49
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan baku pembuatan minuman fungsional Cinna-Ale instan berupa 17 macam rempah
jahe, kayu manis, cabe jawa, secang, lada putih, lada hitam, sereh, daun pandan, kapulaga, kapol kecil, kembang pala, biji pala, adas manis, jinten hitam, cengkeh,
pekak, dan kayu mesoyi, gula pasir dan air kualitas air minum. Rempah- rempah dan gula pasir diperoleh dari Pasar Bogor, Bogor. Kemasan metalized
plastic diperoleh dari toko plastik di Pasar Anyar, Bogor. Bahan analisis yang
digunakan antara lain aquades, etanol, metanol, asam askorbat, DPPH, KmnO
4
0.02 N, H
2
SO
4
6N, dan 3 ml KI 20, Na
2
S
2 3
0.02N, pelarut heksana, NaOH 50, HCl 0.02N, NaOH 0.02N.
Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah blender, pisau, timbangan, kompor, wadah-wadah plastik, kertas saring, timbangan analitik, alat-
alat gelas, buret, cawan alumunium, oven, desikator, tanur, timbangan analitik, cawan porselen, labu Soxhlet, labu Kjeldahl, labu takar 100 ml, alat destilasi,
spektrofotometer, penangas air, erlenmeyer, tabung reaksi, Minolta Chromameter CR-310, dan plat kalibrasi, dan alat sentrifuse, dan VRS apparatus.
B. METODE PENELITIAN
1. Proses Produksi Minuman Fungsional Cinna-Ale Instan
Proses pembuatan minuman Cinna-Ale instan terdiri atas pengecilan ukuran rempah, penimbangan, ekstraksi dengn air mendidih, penyaringan,
instanisasi dengan metode gula semut, penghancuran, dan pengemasan. Ekstrak campuran rempah tersebut selanjutnya diinstanisasi dengan metode
50 instanisasi gula semut. Formulasi minuman Cinna-Ale diadaptasi dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dulimarta 2000 dengan nomor paten P002001 00054.. Tahap kristalisasi menggunakan gula pasir dengan
perbandingan gula terhadap filtrat Cinna-Ale 2:1. Diagram alir pembuatan minuman fungsional Cinna-Ale instan seperti terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Diagram alir proses produksi minuman fungsional Cinna-Ale instan
Rempah-Rempah
Pemilahan
Pembersihan
Penimbangan
Penghancuran
Gula Pasir
Instanisasi Gula Semut Filtrat Cinna-Ale
Kristalisasi Perebusan dan ekstraksi selama 5 jam
Cinna-Ale I nstan
Pendinginan disertai Pengadukan Ampas
51 Gambar 8. Diagram pengamatan perubahan mutu minuman Cinna-Ale instan
2. Perubahan Mutu Minuman Cinna-Ale Instan Selama Masa Penyimpanan
Penelitian selanjutnya adalah mengamati perubahan mutu yang terjadi selama masa penyimpanan. Penyimpanan produk terkemas dilakukan dalam
inkubator pada suhu 35 C, 45
C dan 55 C, dan produk tanpa kemasan pada
suhu ruang 28 C. Sampel pada suhu 55
C diukur tiap 3 hari sekali, sampel pada suhu 45
C diukur tiap 7 hari sekali, sampel pada suhu 35 C diukur tiap
10 hari sekali dan sampel pada suhu ruang tanpa kemasan diukur tiap 2 hari. Metode analisis pendugaan umur simpan dilakukan dengan melakukan
pengujian terhadap kadar air AOAC 1995, kadar antioksidan metode DPPH, kadar VRS Zein, 1998, kecerahan serbuk, kelarutan serbuk secara gravimetri
SNI 01-4239-1996 serta uji organoleptik. Dilakukan pula analisis proksimat sampel awal produk.
Cinna-Ale
Amati tiap 10 hari
T = 35 C
t = 50 hari T = 45
C t = 35 hari
Analisis 1. Kadar air
2. Kadar antioksidan 3. Kadar VRS
4. Kecerahan Serbuk 5. Kelarutan
6. Organoleptik Analisis Awal H0
1. Proksimat 2. Kadar Antioksidan
DPPH 3. Kadar VRS
4. Kecerahan Serbuk 5. Kelarutan
6. Organoleptik Simpan
Simpan Tanpa Kemasan
Terkemas Metalized Plastic
T = 55 C
t = 15 hari T = 28
C t = 10 hari
Amati tiap 7 hari
Amati tiap 3 hari
Amati tiap 2 hari
52
3. Pendugaan Umur Simpan dengan Metode Arrhenius