Efisiensi Agronomis Analisis Pola Perubahan Kualitas Tanah, Kualitas Air dan Gas Metan CH

manfaat pupuk hayati sangat besar di dalam pratek budidaya. Pupuk hayati berfungsi untuk meningkatkan hasil produksi, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk buatan, mengurangi dosis pemakaian pupuk buatan, memperbaiki struktur fisik, kimia, dan biologi tanah, menekan serangan hama dan penyakit, menjadikan keseimbangan flora fauna dalam tanah tercipta dengan baik yang pada akhirnya membawa kebaikan untuk segala sisi budidaya pertanian Simanungkalit et al., 2006. Penambahan probiotik berperan sebagai bahan yang mengandung mikroorganisme yang sangat menguntungkan. Aktifitasnya di sekitar rizosfer membantu mengubah unsur-unsur hara yang terdapat di dalam tanah menjadi zat yang dapat diserap oleh tanaman, sedangkan di dalam tanah, selain membantu mendekomposisi bahan yang ada sehingga dapat digunakan oleh tanaman sebagai sumber untuk pertumbuhan juga membantu menekan perkembangan biota pathogenik seperti jamur dan bakteri lainnya, sehingga tanaman lebih aman terhadap serangan penyakit Simanungkalit et al., 2006.

5.2.2. Efisiensi Agronomis

Efisiensi penggunaan hara oleh Mosier et al. 2004 dan Witt et al. 1999 dapat diekpresikan dalam bentuk efisiensi agronomis, yaitu kilogram peningkatan hasil per kilogram hara yang diberikan. Selanjutnya Witt 2005 mengemukakan bahwa tingkat efisiensi agronomis pada suatu lokasi sangat menentukan jumlah pupuk yang diberikan. Semakin tinggi efisiensi agronomis, semakin kecil jumlah pupuk yang diberikan. Sebaliknya semakin rendah efisiensi agronomis maka Universitas Sumatera Utara jumlah pupuk yang diberikan semakin banyak. Selanjutnya diutarakan bahwa banyaknya pupuk yang diberikan tidak menjamin banyaknya peningkatan hasil. Efisensi agronomis EA setiap hara pada MT I yang disajikan pada Tabel 5.13. menunjukkan EA N tertinggi diperoleh pada perlakuan A2B3 intermittent dan pemupukan Permentan 40 100 dosis+probiotik 47,4 kg gabahkg N, diikuti dengan perlakuan A2B6 intermittent dan pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik 42,2 kg gabahkg N, dan A2B2 intermitent dan pemupukan analisis laboratorium 39,1 kg gabahkg N. EA P tertinggi juga diperoleh pada perlakuan A2B3 197,4 kg gabahkg P, diikuti perlakuan A2B6 170,3 kg gabahkg P dan A2B2 intermitent dan pemupukan analisis laboratorium, yaitu 157,6 kg gabahkg P. Efisiensi agronomis K tertinggi juga diperoleh pada perlakuan A2B3 177,7 kg gabah kg K, kemudian diikuti dengan perlakuan A2B1 intermittent dan pemupukan permentan 40 dan A2B4 intermittent dan pemupukan Permentan 40 70 dosis+probiotik, masing-masing 132,3 dan 120,2 kg gabahkg K. Sedangkan EA hara N, P, K paling rendah diperoleh pada perlakuan A1B8 tergenang dan pemupukan analisis lab 40 dosis+probiotik, yaitu 10,3 kg gabahkg N; 41,36 kg gabahkg P; dan 22,8 kg gabahkg K. Tabel 5.13. Efisiensi agronomis pada beberapa kombinasi pemupukan pada MT di Desa Purbaganda, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun Perlakua n Jumlah N, P, K diberikan kgha Hasil GKG t ha -1 Peningkatan hasil kgha Efisiensi Agronomis kg gabahkg hara N P K Tanpa - 3.000 - - - - A1B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 6.318 O 3.318 29,5 122,9 110,6 A1B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 5.497 O 2.497 27,7 111,9 61,2 A1B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 6.630 O 3.630 32,3 134,4 121,0 A1B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 5.185 O 2.185 27,7 115,6 104,0 Universitas Sumatera Utara A1B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 3.967 O 967 21,5 89,5 80,6 A1B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 6.205 O 3.205 35,6 143,6 78,6 A1B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 3.853 O 853 13,5 54,6 29,9 A1B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 3.372 O 372 10,3 41,6 22,8 A2B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 6.970 O 3.970 35,3 147,0 132,3 A2B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 6.517 O 3.517 39,1 157,6 86,2 A2B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 O 8.330 5.330 47,4 197,4 177,7 A2B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 5.525 O 2.525 32,1 133,6 120,2 A2B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 4.278 O 1.278 28,4 118,4 106,5 A2B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 O 6.800 3.800 42,2 170,3 93,1 A2B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 4.023 O 1.023 16,2 65,5 35,8 A2B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 3.457 O 457 12,7 51,1 28,0 Keterangan : A1 tergenang, A2 intermittent, B1 : pemupukan Permentan 40, B2=pemupukan analisis lab, B3=pemupukan Permentan 40 100 dosis+probiotik, B4=pemupukan Permentan 40 70 dosis+probiotik, B5=pemupukan Permentan 40 40 dosis+probiotik, B6=pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik, B7=pemupukan analisis Lab 70 dosis+probiotik, B8=pemupukan analisis lab 40 dosis+probiotik. Kg Hasil Gabah Kering Giling Tanpa Pemberian Pupuk Efisiensi agronomis hara N, P, dan K yang disajikan pada Tabel 5.14 menunjukkan EA N tertinggi 44 kg gabahkg N diperoleh pada perlakuan A2B6, diikuti perlakuan A2B2 42,2 kg gabahkg N dan A1B6 41,9 kg gabahkg N. Efisiensi agronomis N paling rendah diperoleh pada perlakuan A1B5 dan A1B7, yaitu 10,8 kg gabahkg N. EA P tertinggi 180,4 kg gabahkg P diperoleh pada perlakuan A2B6, diikuti perlakuan A2B2 dan A1B6, masing-masing 170,3 dan 169,0 kg gabahkg P. Perlakuan A2B1 intermittent dan pemupukan Permentan 40, memberikan EA K tertinggi 133,3 kg gabahkg K, diikuti perlakuan A2B3 dan A2B4, masing-masing 132, 3 dan 131,0 kg gabahkg K. Tabel 5.14. Efisiensi agronomis pada beberapa kombinasi pemupukan pada MT II di Desa Purbaganda, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun Perlakuan Jumlah N, P, K diberikan kgha Hasil GKG t ha -1 Peningkatan hasil kgha Efisiensi Agronomis kg gabahkg hara N P K Tanpa - 3.000 - - - - A1B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 5.893 O 2.893 25,7 107,2 96,4 Universitas Sumatera Utara A1B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 5.752 O 2.752 30,6 123,3 67,4 A1B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 5.950 O 2.950 26,2 109,3 98,3 A1B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 5.525 O 2.525 32,0 133,6 120,2 A1B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 3.485 O 485 10,8 44,9 40,4 A1B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 6.772 O 3.772 41,9 169,0 92,4 A1B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 3.683 O 683 10,8 43,7 23,9 A1B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 3.457 O 457 12,9 51,1 28,0 A2B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 6.998 O 3.998 35,5 148,1 133,3 A2B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 6.800 O 3.800 42,2 170,3 93,1 A2B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 6.970 O 3.970 35,3 147,0 132,3 A2B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 5.752 O 2.752 34,9 145,6 131,0 A2B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 4.108 O 1.108 24,6 102,6 92,4 A2B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 7.027 O 4.027 44,7 180,4 98,7 A2B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 4.194 O 1.193 18,9 76,4 41,8 A2B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 3.598 O 598 16,6 67,0 36,7 Keterangan : A1 tergenang, A2 intermittent, B1 : pemupukan Permentan 40, B2=pemupukan analisis lab, B3=pemupukan Permentan 40 100 dosis+probiotik, B4=pemupukan Permentan 40 70 dosis+probiotik, B5=pemupukan Permentan 40 40 dosis+probiotik, B6=pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik, B7=pemupukan analisis Lab 70 dosis+probiotik, B8=pemupukan analisis lab 40 dosis+probiotik. Kg Hasil Gabah Kering Giling Tanpa Pemberian Pupuk Efisiensi agronomis pada MT III 5.15 menunjukkan perlakuan A2B6 mempunyai EA N tertinggi 60,8 kg gabahkg N, diikuti perlakuan A1B6 50,7 kg gabahkg N dan A2B3 48,1 kg gabahkg N. Demikian dengan EA P tertinggi 245,1 kg gabahkg P, juga diperoleh pada perlakuan A2B6, diikuti perlakuan A2B8 219,3 kg gabahkg P dan A1B6 204,5 kg gabahkg P. EA K tertinggi diperoleh pada perlakuan A2B3 180,5 kg gabahkg K, diikuti dengan perlakuan A1B3 dan A2B1, masing-masing 146,5 dan 142,7 kg gabahkg K. Tabel 5.15. Efisiensi agronomis pada beberapa kombinasi pemupukan pada MT III di Desa Purbaganda, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun Perlakuan Jumlah N, P, K diberikan kgha Hasil GKG t ha -1 Peningkatan hasil kgha Efisiensi Agronomis kg gabahkg hara N P K Tanpa - 3.000 - - - - Universitas Sumatera Utara A1B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 6.800 O 3.800 33,8 140,7 126,6 A1B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 6.942 O 3.942 43,8 176,6 96,6 A1B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 7.395 O 4.395 39,7 162,8 146,5 A1B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 4.533 O 1.533 19,5 81,1 73,0 A1B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 3.655 O 655 14,5 60,6 54,6 A1B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 7.565 O 4.565 50,7 204,5 111,9 A1B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 3.797 O 797 12,7 51,0 27,9 A1B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 4.108 O 1.108 30,8 124,1 67,9 A2B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 7.282 O 4.282 38,0 158,6 142,7 A2B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 7.225 O 4.225 46,9 189,3 103,5 A2B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 8.415 O 5.415 48,1 200,6 180,5 A2B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 5.893 O 2.893 36,7 153,0 137,8 A2B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 4.335 O 1.335 29,7 123,6 111,2 A2B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 4.872 O 5.472 60,8 245,1 134,1 A2B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 4.902 O 1.902 30,2 121,7 66,6 A2B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 4.958 O 1.958 54,4 219,3 120,0 Keterangan : A1 tergenang, A2 intermittent, B1 : pemupukan Permentan 40, B2=pemupukan analisis lab, B3=pemupukan Permentan 40 100 dosis+probiotik, B4=pemupukan Permentan 40 70 dosis+probiotik, B5=pemupukan Permentan 40 40 dosis+probiotik, B6=pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik, B7=pemupukan analisis Lab 70 dosis+probiotik, B8=pemupukan analisis lab 40 dosis+probiotik. Kg Hasil Gabah Kering Giling Tanpa Pemberian Pupuk Pada musim tanam IV 5.16, efisiensi agronomis N tertinggi 85,1 kg gabahkg N diperoleh pada perlakuan A2B8 intermittent dan pemupukan analisis lab 40 dosis+probiotik, selanjutnya perlakuan A1B8 dan A2B5 72,5 dan 70,6 kg gabahkg N. EA P tertinggi 343,0 kg gabahkg P juga diperoleh pada perlakuan A2B8, diikuti perlakuan A2B5 dan A1B8 294,1 dan 292,3 kg gabah kg P. EA K tertinggi 264,7 kg gabahkg K diperoleh pada perlakuan A2B5, diikuti perlakuan A1B5 dan A2B4 238,7 dan 237,6 kg gabahkg K. Tabel 5.16. Efisiensi agronomis pada beberapa kombinasi pemupukan pada MT IV di Desa Purbaganda. Kabupaten Simalungun Perlakuan Jumlah N, P, K diberikan kg ha -1 Hasil GKG t ha -1 Peningkatan hasil kg ha -1 Efisiensi Agronomis kg gabahkg hara N P K Tanpa - 3.000 - - - - Universitas Sumatera Utara A1B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 7.310 O 4.310 38,3 159,6 143,7 A1B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 6.743 O 3.743 41,6 167,7 91,7 A1B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 7.962 O 4.962 44,1 183,8 165,4 A1B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 6.998 O 3.998 50,8 211,5 190,4 A1B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 5.865 O 2.865 63,7 265,3 238,7 A1B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 7.197 O 4.197 46,6 188,0 102,8 A1B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 6.120 O 3.120 49,5 199,7 109,2 A1B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 5.610 O 2.610 72,5 292,3 159,9 A2B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 7.933 O 4.933 43,8 182,7 164,4 A2B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 7.423 O 4.423 49,1 198,2 108,4 A2B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 8.812 O 5.812 51,7 215,2 193,7 A2B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 7.990 O 4.990 63,4 264,0 237,6 A2B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 6.177 O 3.177 70,6 294,1 264,7 A2B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 8.160 O 5.160 57,3 231,2 126,5 A2B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 6.715 O 3.715 59,0 237,8 130,1 A2B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 6.063 O 3.063 85,1 343,0 187,7 Keterangan : A1 tergenang, A2 intermittent, B1 : pemupukan Permentan 40, B2=pemupukan analisis lab, B3=pemupukan Permentan 40 100 dosis+probiotik, B4=pemupukan Permentan 40 70 dosis+probiotik, B5=pemupukan Permentan 40 40 dosis+probiotik, B6=pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik, B7=pemupukan analisis Lab 70 dosis+probiotik, B8=pemupukan analisis lab 40 dosis+probiotik. Kg Hasil Gabah Kering Giling Tanpa Pemberian Pupuk Efisiensi agronomis pada 4 musim tanam yang disajikan pada Tabel 5.17 dengan EA N tertinggi 340 kg gabahkg N diperoleh pada perlakuan A2B6 intermittent dan pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik. Takaran 90 N+22,3 P 2 O 5 + 40,8 K 2 O kgha dan penambahan probiotik pada kondisi pengairan intermittent, memberikan kenaikan hasil gabah per kilogram N yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Takaran hara tersebut juga meningkatkan efisiensi agronomis hara P, ditandai dengan kenaikan hasil gabah 745,3 kg per kilogram P. Perlakuan A2B2 dengan takaran hara yang sama, tetapi tanpa penambahan probiotik kenaikan hasil gabah per kilogram N lebih rendah, yaitu 305,4 kg. Pada takaran 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 O kgha pada perlakuan A2B3 Universitas Sumatera Utara intermittent dan pemupukan Permentan 40 100 dosis+probiotik, memberikan kenaikan hasil gabah 294,2 kg dan sekaligus memberikan EA P dan EA K tertinggi dengan kenaikan hasil gabah 745,5 kgkg P dan 587,2 kgkg K. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi pupuk N, P, dan K mempengaruhi efisiensi penggunaan hara. Perubahan kombinasi pupuk N, P, dan K menyebabkan efiesiensi penggunaan hara N, P, dan K juga berubah Syafrudin et al.,2006. Takaran N yang efisien pada lokasi penelitian adalah 90 kg-12,5 kg Nha, sedangkan takaran P adalah 22,3 kg-27,5 kg P 2 O 5 ha, dan takaran K adalah 30 kg K 2 Oha Syafruddin et al., 2006. Tabel 5.17. Efisiensi agronomis setiap kombinasi perlakuan pada 4 musim tanam di Desa Purbaganda. Kabupaten Simalungun Perlakuan Jumlah N, P, K diberikan kg ha -1 Efisiensi Agronomis kg gabahkg hara N P K Tanpa - - - - A1B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 208.7 O 519.7 406.7 A1B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 236.4 O 523.6 280.1 A1B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 224.7 O 579.3 459.1 A1B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 231.6 O 528.5 399.5 A1B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 O 144.6 455.8 384.7 A1B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 O 301.9 628.6 335.2 A1B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 O 119.5 329.3 177.9 A1B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 O 164.7 486.0 263.3 A2B1 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 O 265.3 621.6 475.0 A2B2 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 305.4 O 638.2 340.4 A2B3 112,5 N+27 P 2 O 5 +30 K 2 294.2 O 745.5 587.2 A2B4 78,8 N+18,9 P 2 O 5 +21 K 2 277.8 O 681.7 530.6 A2B5 45 N+10,8 P 2 O 5 +12 K 2 231.3 O 628.5 507.1 A2B6 90 N+22,3 P 2 O 5 +40,8 K 2 340.8 O 745.3 398.5 A2B7 63 N+15,6 P 2 O 5 +28,5 K 2 181.8 O 466.9 251.4 A2B8 36 N+8,9 P 2 O 5 +16,3 K 2 219.2 O 650.1 352.3 Keterangan : A1 tergenang, A2 intermittent, B1 : pemupukan Permentan 40, B2=pemupukan analisis lab, B3=pemupukan Permentan 40 100 dosis+probiotik, B4=pemupukan Permentan 40 70 dosis+probiotik, B5=pemupukan Permentan 40 40 dosis+probiotik, B6=pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik, B7=pemupukan analisis Lab 70 dosis+probiotik, B8=pemupukan analisis lab 40 dosis+probiotik.

5.2.3. Keragaan Analisis Usahatani