Kecerahan Serbuk Cinna-Ale Instan

66 produk yang terlarut dalam waktu tertentu. Hasil lengkap perubahan kelarutan selama penyimpanan seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 5. Perubahan tingkat kelarutan Cinna-Ale instan di berbagai suhu penyimpanan Kelarutan serbuk Cinna-Ale instan g100g bk Hari ke- Suhu 28 C Hari ke- Suhu 35 C Hari ke- Suhu 45 C Hari ke- Suhu 55 C 97.37 a 97.38 a 97.37 a 97.37 a 2 97.37 a 10 96.39 a 7 96.94 a 3 96.78 b 4 97.31 a 20 96.92 a 14 96.34 a 6 96.82 b 6 96.51 b 30 95.73 a 21 97.49 a 9 96.53 b 8 96.45 b 40 95.41 a 28 95.97 a 12 96.53 b 10 96.04 b 50 95.51 a 35 95.73 a 15 96.46 b Keterangan : a,b huruf yang sama menunjukkan sampel tidak berbeda nyata pada elang kepercayaan 95. Huruf yang berbeda menunjukkan sampel yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95.

3. Kecerahan Serbuk Cinna-Ale Instan

Warna bahan pangan dapat disebabkan oleh beberapa sumber. Warna pada Cinna-Ale instan dipengaruhi oleh bahan penyusunnya, salah satu yang terpenting adalah pigmen tanaman. Pigmen alami biasanya mudah mengalami perubahan struktur kimia dan sensitif terhadap perubahan kimia dan fisik selama pengolahan, seperti panas, pukulan mekanis dan penggilingan. Hal ini disebabkan sebagian besar pigmen terkumpul di dalam sel-sel tenunan dan pigment body Muchtadi, 1997. Warna Cinna-Ale instan bersumber dari rempah-rempah terutama secang. Senyawa brazilin pada kayu secang menghasilkan warna kuning, akan tetapi jika senyawa ini teroksidasi akan menghasilkan senyawa brazilein yang berwarna merah kecoklatan dan terlarut dalam pelarut polar seperti air . Stabilitas pigmen brazilein dipengaruhi oleh kondisi pH, suhu dan pemanasan, air, sinar ultraviolet, oksidator dan reduktor, serta metal Maharani, 2003. Brazilein akan cepat membentuk warna merah kecoklatan hingga coklat jika terkena sinar matahari. Kondisi pH 2-5 pigmen 67 brazilein berwarna kuning, pada pH 6-7 berwarna merah, dan pada pH di atas 8 berwarna merah keunguan Adawiyah dan Indriati, 2003. Penelitian ini mengamati perubahan warna selama penyimpanan di tingkat suhu yang berbeda. Perubahan intensitas warna diukur dengan alat chromameter dengan sistem notasi Hunter. Menurut Clysdale, et al., 1998, penampakan visual yang baik akan berkolerasi dengan nilai L yang tinggi. Kecerahan Cinna-Ale instan secara umum menunjukkan penurunan warna Cinna-Ale instan atau menjadi lebih gelap. Hal ini berkaitan dengan kandungan air di dalam produk. Ketika produk disimpan, serbuk Cinna-Ale mengalami penyerapan air dan gas melalui pori-pori kemasan.Hasil lengkap perubahan kecerahan serbuk Cinna-Ale terlihat pada Lampiran 3. Perubahan warna yang terjadi pada serbuk Cinna-Ale instan dipengaruhi oleh beberapa hal selama proses produksi maupun penyimpanan. Pemanasan dengan suhu yang tinggi menyebabkan terjadinya dekomposisi dan perubahan struktur pigmen. Perubahan kecenderungan warna dapat pula disebabkan oleh perubahan kimia, oksidasi flavonol dan oksidasi brazilin. Kondisi suhu penyimpanan berpengaruh terhadap warna produk yang berkaitan dengan ekspos cahaya, transmisi uap air, dan oksigen dari lingkungan yang mempercepat terjadinya reaksi oksidasi. Penurunan tingkat kecerahan serbuk ditunjukkan pada Gambar 14. Suhu 28 C tanpa kemasan Suhu 35 C terkemas metalized plastic Suhu 45 C terkemas metalized plastic Suhu 55 C terkemas metalized plastic 43.06 49.07 48.19 51.17 49.58 40.00 45.00 50.00 55.00 10 20 30 40 50 60 T ing ka t K ec era ha n Lama Penyimpanan Hari 68 Gambar 14. Perubahan tingkat kecerahan Cinna-Ale instan selama penyimpanan di berbagai suhu penyimpanan

4. Kadar Volatile Reducing Substance Minuman Cinna-Ale Instan