kering brangkasan, data generatif terdiri dari hasil gabah kering panen GKP dan hasil gabah kering giling GKG dengan kadar air setara 14. Komponen hasil
meliputi jumlah anakan produktif, jumlah gabah permalai, jumlah gabah berisi, jumlah gabah hampa, persentase gabah berisi, jumlah bobot 1000 butir dan
Harvest Indek HI; 7 Data sekunder untuk penyusunan model; 8 data ekonomi yang dihitung meliputi data input dan out put selama empat musim tanam.Data
yang di kumpulkan pada plot penelitian di lapangan dengan perlakuan tertera pada Lampiran 4 dan denah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.3.3. Metode Pengambilan Contoh
a. Tanah
Pengambilan contoh tanah dilakukan untuk mengetahui kualitas tanah sebagai bahan rekomendasi pemupukan pada musim tanam berikutnya.
Pengamatan perubahan sifat-sifat kimia tanah dari cuplikan komposit tanah composit soil sample dilakukan selama empat musim tanam atau lima kali
pengambilan contoh tanah. Pengambilan contoh tanah dilakukan sebanyak lima kali, yaitu :1 setelah olah tanah sebelum tanam Musim Tanam MT 1; 2 setelah
panen MT 1 sebelum tanam MT 2; 3 setelah panen MT 2 sebelum tanam MT 3; 4 setelah panen MT 3 dan sebelum tanam MT 4 dan 5 setelah panen MT 4,
diulang sebanyak 3 kali, sehingga jumlah contoh tanah berjumlah 195 selanjutnya dilakukan analisis fraksi tanah di laboratorium Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel3.1. Parameter kualitas fisika dan kimia tanah No
Parameter Metode
1. pH H
2
Elektrometry O
2. C-Organik Spectrophotometry
3. N-Total Kjeldahl
4. P-Bray I ppm Spectrophotometry
5. K-dd Cmol +kg
-1
AAS 6. Mg Cmol + kg
-1
AAS 7. Na Cmol + kg
-1
AAS 8. KTK Cmol + kg
-1
AAS 9. Al-dd Cmol + kg
-1
Titimetry 10. Cu ppm
AAS 11. Mn ppm
AAS 12. Fe ppm
AAS 13. B ppm
Spectrophotometry 14. S ppm
Spectrophotometry 15. P
2
O Spectrophotometry
5
16. K
2
AAS O
17. Textur - Pasir Hydrometer
- Debu Hydrometer
- Liat Hydrometer
b. Air
Pengamatan kualitas air dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat fisik dan kimia air dengan cara mengukur in situ dan mengambil contoh air masuk dan
keluar petak pengamatan untuk selanjutnya dianalisis di Laboratorium Kualitas Air. Pola intermittent contoh air diambil mengikuti waktu dan pola pengambilan
contoh tanah sementara teknis pengambilan dan penanganan dilakukan sesuai prosedur baku pada masing-masing parameter. Untuk mendapatkan sifat fisik dan
kimia air kondisi awal diambil 23 parameter Tabel 3.2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Parameter kualitas fisika dan kimia air, metode dan alat ukur No.
Parameter Satuan
Metode Fisika
1. Suhu
Pemuaian C
2. TDS
mglt Gravimetric
3. TSS
mglt Grafimetric
4. Conduktivity
µsm EC
Potensiometric Kimia
5. pH
mglt Potensiometric
6. BOD
mglt Potensiometric
7. COD
mglt Potensiometric
8. DO
mglt Potensiometric
9. N Total
mglt JIS K0102-45.2
10. P
mglt Spectrophotometric
11. K
mglt Atomisasi
12. Ca
mglt Spectrophotometric
13. Mg
mglt Titrimetric
14. Fe
mglt Spectrophotometric
15. NO3-N
mglt Spectrophotometric
16. NH3-N
mglt Titrimetric:pembentukan
azodye 17.
Chlorin mglt
Titrimetric 18.
Sianida CN mglt
Spectrophotometric 19.
Fluorida mglt
Titrimetric 20.
Nitrit sbg N mglt
Spectrophotometric 21.
Sulfat SO
4
mglt Spectrophotometric
22. CL2
mglt Spectrophotometric
23. Belerang sebagai H2S
mglt Spectrophotometric
c. Gas Metan CH
4
Pengamatan metan dilakukan dengan memerangkap gas dimaksud menggunakan alat yang disebut Fleksiglas. Metode untuk pengambilan contoh,
cara pengamatan dan perhitungan emisi metan sesuai dengan petunjuk teknis menghitung total emisi metan dengan pengambilan contoh terbatas Balingtan,
2008.
Universitas Sumatera Utara
Pengambilan contoh dilakukan 30 hari setelah tanam dengan satu bulan sekali. Emisi metan dari areal tanaman ditampung yaitu: boks penangkap metan
yang terbuat dari fleksiglas dengan berukuran 50 cm x 50 cm x 103 cm, alat injeksi dari polypropilen ukuran 10 ml yang digunakan sebagai penyedot gas dari
boks penangkap metan; termometer, pH meter yang dilengkapi dengan kalomel elektrode agar dapat berfungsi ganda untuk mengukur suhu dan kemasaman tanah
pH. Tinggi ruang boks head space dicatat setiap kali pengambilan gas untuk menentukan volume efektif boks. Contoh gas diambil interval waktu 6 menit
setelah peletakan boks. Pukul 06.00-07.00 diperkirakan mampu memiliki fluks metan dalam satu
hari yang digunakan untuk menentukan fluks metan harian mgm-2hari. Sedangkan pengambilan sampel gas diatas pukul 07.00 pagi akan menghasilkan
nilai emisi yang overestimate. Untuk mendapatkan linearitas peningkatan konsentrasi metan dalam setiap satuan waktu, maka dalam sekali pengambilan
contoh gas diperlukan empat kali pengambilan yaitu pada menit ke-6, 12, 18, 24. Selama satu musim tanam dilakukan pengambilan sampel gas sebanyak 3 kali per
fase yaitu fase-1 umur satu bulan hst, fase-2 umur dua bulan hst, dan fase-3 umur dua bulan hst, dan ini akan dilakukan selama empat musim tanam.
Konsentrasi metan dianalisis dalam setiap satuan waktu diukur dengan menggunakan kromatografi gas yang dilengkapi dengan detektor ionisasi pijar
flame ionization detector dengan kolom menggunakan porapak N. Suhu injektor 110
C dan suhu kolom 92 C, diulang tiga kali. Sebagai pembanding, dilakukan
analisis metan standar 10 ppm. Untuk menghindari terjadinya difusi metan akibat
Universitas Sumatera Utara
pengaruh tekanan pada permukaan tanah saat dilakukan pemasangan boks penampung gas, setiap petak percobaan dilengkapi dengan papan titian menuju
contoh tanaman yang telah ditentukan. Selama pengambilan contoh gas, permukaan tanah tempat boks diletakkan dibuat sedemikian rata sehingga saat
dilakukan penyungkupan boks tidak terjadi kebocoran gas Data untuk menyusun Indeks keberlanjutan.
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data yang diperlukan untuk identifikasi sistem diperoleh dari FGD dan wawancara dengan
responden. Responden terdiri dari stakeholder, tokoh masyarakat PPL penyuluh pertanian lapang sejumlah 20 orang dan 30 orang petani.
3.4. Analisis Data 3.4.1. Analisis contoh tanah untuk parameter kualitas tanah