intermittent dan pemupukan Permentan 40 100 dosis+probiotik, memberikan kenaikan hasil gabah 294,2 kg dan sekaligus memberikan EA P dan EA K
tertinggi dengan kenaikan hasil gabah 745,5 kgkg P dan 587,2 kgkg K. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi pupuk N, P, dan K
mempengaruhi efisiensi penggunaan hara. Perubahan kombinasi pupuk N, P, dan K menyebabkan efiesiensi penggunaan hara N, P, dan K juga berubah Syafrudin
et al.,2006. Takaran N yang efisien pada lokasi penelitian adalah 90 kg-12,5 kg Nha, sedangkan takaran P adalah 22,3 kg-27,5 kg P
2
O
5
ha, dan takaran K adalah 30 kg K
2
Oha Syafruddin et al., 2006.
Tabel 5.17. Efisiensi agronomis setiap kombinasi perlakuan pada 4 musim tanam di Desa Purbaganda. Kabupaten Simalungun
Perlakuan Jumlah N, P, K diberikan
kg ha
-1
Efisiensi Agronomis kg gabahkg hara
N P
K Tanpa
- -
- -
A1B1 112,5 N+27 P
2
O
5
+30 K
2
208.7 O
519.7 406.7
A1B2 90 N+22,3 P
2
O
5
+40,8 K
2
236.4 O
523.6 280.1
A1B3 112,5 N+27 P
2
O
5
+30 K
2
224.7 O
579.3 459.1
A1B4 78,8 N+18,9 P
2
O
5
+21 K
2
231.6 O
528.5 399.5
A1B5 45 N+10,8 P
2
O
5
+12 K
2
O 144.6
455.8 384.7
A1B6 90 N+22,3 P
2
O
5
+40,8 K
2
O 301.9
628.6 335.2
A1B7 63 N+15,6 P
2
O
5
+28,5 K
2
O 119.5
329.3 177.9
A1B8 36 N+8,9 P
2
O
5
+16,3 K
2
O 164.7
486.0 263.3
A2B1 112,5 N+27 P
2
O
5
+30 K
2
O 265.3
621.6 475.0
A2B2 90 N+22,3 P
2
O
5
+40,8 K
2
305.4 O
638.2 340.4
A2B3 112,5 N+27 P
2
O
5
+30 K
2
294.2 O
745.5 587.2
A2B4 78,8 N+18,9 P
2
O
5
+21 K
2
277.8 O
681.7 530.6
A2B5 45 N+10,8 P
2
O
5
+12 K
2
231.3 O
628.5 507.1
A2B6 90 N+22,3 P
2
O
5
+40,8 K
2
340.8 O
745.3 398.5
A2B7 63 N+15,6 P
2
O
5
+28,5 K
2
181.8 O
466.9 251.4
A2B8 36 N+8,9 P
2
O
5
+16,3 K
2
219.2 O
650.1 352.3
Keterangan : A1 tergenang, A2 intermittent, B1 : pemupukan Permentan 40, B2=pemupukan analisis lab, B3=pemupukan
Permentan 40 100 dosis+probiotik, B4=pemupukan Permentan 40 70 dosis+probiotik, B5=pemupukan Permentan 40 40 dosis+probiotik, B6=pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik, B7=pemupukan analisis Lab
70 dosis+probiotik, B8=pemupukan analisis lab 40 dosis+probiotik.
5.2.3. Keragaan Analisis Usahatani
Universitas Sumatera Utara
Analisis usahatani padi sawah dengan teknologi yang biasa dilakukan petani di Desa Purbaganda dan dibandingkan dengan perlakuan A2B3 pengairan
intermittent dan rekomendasi pemupukan Permentan 40+probiotik yang mudah diaplikasikan petani disajikan pada Tabel 5.18 berikut.
Hasil analisis usahatani, berdasarkan hasil gabah kering giling tertinggi pada pada MT I disajikan pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Analisis usahatani padi sawah pada MT I Desa Purbaganda, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun. 2012
No Uraian
Cara Petani Perlakuan A2B3
Volume Jumlah
Volume
Jumlah A.
Hasil kgha GKG x Rp 4.800
4.250 20.400.000
8.300 39.840.00
Benih kg x Rp 8.000
25 200.000
25 200.000
Urea kg x Rp 2.500
150 375.000
250 625.000
Ponskha kg x Rp 3.000
200 600.000
SP 36 kg x 3.000
75 225.000
KCl kg x 8.000
50 400.000
ZA kg x 2.000
50 100.000
Probiotik kg x Rp 5.000
20 100.000
Insektisida ltr x Rp 100.000
3 300.000
3 300.000
Pengolahan tanah HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Tanam HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Pemupukan HOK
8 400.000
8 400.000
Penyiangan HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Penyemprotan HOK
8 400.000
8 400.000
Panen 12
510 2.448.000
996 4.780.000
B. Biaya produksiha
8.963.000
11.930.000
C. Pendapatan bersih
11.437.000 27.910.000
D. BC
1,28 2,34
Aplikasi pemupukan 250 kg Urea + 75 kg SP 36 + 50 kg KCl + 20 kg
probiotikha dan pengairan secara berselang intermittent berpeluang mendapatkan rata-rata hasil 8,3 t ha
-1
GKG pendapatan bersih sebesar Rp 27.910.000 dan nilai BC 2,34. Bila dibandingkan dengan cara yang biasa
Universitas Sumatera Utara
dilakukan petani di Desa Purbaganda, dengan aplikasi 150 kg Urea + 200 kg NPK Ponskha+50 kg ZA dengan pengairan tergenang terus-menerus, petani
memperoleh rata-rata hasil 4,2 t ha
-1
GKG dengan pendapatan bersih sebesar Rp 11.427.000 dan nilai BC 1,27.
Tabel 5.19. Analisis usahatani padi sawah pada MT II Desa Purbaganda, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun. 2012
No Uraian
Cara Petani Perlakuan A2B6
Volume
Jumlah Volume Jumlah
A. Hasil kgha GKG x Rp
4.800 4.250
20.400.00
7.000
33.600.00
Benih kg x Rp 8.000 25
200.000
25
200.000
Urea kg x Rp 2.500 150
375.000
200
500.000
Ponskha kg x Rp 3.000 200
600.000
SP 36 kg x 3.000 62
186.000
KCl kg x 8.000 68
544.000
ZA kg x 2.000 50
100.000
Probiotik kg x Rp 5.000 20
100.000
Insektisida ltr x Rp 100.000 3
300.000
3
300.000
Pengolahan tanah HOK 30
1.500.000
30
1.500.000
Tanam HOK 30
1.500.000
30
1.500.000
Pemupukan HOK 8
400.000
8
400.000
Penyiangan HOK 30
1.500.000
30
1.500.000
Penyemprotan HOK 8
400.000
8
400.000
Panen 12 510
2.448.000
840
4.032.000
B. Biaya produksiha
8.963.000
10.762.400
C. Pendapatan bersih
11.437.000 22.837.600
D. BC
1,27 2,12
Pada Tabel 5.19, dapat dilihat bahwa hasil gabah kering giling tertinggi pada MT II, yaitu aplikasi pemupukan analisis lab 100 dosis+probiotik, 200
kg Urea + 62 kg SP 36 + 68 kg KCl + 20 kg probiotikha dan pengairan secara berselang intermittent berpeluang mendapatkan rata-rata hasil 7,0 t ha
-1
Tabel 5.20. Analisis usahatani padi sawah pada MT III Desa Purbaganda, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun. 2012
GKG dengan pendapatan bersih sebesar Rp 22.837.600 dengan nilai BC 2,12. Bila
dibandingkan dengan cara yang biasa dilakukan petani di Desa Purbaganda, petani memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 11.347.000 dan nilai BC 1,27.
Universitas Sumatera Utara
No Uraian
Cara Petani Perlakuan A2B3
Volume Jumlah Volume
Jumlah A.
Hasil kgha GKG x Rp 4.800
4.250 20.400.00
8.400 40.320.00
Benih kg x Rp 8.000
25 200.000
25 200.000
Urea kg x Rp 2.500
150 375.000
250 625.000
Ponskha kg x Rp 3.000
200 600.000
SP 36 kg x 3.000
75 225.000
KCl kg x 8.000
50 400.000
ZA kg x 2.000
50 100.000
Probiotik kg x Rp 5.000
20 100.000
Insektisida ltr x Rp 100.000
3 300.000
3 300.000
Pengolahan tanah HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Tanam HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Pemupukan HOK
8 400.000
8 400.000
Penyiangan HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Penyemprotan HOK
8 400.000
8 400.000
Panen 12
510 2.448.000
1.008 4.838.400
B. Biaya produksiha
8.963.000 11.988.40
C. Pendapatan bersih
11.437.000 28.331.600
D. BC
1,27 2,36
Pada Tabel 5.20, dapat dilihat bahwa hasil gabah kering giling tertinggi pada MT III, dengan aplikasi pemupukan pemupukan analisis lab 100
dosis+probiotik 200 kg Urea + 62 kg SP 36 + 68 kg KCl + 20 kg probiotikha dan pengairan secara berselang intermittent berpeluang mendapatkan rata-rata
hasil 8,4 t ha
-1
GKG dengan pendapatan bersih sebesar Rp 28.331.600 dan nilai BC 2,36 lebih besar dibandingkan cara petani BC 1,27.
Tabel 5.21. Analisis usahatani padi sawah pada MT IV Desa Purbaganda, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun. 2012
No Uraian
Cara Petani Perlakuan A2B3
Volume Jumlah Volume
Jumlah A.
Hasil kgha GKG x Rp 4.800
4.250 20.400.00
8.800 42.240.00
Benih kg x Rp 8.000
25 200.000
25 200.000
Urea kg x Rp 2.500
150 375.000
250 625.000
Universitas Sumatera Utara
Ponskha kg x Rp 3.000
200 600.000
SP 36 kg x 3.000
75 225.000
KCl kg x 8.000
50 400.000
ZA kg x 2.000
50 100.000
Probiotik kg x Rp 5.000
20 100.000
Insektisida ltr x Rp 100.000
3 300.000
3 300.000
Pengolahan tanah HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Tanam HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Pemupukan HOK
8 400.000
8 400.000
Penyiangan HOK
30 1.500.000
30 1.500.000
Penyemprotan HOK
8 400.000
8 400.000
Panen 12
510 2.448.000
1.056 5.068.800
B. Biaya produksiha
8.963.000 12.218.80
C. Pendapatan bersih
11.437.000 30.021.200
D. BC
1,27 2,46
Pada MT IV, aplikasi pemupukan 250 kg Urea + 75 kg SP 36 + 50 kg KCl + 20 kg probiotikha dengan pengairan secara berselang intermittent berpeluang
memberikan hasil gabah kering giling tertinggi Tabel 5.21. Petani memperoleh rata-rata hasil 8,8 t ha
-1
Tabel 5.22. Analisis usahatani padi sawah pada 4 musim tanam Desa Purbaganda, GKG dengan pendapatan bersih sebesar Rp 30.021.200
dan nilai BC 2,46.
Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun. 2012 Uraian
MT I MT II
MT III MT IV
Penerimaan Rp 39.840.00
33.600.000 40.320.000
42.240.000 Pengeluaran Rp
11.930.000 10.762.400
11.988.400 12.218.800
Pendapatan Rp 27.910.000
22.837.600 28.331.600
30.021.200 BC
2,34 2,12
2,36 2,46
Hasil analisis usahatani pada setiap musim tanam diperoleh pendapatan, masing-masing pada MT I sebesar Rp 27.910.000, MT II sebesar Rp 22.837.600,
MT III sebesar Rp 28.331.600, dan MT IV sebesar Rp 30.021.200. Pendapatan usahatani memberikan BC ratio pada masing-masing musim tanam sebesar 2,34;
2,12; 2,36; dan 2,46. Berdasarkan analisis pendapatan dan biaya usahatani gross
Universitas Sumatera Utara
BC maka usahatani padi dengan pendekatan PTT dan pada perlakuan A2B3 dan A2 B6 sangat efisien karena memberikan nilai profitabilitas.
5.3. Model Optimum Budidaya Padi Intensif pada Sawah Irigasi Teknis