Filippina Insentif Pajak atas Biaya CSR di Beberapa Negara

c. Pengurangan tarif pajak. Memungkinkan bagi Wajib Pajak untuk mengurangi jumlah pajak tax credit yang terutang atas dibayar diluar negeri dari jumlah pajak yang terutang berdasarkan perhitungan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan domestik. d. Penangguhan pajak. Terhadap kewajiban pajak suatu perusahaan ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu biasanya diatur dalam suatu kontrak. Dalam praktiknya, bentuk insentif pajak di atas diterapkan dengan skema dan tingkatan yang berbeda oleh setiap negara sesuai dengan konstitusi dan political will pemerintahnya masing-masing. Berikut adalah gambaran kebijakan perpajakan terkait dengan CSR yang diterapkan di beberapa negara, yaitu:

1. Filippina

Ketentuan tentang pengaturan CSR di Filipina diatur dalam Section 4 Corporate Social Responsibility Act 2007 menyebutkan mengenai pengurangan pajak bagi perusahaan yang melaksanakan kegiatan-kegiatan CSR. Pasal tersebut berbunyi: 174 174 Section 4 Philippines Corporate Social Responsibility. “All expenses incurred by any corporation in the exercise of its corporate social responsibility shall be fukly from its gross income.” Sebelum memberikan insentif pajak, pemerintah Filipina mengharuskan organisasi nirlaba Universitas Sumatera Utara yang menerimamengelola dana CSR untuk melakukan pendaftaran secara formal. Selain itu, berdasarkan Revenue Regulation Nomo 13-98, organisasi nirlaba tersebut juga harus teraktreditasi sebagai lembaga yang layak untuk mendapatkan insentif pajak dari pemerintah. Organisasi nirlaba yang telah terakreditasi, kemudian mendapat status sebagai tax-exempt donne yang berupa pengecualian penghasilan tertentu seperti hibah dan kontribusi dari objek pajak serta tariff pajak khusus untuk passive income dan investasi. 175 Berdasarkan Revenue Regulation No. 13-98, Bab 3, terhadap donasi yang diberikan kepada organasasi atau LSM yang terakreditasi berhak mendapatkan beberapa pilihan keuntungan. Bagi individu atau perusahaan yang melakukan aktivitas CSR, insentif pajak yang diberikan berupa: 176 1 Pengurangan terbatas limited deductibility 2 Pengurangan sepenuhnya sebesar 5 lima persen untuk individu dan 10 sepuluh persen untuk perusahaan yang melakukan aktivitas CSR dengan memberikan kontribusi atau hibah pada organisasi nirlaba yang telah terakreditasi; full deductibility 3 Pengecualian pajak untuk aktivitas CSR, dilakukan dengan cara memberikan kontribusi atau hibah pada organisasi nirlaba yang telah terakreditasi dan menggunakan hibah tersebut tidak lebih dari 30 tiga puluh persen untuk kepentingan administrasi sesuai dengan ketentuan dalam Bab 101 A 3 dan B 2 Tax Code. untuk aktivitas CSR dengan memberikan kontribusi atau hibah pada organisasi nirlaba yang telah terakreditasi dengan kriteria tertentu. 175 Subagio Effendi, Evaluasi Aspek CSR Dalam Sistem Perpajakan Indonesia, Indonesia Tax Review vol. IIIedisi 192010 176 Public Interest Research and Advocacy Center, Kebijakan Insentif Perpajakan Untuk Organisasi Nirlaba: Pelajaran dari Mancanegara, Depok: Piramedia, 2007, hal 49. Universitas Sumatera Utara

2. Amerika Serikat

Dokumen yang terkait

Corporate Social Responsibility Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 48 152

Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 42 169

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

Analisis Hukum Mengenai Penerapan Asas Piercing The Corporate Veil Atas Tanggung Jawab Direksi Pada Sebuah Perseroan Terbatas Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 19 68

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

PELAKSANAAN CSR (Corporate Social Responsibility) SEBAGAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (Studi Di PT. Air Mancur).

0 0 13

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1

Implikasi Ketentuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Peseroan Terbatas.

0 0 1