24 dengan peroksida. Senyawa pemutih bahan pangan seperti benzoil peroksida
dalam tubuh dapat dirubah menjadi senyawa radikal yang telah diteliti berperan dalam kerusakan DNA sehingga dapat menyebabkan terbentuknya
tumor atau kanker. Hidrokarbon aromatik yang mengkontaminasi bahan pangan dari asap rokok, tanah, polusi udara dan air, bahan tambahan makanan,
melalui reaksi oksidasi, reduksi dan hidroksilasi akan diubah menjadi senyawa epoksi yang bersifat elektrofil dan dapat menyerang DNA. Senyawa amin
heterosiklik yang terbentuk selama proses pemanggangan atau pembakaran, bila masuk ke dalam tubuh akan berubah menjadi senyawa radikal yang dapat
bereaksi dengan rantai DNA. Senyawa pestisida seperti karbon tetraklorida, paraquat dan diquat yang sering terdapat dalam produk sayur dan buah, dapat
juga menjadi radikal yang reaktif yang dapat menyebabkan peroksidasi lemak Zakaria, 1996.
2. Beberapa Jenis Radikal Bebas
a. Hidroksil radikal OH
-
Hidroksil radikal bereaksi sangat cepat dengan kebanyakan molekul dalam sel hidup seperti gula, asam amino, fosfolipid, basa DNA dan asam
organik. Hidroksil radikal adalah oksigen radikal paling reaktif dengan potensial reduksi positif yang tinggi Halliwell dan Gutteridge, 1999.
Senyawa ini dapat terbentuk dari H
2
O
2
yang dikatalis oleh ion Fe
2+
. Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi Fenton Gutteridge, 1995
H
2
O
2
+ Fe
2+
OH
-
+ Fe
2+
+ OH b. Anion superoksida radikal O
2 -
Bila dibandingkan dengan hidroksil radikal, anion superoksida radikal kurang reaktif terhadap molekul non radikal pada cairan. Radikal
bebas ini merupakan hasil reduksi satu elektron oksigen dan dapat terjadi pada hampir semua sel aerobik yang menjalankan reaksi transfer elektron
Zakaria, 1996. Dalam larutan encer, radikal ini merupakan pereduksi yang lemah untuk mengoksidasi molekul seperti asam askorbat dan thiol,
25 tetapi merupakan senyawa pereduksi yang kuat untuk beberapa kompleks
besi seperti sitokrom c dan ferric-EDTA. Radikal ini akan segera mengalami reaksi dismutase dengan katalisator superoksida dismutase
SOD membentuk hidrogen peroksida dan oksigen dalam larutan encer Gutteridge, 1995.
+ e
-
O
2
O
2 -
superoksida c. Hidroperoksil radikal HO
2 -
Hidroperoksil radikal merupakan bentuk terprotonasi dari O
2 -
yang mempunyai kereaktifan lebih besar daripada O
2 -
itu sendiri. Hidroperoksil radikal dapat menginisiasi peroksidasi asam lemak. Sejumlah hidroperoksil
radikal tetap ada bersama O
2 -
meskipun pada pH fisiologis. Hidroperoksil radikal dapat menembus membrane semudah H
2
O
2
Halliell dan Gutteridge, 1990.
d. Hidrogen Peroksida H
2
O
2
Hidrogen peroksida merupakan oksidan lemah yang relatif stabil, tetapi dengan adanya ion logam transisi, maka senyawa ini akan
membentuk radikal yang reaktif. Senyawa ini akan segera bercampur dengan air, dan diperlakukan seperti molekul air oleh tubuh, yang dapat
berdifusi melewati membrane sel. Hidrogen peroksida yang tidak dikehandaki dihilangkan dari sel dengan bantuan enzim katalase, glutation
peroksidase GSH dan peroksidasi lainnya. Gutteridge, 1995. e. Oksida Nitrit NO
Oksida nitrit dapat berdifusi dengan mudah antar dan di dalam sel. Oksida nitrit disintesis dalam organisme hidup karena adanya aktivitas
enzim Nitric Oxide Synthetase NOSs yang mengubah asam amino L- arginin menjadi asam amino lain L-citrullin. Kondisi tertentu, oksida nitric
dapat bereaksi dengan radikal superoksida membentuk peroksinitrit ONOO
-
. Sel yang kelebihan oksida nitrit menyebabkan modifikasi ikatan kovalen grup SH pada glyseraldehide-3-phospate dehidrogenase dan
26 merusak Fe-S protein di mitokondria. Tetapi efek tersebut kemungkinan
karena turunan oksida nitrit N
2
O
3
, ONOO
-
daripada oksida nitrit itu sendiri Halliwell dan Gutteridge, 1999.
Contoh dari radikal bebas yang lain adalah peroksil radikal RO
2
, alkoksil radikal RO, thiyl RS, pusat sulfur radikal dan triklorometil
CCl
3 -
, pusat karbon radikal Halliwell dan Gutteridge, 1999.
3. Dampak Negatif Radikal Bebas