Keberlanjutan Model Optimum Budidaya Padi Intensif Pada Sawah

harga output yang dihasilkan relatif rendah, dan pendapatan dari usahatani padi relatif berfluktuasi serta tidak kontinu dibanding usaha lainnya.

5.4.3. Keberlanjutan Model Optimum Budidaya Padi Intensif Pada Sawah

Irigasi Teknis Dimensi Sosial. Hasil perhitungan menunjukkan dimensi sosial terhadap delapan atribut yang telah dianalisis dengan RAP-INLASIT-IP 400 memberikan nilai indeks keberlanjutan sebesar 42,84 dengan status kurang berkelanjutan mengingat nilai indeks keberlanjutan berada pada selang 25,01-50,00 Gambar 5.48. Posisi titik nilai indeks yang berada pada sumbu x, merupakan indikasi bahwa penerapan model optimum budidaya intensif pada sawah irigasi teknis pada dimensi sosial kurang berkelanjutan. Karena itu perlu upaya yang lebih baik untuk melakukan peningkatan dan perbaikan terhadap atribut-atribut yang berpengaruh negatif terhadap nilai indeks tersebut. Sedangkan artribut yang berpengaruh positif terhadap nilai indeks keberlanjutan harus dipertahankan atau bahkan lebih ditingkatkan. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.48. Ordinasi dimensi sosial Ordination of social dimension Gambar 5.49. Analisis leverage indeks dan status keberlanjutan model optimum budidaya padi intensif pada sawah irigasi teknis dimensi sosial dan faktor sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan sosial Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 5.49 hasil analisis leverage dapat diketahui bahwa atribut yang sensitif mempengaruhi dimensi sosial adalah 1 jumlah petanikelompok tani yang mengikuti pelatihan, 2 frekuensi kunjungan petugas penyuluhPOPTP3A, 3 jumlah rumah tangga petani padi dengan jumlah lahan 0,5 ha yang dikuasai, dan 4 respon terhadap diseminasi inovasi teknologi. Jumlah petanikelompok tani yang mengikuti pelatihan merupakan atribut yang paling sensitive karena di Kabupaten Simalungun kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh dinas pertanian dan BPTP telah terprogram dengan baik dan diikuti oleh petani dan kelompok tani. Kemampuan dan keterampilan petani serta frekuensi kunjungan penyuluh merupakan hal yang sangat erat untuk membangun kapasitas petani dalam penyerapan inovasi teknologi budidaya padi intensif terutama dalam peningkatan Indeks pertanaman. Penyuluhan pertanian berperan penting dalam keberhasilan petani dalam menjalankan agribisnis usahatani padi sawah, terutama membantu petani mengatasi masalah-masalah teknis dalam sarana produksi benih, proses produksi, pemasaran, dan memperoleh informasi teknologi baru dalam pengelolaan agribisnisnya. Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Sumatera Utara telah cukup berhasil dalam pengadaan inovasi pertanian. Namun demikian, evaluasi eksternal maupun internal menunjukkan bahwa kecepatan dan tingkat pemanfaatan inovasi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian cenderung melambat, bahkan menurun. Sebelum mengalami perkembangan seperti sekarang petani biasanya mengandalkan hanya dari satu atau beberapa sumber informasi teknologi. Peran penyuluh pertanian menjadi sentral. Kini seiring dengan perkembangan teknologi, penyebaran informasi Universitas Sumatera Utara teknologi tidak lagi tergantung pada hanya satu atau dua chanel. Hasil penelitian Hendayana 2009 terungkap bahwa petani menerima informasi teknologi tidak hanya melalui birokrasi institusi pemerintahan seperti dinas teknis terkait, akan tetapi juga dari sumber lain seperti LSM, swasta, dan bahkan dari sumber dunia maya internet. Hal tersebut belakangan sering diistilahkan sebagai Spektrum Diseminasi Multi Channel SDMC. Selanjutnya ruang lingkup kegiatan percepatan adopsi inovasi teknologi melalui pendekatan SDMC meliputi: 1 karakerisasi jaringan transfer teknologi melalui pendekatan Participatory Communication Apprasial PCA; 2 rancangan model transfer inovasi melalui pendekatan SDMC spesifik lokasi; dan 3 penumbuhan model percepatan inovasi teknologi melalui klinik agribisnis. Keberhasilan pembangunan pertanian di Kabupaten Simalungun terutama dalam peningkatan produksi padi dengan memperkuat peran penyuluh dan percepatan adopsi inovasi melalui pendekatan SDMC. Atribut-atribut yang lain perlu mendapat perhatian agar nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial dapat ditingkatkan pada masa yang akan datang.

5.4.4. Keberlanjutan Model Optimum Budidaya Padi Intensif Pada Sawah