1. Tanggung Jawab Karena Perjanjian atau Kontrak
Aktivitas perusahan tidak terlepas dari perjanjian atau kontarak. Setiap perjanjian yang dibuat perusahan merupakan ketentuan yang bersifat mengikat,
sebagaimana ditegaskan pada Pasal 1338 KUH Perdata sebagai berikut: a
Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku bagi undang-undang bagi mereka yang membuatnya;
b Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan untuk itu;
c Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.
Berdasrkan Pasal 1338 KUH Perdata ini tidak ada alasan bagi para pihak untuk tidak melaksanakan apa yang telah mereka sepakati. Ketentuan ini dikenal
dengan asas pacta sunt servanda perjanjian yang dibuat secara sah mengikat para pihak. Pagi yang tidak melaksanakan perjanjian ini disebut melakukan wanprestasi.
Bila tanggung jawab sosial perusahaan dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata tersebut timbul sedikitnya dua pertanyaan, yaitu apa yang
menjadi dasar sehingga perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial? Apa yang menjadi dasar untuk memaksa perusahan menerapkan tanggung jawab sosial
perusahaan? Berkaitan dengan hal tersebut Tom Connon menyatakan bahwa pada saat suatu perusahaan memulai aktivitas usahanya, maka pada saat yang bersamaan
itu pula lahirnya kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat.
88
Secara teoritis, terminology kontrak sosial social contract hanya dikenal dalam dunia politik, hal itu berkaitan dengan janji atau platform suatu partai. Namun
88
Tom Connon, Corporate Responsibility, Terjemahan, Jakarta: Alex Media Komputindo, 1992, hal. 33.
Universitas Sumatera Utara
secara eksplisit kontrak sosial ini tidak pernah ada, cuma ada dalam khayalan fiction perusahan dan masyarakat saja. Dengan kata lain, kontrak sosial itu hanya dianggap
ada dalam pemikiran para pihak saja.
89
Meskipun tanggung jawab sosial perusahaan hanya ada dalam fiction, namun bagi pihak yang terikat dalam suatu hubungan hukum harus bertanggung jawab baik
langsung maupun tidak langsung sesuai dengan jenis perjanjian, objek maupun luas cakupannya dan wilayah berlakunya.
Berdasarkan makna tersebut, perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau masyarakat dapat
menuntut perusahan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial perusahaan dalam kontrak sosial harus
dimaknai sebagai tanggung jawab moral dan etis suatu perusahan terhadap stakeholders-nya. Semua itu juga tidak terlepas dari aktivitas dunia usaha yang
sangat simultan, sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak atau akibat, baik di bidang hukum, politik, sosial, ekonomi maupun budaya, dan lain sebagainya.
90
Bagi para pihak yang tidak melakukan prestasi
91
2. Tanggung Jawab Karena Undang-Undang