secara eksplisit kontrak sosial ini tidak pernah ada, cuma ada dalam khayalan fiction perusahan dan masyarakat saja. Dengan kata lain, kontrak sosial itu hanya dianggap
ada dalam pemikiran para pihak saja.
89
Meskipun tanggung jawab sosial perusahaan hanya ada dalam fiction, namun bagi pihak yang terikat dalam suatu hubungan hukum harus bertanggung jawab baik
langsung maupun tidak langsung sesuai dengan jenis perjanjian, objek maupun luas cakupannya dan wilayah berlakunya.
Berdasarkan makna tersebut, perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau masyarakat dapat
menuntut perusahan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial perusahaan dalam kontrak sosial harus
dimaknai sebagai tanggung jawab moral dan etis suatu perusahan terhadap stakeholders-nya. Semua itu juga tidak terlepas dari aktivitas dunia usaha yang
sangat simultan, sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak atau akibat, baik di bidang hukum, politik, sosial, ekonomi maupun budaya, dan lain sebagainya.
90
Bagi para pihak yang tidak melakukan prestasi
91
2. Tanggung Jawab Karena Undang-Undang
atau melakukan wanprestasi, maka pihak tersebut harus mengganti kerugian yang timbul dari perbuatan tersebut.
Masyarakat pasca industri mengalami perubahan yang mendasar mengenai dunia bisnis, hal ini terlihat dari tujuan dan asumsi mereka mengenai strategi sumber
89
Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility, Prinsip, Pengaturan dan Implementasi, Malang, Intrans Publishing dan Inspire Indonesia, 2008, hal. 13.
90
Sri Rejeki Hartono, Kapita elekta Hukum Ekonomi, Bandung: Mandar Maju, 2000, hal. 4
91
Menurut ketentuan Pasal 1234 KUH Perdata prestasi adalah menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
daya, yaitu dari financial capital menjadi human capital, dari memperoleh keuntungan secara maksimal berubah menjadi manusia sebagai sasaran utama dan
sasaran akhir.
92
2. Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Makna Responsibility
Dengan kata lain, pendekatan dunia usaha lebih mengedepankan para pihak-pihak yang berkepentingan stakeholders. Stakeholders ini meliputi
pelanggan, pengelola perusahaan atau manjemen, pekerja, pemegang saham, pemasok, pesaing, masyarakat, dan lain-lain.
Responsibility the state or fact being responsibility berati “the state being answerable for an obligation, and includes judgment, skill, ability and capacity.”
93
Terjemahan bebasnya hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban, dan termasuk putusan, keahlian, kemampuan, dan kecakapan. Selain itu responsibility
juga berarti “the obligation on answer for an act done, and repair or otherwise make restitution for any injury it may have caused.”
94
Terjemahan bebasnya berarti kewajiban bertanggungjawab atas undang-undang yang dilaksanakan, dan
memperbaiki atau dan sebaliknya memberi ganti rugi atas kerusakan apapun yang ditimbulkan.
95
Menurut kamus administrasi, responsibility adalah keharusan seseorang untuk melaksanakan secara selayaknya apa yang telah diwajibkan kepadanya. Selain
itu disebutkan pertanggungjawaban mengandung makna bahwa meskipun seseorang
92
Sri Rejeki Hartono, Op.Cit., hal.4.
93
Busyra Azheri, Op.Cit., hal. 85.
94
Ibid., hal. 86.
95
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kebebasan dalam melaksanakan sesuatu tugas yang dibebankan kepadanya, namun ia tidak dapat membebaskan diri dari hasil atau akibat kebebasan
perbuatannya, dan ia dapat dituntut untuk melaksanakan secara layak apa yang diwajibkan kepadanya.
96
Pada sisi lain Pinto sebagaimana dikutif Busyra Azheri menegaskan bahwa responsibility ditujukan pada indikator penentu atas lahirnya suatu tanggung jawab,
yakni suatu standar yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam suatu kewajiban yang harus ditaati.
97
Jadi prinsip tanggung jawab dalam arti responsibility lebih menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilaksanakan secara sadar
dan siap untuk menanggung segala resiko danatau konsekwensi apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut. Dengan kata lain responsibility
merupakan tanggung jawab dalam arti luas yaitu tanggung jawab yang hanya dikenai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila pemahaman sebagian pelaku usaha
danatau perusahaan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan hanya sebatas tanggung jawab moral yang mereka wujudkan dalam bentuk philanthropy maupun
charity.
98
96
Arifin P. Suria Atmadja, Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara, Jakarta: Gramedia, 1986, hal. 44-45.
Terlepas dari perbedaan makna liability maupun responsibility di atas, namun dalam pengertian dan penggunaan praktisnya liability lebih merujuk pada
pertanggungjawaban hukum, yaitu tanggung gugat karena kesalahan yang dilakukan
97
Busyra Azheri, Op.Cit., hal 88
98
Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Op.Cit., hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
oleh subyek hukum. Sedangkan responsibility lebih mengarah pada
pertanggungjawaban sosial atau publik. Mengingat perusahan sebagai subyek hukum dalam makna rechts person
dalam aktivitas usahanya sudah barang tentu akan melakukan berbagai hubungan hukum rechtsbetrekking antar subyek hukum. Hubungan hukum itu sendiri
merupakan suatu peristiwa yang diatur dalam hukum. Dalam hal ini akan terjadi interaksi antara subyek hukum yang akan melahirkan hak dan kewajiban rechten en
plichten. Disinilah peranan hukum dibutuhkan untuk mengatur dan menata hubungan tersebut, agar hak dan kewajiban masing-masing pihak dapat ditegakkan
dan sekaligus dilindungi bescherming, karena hukum diciptakan untuk mewujudkan keadilan, kemanfaatan dan kepastian. Pada sata subyek hukum melalaikan kewajiban
hukum yang seharusnya dilaksanakan atau melanggar hak dibebani tanggung jawab, baik dalam makna liability atau responsibility.
99
Perbedaan antara tanggung jawab dalam makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability pada prinsipnya hanya terletak pada sumber
pengaturannya. Bila tanggung jawab itu belum ada pengaturannya secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna responsibility. Sebaliknya,
bila tanggung jawab itu telah diatur dalam norma hukum maka termasuk dalam makna liability. Bila tanggung jawab dalam makna responsibility dihubungkan
dengan tuntutan dan kompleksitas perkembangan dunia usaha dewasa ini, maka tanggung jawab yang dimaksud adalah berkaitan dengan etika bisnis. Dalam
99
Busyra Azheri, Op.Cit, hal 89.
Universitas Sumatera Utara
perkembangan etika bisnis itu sendiri, akhirnya muncul dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahan.
100
C. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Shareholder Theory dan
Stakeholder Theory
Teori yang merupakan induk dari teori korporasi yang berkembang dari waktu ke waktu adalah equity theory. Teori ini merupakan teori korporasi yang menjadi
landasan dari berbagai teori korporasi yang ada. Teori ini pada intinya menjelaskan tentang model hubungan antara perusahaan dan pemilik.
Teori ini lahir pada saat timbulnya revolusi industri di Inggris. Sejak timbulnya revolusi industri pada awal abad ke-19, perkembangan dunia industri
melaju sangat pesat baik dalam hal teknologi maupun sistem manajemennya. Pada awalnya, bisnis hanya melibatkan individu tertentu sebagai pengelola sekaligus
pemilik bisnis. Pada tahap yang masih sangat sederhana ini, belum banyak benturan kepentingan. Hubungan yang ada baru sebatas hubungan antara karyawan
employees dengan pemilik owners, yaitu pemilik yang sekaligus bertindak sebagai pengelola. Pemilik menguasai dan memiliki perusahaan serta bertanggung jawab
terhadap keseluruhan aktivitas perusahaan.
101
Konsep-konsep tentang hak kepemilikan equalities terus tumbuh dan berubah seiring laju pertumbuhan industri barang dan jasa serta perkembangan aspek-
aspek sosial budaya yang semakin kompleks hingga melahirkan turunan teori-teori
100
Ibid.
101
Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini, Komisaris Independen, Penggerak Praktik GCG di Perusahaan,Jakarta: PT Indeks, 2004, hal.3.
Universitas Sumatera Utara