d Economy
Pemungutan pajak hendaknya dilaksanakan dengan hemat jangan sampai biaya untuk memungut pajak lebih besar dari jumlah pajak yang dipungut. Asas
economy ini dapat dilihat melalui dua sisi yaitu dari sisi fiskus bahwa pemungutan pajak dikatakan efisien jika biaya pemungutan yang dikeluarkan oleh kantor pajak
dalam rangka pengawasan kewajiban perpajakan lebih kecil daripada jumlah pajak yang berhasil dikumpulkan. Dari sisi wajib pajak bahwa pemungutan pajak dikatakan
efisien jika biaya yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakannya bisa seminimal mungkin. Pemungutan pajak dikatakan
efisien jika cost of compliancenya rendah.
2. Konsepsi
Demi memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahan penafsiran yang berbeda antara satu konsep dengan konsep lainnya maka digunakanlah kerangka
konsep. Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi adalah pendapat, pangakalan pendapat, konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa
sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang disebut dengan operational definition. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang
digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut defenisi operasional.
46
46
Tan Kamello, Perkembangan Lembaga Jaminan Fiducia: Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan dan Perjanjian di Sumatera Utara, Disertasi, Medan: PPs USU, hal. 35.
Universitas Sumatera Utara
Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis.
47
Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsionil pada hakikatnya merupakan suatu pengarah,
atau pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang seringkali masih bersifat abstrak. Namun demikian, suatu kerangka konsepsionil kadang-kadang
dirasakan masih juga abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasional yang akan dapat pegangan konkrit di dalam proses penelitian.
48
Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Oleh
karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan, yaitu: a.
Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
UU Perseroan Terbatas serta peraturan pelaksanaannya.
49
b. Tanggung jawab sosial dan lingkungan Corporate Social Responsibility CSR
adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
47
M. Solly Lubis, Op.Cit., hal. 80.
48
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1988, hal. 133.
49
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1huruf a.
Universitas Sumatera Utara
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
50
c. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
51
d. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
52
e. Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik
negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
50
Ibid, Pasal 1 angka 3.
51
Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Pasal 1 angka 1.
52
Ibid., Pasal 1 angka 2.
Universitas Sumatera Utara
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
53
f. Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya.
54
g. Hukum pajak, yang juga disebut hukum fiskal, adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui
kas negara, sehingga meupakan bagian dari hukum publik, yang mengatur hubungan-hubungan hukum antar negara dan orang-orang atau badan-badan
hukum yang berkewajiban membayar pajak selanjutnya disebut wajib pajak.
55
1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana diubah terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun 2008 UU PPh, Hukum pajak dalam penelitian ini merupakan hukum pajak materiil
yaitu:
2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 UU PPNdan PPnBM.
53
Ibid., Pasal 1 angka 3.
54
Ibid., Pasal 1 angka 5.
55
R. Santoso Brotodiharjo, Op.Cit., hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
h. Sinkronisasi adalah penyelarasan atau penyelerasian berbagai peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan peraturan perundang-undangan yang telah ada dan yang sedang disusun yang mengatur suatu bidang tertentu.
56
i. Pemangku kepentingan stakeholder adalah segenap pihak yang terkait dengan
isu dan permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya bilamana isu perikanan, maka stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan isu
perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak swasta di
bidang perikanan, dan sebagainya.
57
G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Spesifikasi Penelitian