Penggunan Dana CSR Untuk Lingkungan Hidup Memperoleh Insentif Pajak Praktek CSR Dalam Bentuk Pemberian Hasil Produk Secara Cuma-cuma Tidak Memperoleh Insentif Pajak

Dari sisi Pajak Pertambahan Nilai, korporasi yang melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan CSR dengan memberikan barang kena pajak hasil produk perusahaan secara langsung ataupun melalui lembaga resmi harus membayar PPN sebesar 10 sepulu persen dari nilai barang yang diserahkan. PPN yang terutang atas penyerahan barang tersebut dikategorikan sebagai PPN atas pemakaian sendiri danatau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak sebagaimana diataur dalam Pasal 1A ayat 1 huruf d Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, kecuali barang yang diserahkan dikategorikan sebagai jenis barang yang tidak dikenakan PPN sebagaimana diatur dalam Pasal 4A Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yaitu barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.

2. Penggunan Dana CSR Untuk Lingkungan Hidup Memperoleh Insentif Pajak

Perusahaan dalam menerapkan CSR yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam. Dilihat dari ketentuan pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 berbunyi biaya pengolahan limbah merupakan biaya yang dapat dikurangkan sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak. Untuk perusahaan yang bergerak di sektor Universitas Sumatera Utara pertambangan pada Pasal 9 ayat 1 huruf c butir 5 diatur bahwa pembentukan atau pemupukan dana cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan dapat dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajak. Berdasarkan ketentuan tersebut, apabila perusahaan mengeluarkan biaya pengolah limbah dan pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnisnya serta biaya yang dikeluarkan untuk pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan biaya reklamasi tambang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai, pembelian material yang merupakan Barang Kena Pajak untuk membangun fasilitas pengolahan limbah tetap terutang PPN. Demikian juga atas pembayaran jasa atau imbalan dalam pembangunan fasilitas pengolahan limbah akan terhutang PPh Pasal 21Pasal 26 atau Pasal 23Pasal 26 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

3. Praktek CSR Dalam Bentuk Pemberian Hasil Produk Secara Cuma-cuma Tidak Memperoleh Insentif Pajak

Program tanggung jawab sosial perusahaan CSR ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain kegunaan, durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya. Perusahaan seharusnya memberikan kualitas produk dan jasa yang baik kepada masyarakat. Perusahaan tidak semata-mata mencari laba tetapi ada tanggung jawab etis kepada masyarakat atas produk dan jasa yang diberikan. Masyarakat menuntut kejujuran dalam iklan atau produk dan jasa yang ditawarkan Universitas Sumatera Utara dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Perusahaan dihadapkan dengan beberapa pilihan untuk memberikan tanggungjawab sosialnya kepada masyarakat. Ada beberapa perusahaan yang menyisihkan sebagian pendapatan dan penjualan produknya untuk program tanggung jawab sosial perusahaan CSR. Beberapa perusahaan lain memilih memberikan produknya secara gratis kepada masyarakat. Perusahaan yang melakukan promosi dengan membagi-bagikan produknya sebagai sampel di masyarakat, berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan biaya yang dikeluarkan tersebut bukan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto tidak memperoleh insentif pajak karena merupakan pemberian kenikmatan atau natura seperti yang diatur dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 9 ayat 1 huruf e. Apabila perusahaan memilih untuk menyerahkan produknya untuk program tanggung jawab sosial perusahaan CSR maka perusahan harus membayar PPN sebesar 10 dari nilai produk yang disumbangkan kepada masyarakat. Perusahaan juga dapat melaksanakan program tanggung jawab sosial dengan memberikan pelayanan kepada pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan setelah penjualan service after sales. Misalnya perbaikan produk yang cacat atau penggantian produk atau sparepart. Biaya perbaikan yang dikeluarkan oleh perusahaan ini dapat dikurangkan dari penghasilan Universitas Sumatera Utara bruto karena termasuk dalam kategori biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

4. CSR di Bidang Pendidikan dan Kesehatan Diberikan Insentif Pajak

Dokumen yang terkait

Corporate Social Responsibility Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 48 152

Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 42 169

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

Analisis Hukum Mengenai Penerapan Asas Piercing The Corporate Veil Atas Tanggung Jawab Direksi Pada Sebuah Perseroan Terbatas Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 19 68

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

PELAKSANAAN CSR (Corporate Social Responsibility) SEBAGAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (Studi Di PT. Air Mancur).

0 0 13

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1

Implikasi Ketentuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Peseroan Terbatas.

0 0 1