lingkungan hidupnya, sehingga pada akhirnya dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya
dunia usaha. Tanggung jawab sosial perusahaan CSR memberikan implikasi positif bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat, meringankan beban pembiayaan pembangunan pemerintah, memperkuat investasi dunia usaha, serta semakin kuatnya
jaringan kemitraan antara masyarakat, pemerintah dengan dunia usaha.
219
Tanggung jawab sosial perusahaan CSR merupakan strategi bisnis yang dapat digunakan
untuk menjaga kelangsungan hidup suatu perseroan. Dalam hal ini, terdapat tiga komponen yang harus diperhatikan oleh perseroan yaitu:
220
1. Sustainability Ekonomi.
Dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan CSR, perusahaan wajib memenuhi tujuan dasarnya yaitu mencari keuntungan. tanggung
jawab sosial perusahaan CSR tidak berarti melakukan aktivitas sosial dan menjaga kelestarian lingkungan hingga mempengaruhi keuntungan perseroan. Sustainability
ekonomi perusahaan adalah dasar bagi perusahaan dalam menjaga sustainability sosial dan lingkungan. Perusahaan akan dapat menjaga sustainability sosial dan
lingkungan jika perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Sustainability ekonomi dapat dicapai dengan cara mendapatkan keuntungan, meminimalisir biaya
219
Isa Wahyudi dan Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility, Bandung: In-Trans Publishing, 2008, hal.15
220
Gunawan Widjaja, Risiko Hukum Bisnis Perusahaan Tanpa CSR, Jakarta: Forum Sahabat, 2008, hal. 44.
Universitas Sumatera Utara
dan memaksimalkan penjualan, membuat kebijakan-kebijakan bisnis yang strategis serta menjanjikan pengembalian yang menarik bagi investor.
2. Sustainability Sosial.
Berdirinya sebuah perusahaan ditengah masyarakat tentunya akan membawa dampak tertentu pula bagi masyarakat setempat. Melalui tanggung jawab sosial
perusahaan bagi masyarakat setempat, perusahaan sebenarnya terbantu dalam hal memperoleh rasa aman dan nyaman dalam berusaha. Sustainability sosial terkait
dengan upaya perusahaan dalam mengutamakan nilai-nilai yang tumbuh di masyarakat. Sustainability sosial dapat dipelihara oleh perusahaan dengan cara
mendukung upaya-upaya kesehatan masyarakat, penegakan HAM, pembangunan regional suatu negara dan melakukan persaingan usaha yang sehat.
3. Sustainability Lingkungan.
Perusahaan seringkali dipandang memiliki andil yang besar dalam terjadinya global warming. Aktivitas industri perusahaan disinyalir sebagai penyebab utama
terjadinya global warming. Oleh karena itu sustainability lingkungan merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Program CSR
merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan sustainability perusahaan. Hal ini berarti CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra
biaya cost center melainkan sebagia sentra laba profit center di masa mendatang.
221
221
Amin Widjaja Tunggal, Corporate Social Responsibility CSR, Jakarta: Harvarindo, 2008, hal. 1.
CSR adalah kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan,
Universitas Sumatera Utara
mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat baik bagi perusahaan, masyarakat, maupun lingkungan.
Para pakar hukum dalam pertemuan dan seminar akbar PBHN Januari 1995 berkesimpulan bahwa hukum yang hendak dibangun pada pembangunan Jangka
Panjang II adalah hukum responsif.
222
Untuk memberikan kepastian dan keadilan bagi perusahaan sebagai Wajib Pajak serta perusahaan mampu memprediksi biya-biaya pelaksanaan tanggung jawab
sosial yang akan dikeluarkan dan dapat dibiayakan sesuai ketentuan perpajakan, Pelaksanaan CSR sebagai suatu kewajiban yang diharuskan oleh Undang-Undang
Perseroan Terbatas juga harus diakomodasi oleh peraturan perpajakan. Sesuai dengan pendapat Philippe Nonet dan
Philip Selznick, yang diuraikan dalam buku mereka “Law and Society in Transition: Toward Responsive Law 1978. Agar hukum menjadi responsif, maka sistem hukum
dalam banyak hal hendaknya terbuka dalam tantangan, mendorong partisipasi, dan selalu siap menghadapi masalah-masalah yang timbul karena munculnya
kepentingan-kepentingan dalam masyarakat.
222
LM. Gandhi, Harmonisasi hukum menuju hukum responsif, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap pada Fakultas Hukum Universitas Indonesi, Jakarta 14 Oktober 1995, hal.16
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian pada Bab-bab terdahulu, selanjutnya dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan CSR di Indonesia menyebar
dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Rumusan dan pengertian tanggung jawab sosial perusahaan CSR antara undang-undang tersebut
berbeda-beda, namun secara substansi telah mengubah paradigma tanggung jawab sosial perusahaan CSR dari sukarela voluntary menjadi wajib
mandatory. Pengaturan mengenai sumber pendanaan CSR masih belum seragam, menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dana tanggung jawab sosial perusahaan merupakan biaya yang dapat
diperhitungkan oleh perusahaan, sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dana CSR diambil dari laba
perusahaan dan bukan merupakan biaya yang dapat dibebankan. 2.
Hukum Pajak di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf i,j,k,l,m tentang Pajak Penghasilan telah mengatur biaya
tanggung jawab sosial perusahan CSR. Biaya tanggung jawab sosial perusahaan CSR diberikan fasilitas perpajakan seperti pengurangan pajak tax
Universitas Sumatera Utara