Analisis Kadar Karbohidrat Metode by Difference Analisis Kadar VRS Volatile Reducing Substance Zein, 1998 Pengukuran Aktivitas Antioksidan Menggunakan DPPH Emmons, et al.,

55 Keterangan : A = Berat labu lemak + lemak hasil ekstraksi g B = Berat labu lemak kosong g

4. Analisis Kadar Nitrogen, Metode Mikro Kjehldal AOAC, 1995

Sebanyak 1-2 gram contoh ditimbang kemudian dimasukan ke dalam labu kjeldahl, lalu ditambahkan 1,9 + 0,1 gram K 2 SO 4 , 40 + 10 ml H 2 O, dan 2,0 + 0,1 ml H 2 SO 4 . kemudian contoh didihkan sampai cairan jernih. Larutan jernih ini kemudian dipindahkan ke dalam alat destilasi. Labu Kjehldahl dicuci dengan air kemudian air cuciannnya dimasukan kedalam alat destilasi. Selanjutnya ditambahkan 8-10 ml larutan NaOH – Na 2 S 2 O 3 .Di bawah kondensor diletakan erlenmeyer berisi 5 ml larutan H 3 BO 3 dan 2-4 tetes indikator campuran 2 bagian metil merah 0,2 dalam alkohol. Ujung kondensor harus terendam dalam larutan H 3 BO 3 kemudian isi erlemeyer diencerkan sampai 50 ml lalu dititrasi dengan HCl 0,02 sampai terjadi perubahan warna menjadi abu. Kadar nitrogen dihitung berdasarkan rumus : Keterangan : FK faktor korelasi = 6,25

5. Analisis Kadar Karbohidrat Metode by Difference

Kadar karbohidrat dihitung dengan metode by difference menggunakan rumus sebagai berikut: Kadar karbohidrat bb = 100 – air + abu + lemak + protein

6. Analisis Kadar VRS Volatile Reducing Substance Zein, 1998

Sebanyak 10 gram contoh dimasukkan ke dalam labu aerasi VRS apparatus dan ditambahkan 10 ml air destilata dan 10 ml KmnO 4 0.02 N. Alat VRS dipasang selama kurang lebih 40 menit, kemudian ke dalam tabung 56 aerasi tersebut segera ditambahkan 5 ml H 2 SO 4 6N, dan 3 ml KI 20. Isi labu reaksi dituangkan ke dalam erlenmeyer. Titrasi dilakukan dengan menggunakan Natrium tiosulfat Na 2 S 2 3 0.02N sampai terbentuk warna kuning muda. Indikator kanji ditambahkan pada akhir penitrasi. Titrasi dihentikan apabila warna biru hilang. Hal yang sama juga dilakukan terhadap blanko. Kadar VRS dihitung dengan persamaan Keterangan : a = ml titran untuk menitrasi blanko b = ml titran untuk menitrasi contoh N = normalitas Na-tiosulfat

7. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Menggunakan DPPH Emmons, et al.,

1999 Sebelum dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan, dilakukan pembuatan kurva standar dengan menggunakan larutan asam askorbat dengan konsentrasi 0 sampai 110 ppm. Prosedur pembuatan larutan untuk kurva standar sama dengan prosedur pengujian sampel. Sampel Cinna-Ale diekstraksi, sebanyak 1 gram serbuk Cinna-Ale dicampurkan dengan 10 ml etanol dan disentrifuse pada 4000 rpm selama 15 menit. Sebanyak 2 ml supernatan ekstrak sampel ditambahkan 7 ml metanol. Blanko yang digunakan adalah 9 ml metanol. Sebanyak 2 ml larutan DPPH ditambahkan ke dalam sampel, sehingga konsentrasi akhir larutan DPPH menjadi 0.02 mM dan divortex. Sampel didiamkan selama 30 menit dalam suhu ruang. Absorbansi larutan diukur pada 517 nm. Kadar antioksidan dinyatakan dalam AEAC Ascorbic Acid Equivalent Antioxidant Capacity. Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam bentuk persentase penghambatan terhadap radikal DPPH dengan perhitungan sebagai berikut : 57 Keterangan : C = kapasitas antioksidan dari kurva standar mgg FP = Faktor Pengenceran M = Bobot sampel kering g FK = Faktor konversi

8. Warna Metode Hunter