisal for farming digunakan untuk menilai keberlanjutan ekologi, ekonomi, sosial
budaya, kelembagaan dan teknologi pada sistem usahatani setempat. Teknik ini merupakan modifikasi dari program Rapid Assessment Techniques for Fisheries
RAPFISH yang di kembangkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia Kavanagh, 2001; Fauzi dan Ana, 2002. Analisis MDS Rapfarm
diawali dengan mendefinisikan sistem yang dianalisis lalu mereview atribut yang di gunakan, dilanjutkan dengan penerapan skor untuk setiap atribut berdasarkan
pada ketentuan yang telah di tetapkan. Atribut yang digunakan untuk penilaian setiap dimensi sebaiknya
berjumlah masing-masing sepuluh atribut. Pemilihan atribut yang kemudian di tetapkan skornya, memperhatikan peraturan pemerintah yang berlaku, sudah
literatur, pendapat pakar dan hasil pengamatan di lapangan. Selanjutnya setiap
Universitas Sumatera Utara
atribut ditetapkan skornya berdasarkan kondisi baik good-buruk bad sesuai dengan ketetapan yang berlaku, pendapat pakar dan hasil pengamatan di lapangan.
Berdasarkan hasil skor untuk setiap atribut, kemudian dilakukan analisis menggunakan ordinasi statistik yang di sebut MDS. Pemilihan MDS dalam
analisis ini dilakukan mengingat metode multivariate analysis yang lain seperti faktor factor analysis dan Multy-Attribute Utility Theory MAUT terbukti tidak
memberikan hasil yang stabil Pitcher and Kavanagh, 2004 Pendekatan MDS dalam RAPFISH memberikan hasil yang stabil
Pitcher dan Preikshot, 2001 dalam Fauzi dan Anna, 2005 dibandingkan dengan metode analisis peubah ganda yang lain misal Analisis Faktor. Seluruh
data dari atribut yang dipertimbangkan di dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis secara multi dimensi untuk menentukan titik yang mencerminkan posisi
keberlanjutan budidaya padi intensif pada lahan sawah irigasi teknis di lokasi yang dikaji relatif terhadap dua titik acuan, yaitu titik “baik” good dan titik
“buruk” bad. Posisi titik-titik keberlanjutan pembangunan ini secara visual akan sangat sulit dibayangkan mengingat dimensinya sangat banyak. Oleh karena
itu, untuk memudahkan visualisasi posisi ini digunakan analisis ordinasi dengan metode multi dimensional scaling MDS. Dalam MDS, dua titik atau objek yang
sama dipetakan dalam satu titik yang saling berdekatan. Sebaliknya, obyek atau titik yang tidak sama digambarkan dengan titik-titik yang berjauhan. Titik-titik ini
juga akan sangat berguna didalam analisis regresi untuk menghitung “stress” yang merupakan bagian dari metode MDS. Nilai skor pada setiap atribut akan
membentuk matriks X n x p, n adalah jumlah wilayah beserta titik-titik acuannya, p adalah jumlah atribut yang digunakan. Kemudian dilakukan
Universitas Sumatera Utara
standardisasi nilai skor untuk setiap atribut sehingga setiap atribut mempunyai bobot yang seragam dan perbedaan antar skala pengukuran dapat dihilangkan.
2.6. Sistem dan Pemodelan 2.6.1. Definisi dan Kategori