Keadaan Penduduk dan Sosial Ekonomi Karakteristik Petani Responden

41 Selanjutnya untuk keadaan intensitas pertanaman IP di Kabupaten Indramayu sampai dengan akhir tahun 2010 pada keseluruhan DI rata-rata IP Padi mencapai 204.30 dan IP totalnya baru mencapai 256.15 dengan rincian untuk masing-masing kewenangan DI sebagai berikut : a. Derah Irigasi kewenangan kabupaten IP Padi, baru mencapai 188.31 dan IP Total, baru mencapai 209.89. IP Padi terendah terdapat pada DI Sumber Mas 148.70, sedangkan IP Total terendah juga pada DI Sumber Mas 148.70. b. Daerah Irigasi kewenangan propinsi IP Padi, baru mencapai 197.33 dan IP Total, baru mencapai 213.77. IP Padi terendah terdapat pada DI Cipanas I 195.40, begitupun IP Total terendah juga pada DI Cipanas I 204.59. c. Daerah Irigasi kewenangan pusat IP Padi, baru mencapai 205.15 dan IP Total, baru mencapai 259.59. IP Padi terendah terdapat pada DI Cipanas II 195.40, sedangkan IP Total terendah pada DI Cipancuh 200.00.

4.5 Keadaan Penduduk dan Sosial Ekonomi

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk SP 2010, jumlah penduduk Kabupaten Indramayu adalah 1 663 516 orang yang terdiri atas 856 190 laki-laki dan 807 326 perempuan, dengan sex ratio sebesar 106.05. Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 6.05 dibandingkan penduduk perempuan. Pertumbuhan penduduk sebesar 0.45 per tahun, dengan luas wilayah 2 040.11 km 2 yang didiami 1 663 516 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Indramayu adalah sebesar 815 jiwakm 2 . Data hasil SP 2010 menunjukkan jumlah angkatan kerja di Kabupaten Indramayu sebanyak 1 209 708 orang, dari angka tersebut yang tercatat sudah memiliki pekerjaan sudah bekerja sebanyak 755 851 orang, diantaranya yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 418 474 orang 55.36, 17.66 bekerja di sektor perdagangan, 7.85 bekerja di sektor jasa kemasyarakatan. Penduduk yang bekerja di komoditas tanaman padi sebanyak 370 976 orang atau sekitar 49.08 Gambar 4.7. 42 55.36 0.51 3.30 0.33 3.24 17.66 1.08 5.21 0.30 0.39 2.81 0.53 7.85 1.42 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Gas KonstruksiBangunan Perdagangan Hotel dan Rumah Makan Transportasi dan Pergudangan Informasi dan Komunikasi Keuangan dan Asuransi Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan Jasa Kemasyarakatan Lainnya Sumber: BPS, Sensus Penduduk 2010 Gambar 4.7 Struktur pekerjan utama penduduk Kabupaten Indramayu 43 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Petani Responden

Jumlah petani responden sebanyak 90 petani yang terdiri dari 30 petani SRI dan 60 petani konvensional. Dari hasil survey diperoleh data karakteristik dari masing-masing kelompok seperti usia, luas lahan, pengalaman dalam usaha tani, produksi dan pendidikan. Berdasarkan Gambar 5.1 menunjukkan bahwa usia responden baik petani konvensional maupun SRI sebagian besar 60 berada pada usia produktif 31-50 tahun dan tidak berbeda nyata secara statistik pada derajat kepercayaan 95 antara usia petani konvensional dan SRI. Hal ini mengindikasikan masih terdapat peluang untuk mengembangkan usaha tani yang sudah ada. Melalui proses penyuluhan dan demplot yang intensif, sistem budidaya padi yang biasa dilakukan oleh petani bisa diarahkan ke arah sistem pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan sehingga produksi dan produktivitas padi bisa ditingkatkan selain itu degradasi sumber daya terutama lahan dan air bisa diminimalisir. Sumber: Data Primer 2013 Gambar 5.1 Distribusi petani responden menurut usia Menurut tingkat pendidikan petani dalam memperoleh pendidikan formal, sebagian besar tingkat pendidikan petani SRI lebih tinggi dari petani konvensional Gambar 5.2. Tingkat pendidikan petani SRI lebih variatif, dari sekolah dasar SD sebanyak 33.33 hingga perguruan tinggi sebanyak 16.67 bahkan ada yang pasca sarjana sebanyak 6.67. Sedangkan tingkat pendidikan petani konvensional sebagian besar berpendidikan SD 71.67 dan paling tinggi berpendidikan SMA 8.33. Hasil uji beda rata-rata menunjukkan tingkat pendidikan petani konvensional dan SRI berbeda nyata pada derajat kepercayaan 95. Faktor pendidikan memegang peran penting dalam menerapkan teknologi, termasuk dalam memutuskan metode tanam yang digunakan petani, semakin tinggi tingkat pendidikan maka pola pikir rasional akan mendominasi dalam pemilihan usaha tani, sehingga peluang untuk mengadopsi teknologi-teknologi 2 1 70 60 50 40 30 20 1: Konvensional; 2: SRI U s ia T h n Boxplot Sebaran Usia Petani Responden - 10.00 20.00 30.00 40.00 ≤ 30 31-40 41-50 51-60 60 Jumlah U si a T h n Petani Konvensional Petani SRI 44 baru dalam usaha tani akan lebih besar daripada petani dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Sumber: Data Primer 2013 Gambar 5.2 Distribusi petani responden menurut tingkat pendidikan Rata-rata luas kepemilikan lahan petani konvensional yaitu 0.83 ha sedangkan petani SRI 0.84 ha, dengan kisaran antara 0.08 hingga 2.80 ha. Berdasarkan distribusi kepemilikan luas lahan, maka sebagian besar kepemilikan luas lahan berkisar antara 0.6-1.0 ha sebanyak 40.0 dan kurang dari atau sama dengan 0.5 ha sebanyak 36.67 baik pada petani SRI maupun pada petani konvensional Gambar 5.3. Hasil uji beda rata-rata menunjukkan luas kepemilikan lahan tidak terdapat perbedaan yang nyata pada derajat kepercayaan 95 antara petani konvensional dan SRI. Sumber: Data Primer 2013 Gambar 5.3 Distribusi petani responden menurut luas kepemilikan lahan Berdasarkan pengalaman dalam berusaha tani padi sawah, distribusi petani konvensional berbanding berbalik dengan petani SRI. Rata-rata petani konvensional lebih berpengalaman dalam usaha tani padi sawah dari pada petani SRI. Sebanyak 45 petani padi konvensional telah berpengalaman lebih dari 20 - 20.00 40.00 60.00 80.00 ≤ 7-9 10-12 13-17 17 Jumlah P e n d id ik a n T h n Petani Konvensional Petani SRI 2 1 20 15 10 5 1: Konvensional; 2: SRI P e n d id ik a n T h n Boxplot Sebaran Pendidikan Petani Responden - 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 ≤ 0, 0,6-1,0 1,1-1,5 1,6-2,0 2,0 Jumlah L u a s L a h a n H a Petani Konvensional Petani SRI 2 1 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 1: Konvensional; 2: SRI K e p e m il ik a n L a h a n H a Boxplot Sebaran Luas Kepemilikan Lahan Petani Responden 45 tahun. Sebaliknya, sebanyak 60 petani padi SRI baru berpengalaman kurang dari atau sama dengan 5 tahun dalam usaha tani padi sawah Gambar 5.4. Tetapi hasil uji beda rata-rata menunjukkan perbedaan pengalaman dalam usaha tani padi sawah antara petani konvensional dan SRI tidak berbeda nyata tidak signifikan pada derajat kepercayaan 95 maupun 90. Nilai median pengalaman usaha tani responden petani konvensional dan SRI berturut-turut yaitu 20 tahun dan 19 tahun. Sedangkan nilai modusnya berturut-turut yaitu 10 tahun dan 5 tahun. Sumber: Data Primer 2013 Gambar 5.4 Distribusi petani responden menurut pengalaman usaha tani

5.2 Analisis Usaha Tani Padi Sawah Skala Rumah Tangga