Model Structural Equation Modeling

1. Spesifikasi model Tahap ini berkaitan dengan pembentukan awal model awal persamaan struktural, sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya. 2. Identifikasi Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya. 3. Estimasi Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai- nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan karakteristik dari variabel yang dianalisis. 4. Uji kecocokan Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau goodness of fit GOF dapat digunakan untuk melaksanakan langkah ini. 5. Respesifikasi Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji kecocokan thap sebelumnya.

2.8. Model Structural Equation Modeling

Model persamaan struktural terdiri dari dua komponen model yaitu model peubah laten atau model struktural dan model pengukuran. Dalam model struktural digambarkan relasi antar peubah laten yang mencerminkan kerangka analisis pokok. Menurut Bollen dalam Wijayanto 2008, faktor adalah sebutan lain untuk peubah laten atau peubah tak teramati unobserved atau tidak dapat diukur unmeasured secara langsung seperti kekuatan, kepuasan, kebahagiaan dan sebagainya. Peubah laten biasanya diukur oleh beberapa indikator. Indikator ij λ 2 λ 1 Y 2 Y 1 1 2 X 2 X 1 1 2 1 2 tersebut dapat langsung diobservasi. Terdapat tiga komponen pada model persamaan struktural yaitu analisis jalur, konsep peubah laten dan model pengukuran serta penguraian pengaruh peubah laten. Pada diagram jalur dipresentasikan sebuah persamaan simultan. Salah satu keuntungan dari penggunaan diagram lintas adalah dapat menggambarkan hubungan antar peubah. Hubungan antar peubah tersebut dapat digambarkan melalui diagram lintas seperti pada Gambar 4. Gambar 4 . Model teoritis diagram lintas Bollen, 1989 Keterangan: = variabel dependen laten tak bebas i = variabel independen laten bebas ij = besar muatan faktor i dalam membentuk j = tingkat kesalahan yang terjadi pada perhitungan peubah Dalam model pengukuran digambarkan relasi antara peubah laten dengan peubah indikator. Peubah laten tak bebas dan peubah laten bebas mempunyai hubungan linear structural sebagai berikut Joreskog dan Sorbom, 1996 : B Γξ ……………………………………………………1 Keterangan : = vektor dari peubah endogen berukuran m x 1 ξ = vektor dari peubah eksogen berukuran n x 1 = matriks koefisien dari ξ berukuran m x n B = matriks koefisien dari berukuran m x m = vektor kesalahan bagi persamaan struktural tersebut berukuran m x 1 Model pengukuran dirumuskan sebagai berikut: Λy y ……………………………………………………2 Λxξ x ……………………………………………………3 Keterangan : y = vektor indikator bagi peubah endogen berukuran p x 1 X = vektor indikator bagi peubah eksogen berukuran q x 1 y = matriks koefisien regresi y terhadap berukuran p x m x = matriks koefisien regresi x terhadap ξ berukuran q x n = vektor kesalahan pengukuran dari y berukuran p x 1 Pada model pengukuran ini dapat dilihat berapa kontribusi dan bagaimana signifikansi dari masing-masing peubah indikator terhadap peubah laten. Secara umum, tahap-tahap yang dilakukan dalam penyusunan model persamaan struktural adalah: mengembangkan model berdasarkan teori, membangun diagram lintas path diagram, konversi diagram lintas ke persamaan, mengidentifikasi model, penetapan kriteria kesesuaian model, dan interpretasi dan modifikasi model.

2.9. Ukuran Kesesuaian Model