Kedudukan Hukum Pajak Dasar Hukum dan Teori Pemungutan Pajak

6. Kedudukan Hukum Pajak

Hukum pajak, yang juga disebut hukum fiskal, adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui kas Negara, sehingga merupakan bagian dari hukum publik, yang mengatur hubungan-hubungan hukum antar negara dan orang-orang atau badan-badan hukum yang berkewajiban membayar pajak selanjutnya disebut Wajib Pajak. 155 Hukum Pajak juga memuat unsur-unsur tata negara dan hukum pidana dengan acara pidananya. Dalam lapangan hukum administratif, unsur-unsur tadi tidak begitu nampak seperti dalam hukum pajak ini, juga peradilan administratifnya diatur begitu rapinya. Luasnya cakupannya karena eratnya hubungannya dengan kehidupan ekonomi, maka dalam abad ini banyak sarjana hukum, sarjana ekonomi dan para cerdik pandai lainnya yang mencurahkan perhatiannya yang cukup terhadap hukum pajak ini, yang kini di beberapa negara telah merupakan ilmu yang berdiri sendiri. Perubahan-perubahan yang pada kehidupan ekonomi dalam masyarakat mengharuskan dialukannya perubahan terhadap hukum pajak di suatu negara, hal Hukum pajak bertugas menelaah keadaan-keadaan dalam masyarakat yang dapat dihubungkan dengan pengenaan pajak, merumuskannya dalam peraturan-peraturan hukum dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum ini, dengan tidak mengabaikan begitu saja latar belakang ekonomis dari keadaan-keadaan masyarakat. 155 R. Santoso Brotodiharjo, Op.Cit., hal. 1. Universitas Sumatera Utara inilah yang menjadi sangat menarik bagi para cendekiawan. Selanjutnya menurut Brotodiharjo, negara-negara yang sudah maju dalam caranya mengatur pajaknya pada umumnya dapat dengan cepat bereaksi terhadap perubahan-perubahan, terutama yang termasuk dalam lapangan perekonomian dengan menyesuaikan segala aparaturnya dengan kebutuhan masyarakatnya. 156 Hukum Pajak mengatur hubungan antara pemerintah fiskus selaku pemungut pajak dengan rakyat sebagai Wajib Pajak, ada dua macam hukum pajak yaitu: b. Hukum Pajak Materiil, memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak obyek pajak, siapa yang dikenakan pajak subyek pajak, berapa besar pajak yang dikenakantarif, segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak. Contoh Hukum Pajak Materiil adalah : UU PPh, UU PPN dan PPnBM, UU PBB dan lainnya. c. Hukum Pajak Formil, yaitu memuat bentuktata-cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan. Hukum ini memuat antara lain: Tata cara penyelenggaraan prosedur penetapan suatu utang pajak, hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para Wajib Pajak mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak, kewajiban Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan, pencatatan, pelaporan, hak Wajib Pajak 156 Ibid., hal.1-2 Universitas Sumatera Utara mengajukan permohonan keberatan, pengurangan sanksi administrasi dan banding. Contoh Hukum Pajak Formil adalah Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

B. Pengaturan Perpajakan Biaya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut Hukum Pajak di Indonesia Pajak merupakan kontribusi besar dan nyata korporasi kepada pihak selain pemegang saham dan karyawan. Bagaimana seharusnya korporasi melihat kewajiban- kewajiban perpajakannya, dan apakah kepatuhan perpajakan merupakan bagian dari kampanye tanggung jawab sosial mereka? Atau, mengapa pembayaran pajak tidak lebih sering dibingkai dalam konteks tanggung jawab sosial perusahaan CSR? 157 Terdapat perbedaan mendasar antara pungutan melalui sistem perpajakan dengan kewajiban untuk menyumbang kepada masyarakat melalui tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu: 158 1. Pajak dibayarkan kepada negara, sedangkan tanggung jawab sosial perusahaan disalurkan kepada masyarakat secara langsung. 2. Tidak adanya pilihan bagi perpajakan selain yang diatur dalam peraturan, sementara tanggung jawab sosial perusahaan dapat disesuaikan dengan strategi perusahaan dan kondisi masyarakat penerima. 3. Perpajakan diatur langsung oleh peraturan negara, sedangkan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilakukan dengan berdasarkan kontrak. Pajak dihitung dengan menggunakan informasi dalam laporan keuangan komersial disesuaikan dulu dengan peraturan perpajakan. 157 Mihir A Desai dan Dhammika Dharmapala, CSR and Taxation: The Missing Link, Journal of Financial Economic, Harvard University, Winter, 2006, hal. 1. 158 Mukti Fajar, Op.Cit., hal. 311. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Corporate Social Responsibility Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 48 152

Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 42 169

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

Analisis Hukum Mengenai Penerapan Asas Piercing The Corporate Veil Atas Tanggung Jawab Direksi Pada Sebuah Perseroan Terbatas Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 19 68

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

PELAKSANAAN CSR (Corporate Social Responsibility) SEBAGAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (Studi Di PT. Air Mancur).

0 0 13

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1

Implikasi Ketentuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Peseroan Terbatas.

0 0 1