perusahaan bermakna prerogatif yang berarti suka rela voluntary, sehingga perusahaan hanya memaknainya sebagai tindakan filantropi, altuistik, kebaikan budi,
bukan sebuah kewajiban, dan lain sebagainya. Namun jika dilihat dari konteks Hak Asasi Manusia HAM, makna kata sosial bukan hanya suatu tindakan yang
dilakukan atas dasar kesukarelaan tetapi makna kata sosial itu justru berarti kewajiban.
105
1. Shareholders Theory
Untuk melihat makna tanggung jawab dalam terminologi tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilihat dalam perspektif shareholder theory dan
stakeholder theory.
Peletak dasar teori Shareholder Primacy tidak lain adalah ilmuwan ekonomi klasik Adam Smith The Wealth of Nations, 1776 yang meyakini bahwa kepentingan
diri merupakan faktor pendorong bagi usahawan untuk menggunakan kekayaan industrial dan tenaga kerja secara efisien dan untuk mengembangkan usaha semata-
mata untuk tujuan akumulasi laba bagi dirinya. Pijakan teoritis pandangan kelompok ini dibangun pertama kali oleh salah
satu pemikir fenomenal hukum korporasi dari Law School of Columbia University, Adolf A. Berle. Sebagaimana jamak diketahui bahwa Adolf A. Berle dan Gardiner
Means 1932 lewat karangannya berjudul “The Modern Corporation and Private Property” telah dinobatkan sebagai bapak korporasi modern karena idenya yang
sangat berpengaruh terhadap hukum korporasi khususnya mengenai keterpisahan antara ownership and control dalam perusahaan modern. Berle jugalah yang telah
105
Busyra Azheri, Op.Cit, hal. 104.
Universitas Sumatera Utara
membangun ide-ide besar konseptualisasi shareholder sebagai konstituen primer dalam perusahaan.
106
Lewat tulisannya yang terbit di Harvard Law Review tahun 1932 berjudul For Whom Are Corporate Manager Trustees?: A Note, Berle meyakinkan publik bahwa
satu-satunya kepentingan yang harus diperhatikan dan dilayani dalam perusahaan adalah kepentingan pemodal. Inilah yang kemudian menjadi premis utama
Shareholder Primacy Theory. Seperti terlihat dari judul tulisannya, Berle menuliskan idenya ini sebagai respon dari tulisan dengan judul yang sama yang ditulis oleh pakar
hukum dari Harvard University bernama E. Merrick Dodd. Perusahaan dalam perspektif Berle adalah entitas hukum imajiner yang sengaja dikreasi dengan tujuan
utama dan satu-satunya yaitu untuk mencari keuntungan buat pemiliknya shareholders.
Salah satu tokoh yang kontropersial menanggapi konsep tanggung jawab sosial perusahaan adalah ekomom besar Amerika Serikat yaitu Milton Friedman’s. Ia
merupakan tokoh utama dari lahirnya neoliberalisme yang mengedepankan konsep pasar bebas yang didasarkan pada doktrin ekonomi liberal klasik Adam Smith yang
terkenal dengan konsep maximization profit pada tahun 1776. Milton Friedman mengatakan, hanya ada satu tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu untuk
menggunakan sebesar-besarnya sumberdaya perusahaan dan terlibat dalam aktivitas yang didisain untuk meningkatkan labanya selama ia berada dalam koridor aturan
106
Andi Syafrani, CSR Dalam Pespektif Corporate Law: Sebuah Upaya Pemetaan Anatomi
Teoritis Bagian 1, http:asyafrani.multiply.com
, diunduh tanggal 18 Maret 2013.
Universitas Sumatera Utara
main yang telah disepakati, yaitu berada dalam iklim kompetisi yang terbuka dan bebas tanpa melakukan penipuan.
Dalam perkembangannya konsep maximization profit ini justru mengarah pada doktrin agama akumulasi laba yang dapat mendapatkan kritikan dari ekonom
lainnya. Friedman mengatakan, jika manajer melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atas nama perusahaan yang dituangkan dalam berbagai bentuk, berarti
manajer telah memungut pajak dari pemilik perusahaan dan menentukan bagaimana dana pajak itu digunakan.
107
Memungut dan menggunakan uang pajak bukanlah tugas manajer perusahaan, tetapi adalah tugas pemerintah.
108
Shareholders theory melihat bahwa fokus tanggung jawab sosial perusahaan adalah pada manajer yang menjalankan tanggung jawab pokok akumulasi laba dan
tanggung jawab sebagai pihak yang dipercaya fidusier untuk menghemat dan Apabila manajer mengimplementasikan tanggung
jawab sosial perusahaan dalam aktivitas usahanya, berarti manajer menyalahgunakan posisinya. Dengan kata lain manajer telah melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.
Friedman menegaskan bahwa doktrin tanggung jawab sosial perusahaan telah merusak sistem ekonomi pasar bebas. Tanggung jawab sosial perusahaan akan
mengakibatkan sistem ekonomi menuju ke arah ekonomi berencana, seperti negara- negara sosialis dan doktrin ini juga bersifat subversib terhadap masyarakat yang
bebas dan demokratis.
107
Busyra Azheri, Op.Cit., hal. 105
108
K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Kanasius, 2000, hal. 294.
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kekayaan yang dipercayakan shareholder kepadanya tanpa kecurangan. Sedangkan tanggung jawab lain yang dipikulkan kepada manajer harus berada di
bawah tanggung jawab tersebut. Manajer yang baik harus mengajukan pertanyaan pada dirinya sendiri, apakah telah melaksanakan tugas atau kepercayaan yang
diberikan oleh pemegang saham have we are met our fiduciary duties to the shareholders?.
109
Sejajar dengan pandangan Barle dan Means ditemukan dalam pandangan Daniel Fischel and Hakim Frank Easterbrook 1982 dalam tulisannya “Antitrust
Suits by Targets of Tender Offers”. Mereka mempostulasikan ide yang disebut Cynthia A. Williams sebagai irresponsible notion. Menurut pandangan ini
manajemen perusahaan diperbolehkan untuk melanggar aturan-aturan tanggung jawab sosial perusahaan jika kepentingan pemodal dan kepentingan bisnis terhalangi.
Kepentingan bisnis pemodal, dalam perspektif ini, harus supreme dan tidak boleh dikalahkan oleh kepentingan lainnya
.
110
3. Teori Pemangku Kepentingan Stakeholder Primacy Theory