16 Variabel keputusan adalah variabel persoalan yang akan mempengaruhi
nilai tujuan yang hendak dicapai. Di dalam proses pemodelan, penemuan variabel keputusan tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum merumuskan fungsi
tujuan dan
kendala-kendalanya. Fungsi
tujuan adalah
fungsi yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai, memaksimumkan pendapatan profit maximization atau meminimumkan biaya cost minimization, sedangkan kendala
adalah batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan secara optimal ke berbagai kegiatan.
Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pemrograman linear Juanda 2009 yaitu:
a Kondisinya pasti certainty, semua parameter model dapat diperkirakan dan nilainya tidak berubah selama periode pengkajian.
b Proporsionality, yaitu jika input ditingkatkan maka output akan meningkat secara proporsional.
c Additivity, artinya total semua aktivitas sama dengan jumlah aktivitas- aktivitas individu.
d Divisibility, artinya solusi dapat berupa bilangan pecahan. e Nonnegativity, besarnya aktivitas keputusan tidak mungkin bernilai negatif.
Menurut Prawirokusumo 1990, di dalam mengerjakan pemrograman linear tahapan yang harus dilakukan yaitu: 1 inventaris sumber daya, 2 kemungkinan-
kemungkinan usaha, 3 harga output komoditas, 4 biaya produksi, 5 kendala atau persyaratan sumber daya, dan 6 koefisien produksi atau kegiatan per satuan
usaha.
2.4 Pendapatan Rumah Tangga Petani dan Distribusinya
Meningkatnya pendapatan penduduk sebagai salah satu indikator kesejahteraan seringkali dijadikan sebagai sasaran akhir pembangunan nasional
suatu negara. Oleh karena itu pemahaman mengenai struktur, besaran dan distribusi pendapatan masyarakat merupakan kajian yang akan bermanfaat bagi
pengambil kebijakan di semua sektor pembangunan. Dalam kajian struktur pendapatan, pemilahan sumber pendapatan rumah tangga menurut sektor dan sub-
sektor bermanfaat untuk memahami potensi dan arah kebijakan pengembangan bagi sektor dan sub-sektor yang perlu prioritas penanganan kaitannya dengan
peningkatan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja di suatu wilayah. Selain itu, analisis tentang distribusi pendapatan penduduk berguna untuk memahami
tingkat ketidakmerataan atau ketimpangan pendapatan yang ada diantara berbagai golongan pendapatan.
Kecenderungan bahwa pendapatan rumah tangga di daerah-daerah non-rice base farming lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan rumah tangga pada
daerah tradisional rice base farming, memberi petunjuk bahwa masyarakat petani sebenarnya responsif dan berusaha memanfaatkan bekerjanya mekanisme harga
sebagai indikator ekonomi yang mengatur mereka dalam mengalokasikan sumber daya mereka seoptimum mungkin Rasahan 1988. Fenomena tersebut
mempunyai implikasi penting bagi pemerintah dalam rangka mengevaluasi konsekuensi ekonomis dari upaya-upaya mempertahankan swasembada beras dan
17 penggalakan program diversifikasi pertanian guna meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani. Pendapatan total rumah tangga merupakan penjumlahan pendapatan dari
pertanian dan pendapatan non pertanian. Pendapatan dari pertanian dibedakan menurut sumbernya yaitu: a usaha tani padi; b usaha tani palawija; c usaha
tani hortikultura; d usaha tani tebu dan tembakau; e usaha tani di lahan tegalan; f usaha tani di lahan kebun; g hasil usaha kolam; h hasil usaha ternak; i
berburuh di lahan sawah; dan j berburuh di lahan non sawah. Sementara itu pendapatan non pertanian dibedakan menurut sumber jenis usaha yaitu: a
industri; b perdagangan; c jasa, angkutan; d PNSTNI-POLRIpensiunan karyawan; e berburuh non pertanian; f penyewaan aset; g transfer
pendapatan; dan h sumber lainnya Handewi et al. 2002.
Pendapatan rumah tangga petani masih didominasi oleh pendapatan dari sektor pertanian dibanding sektor non pertanian. Pendapatan di sektor pertanian
yang terbesar pada umumnya dari usaha pertanian padi sawah, ternak dan usaha tani lainnya. Sedangkan pendapatan dari sektor non pertanian, utamanya dari
usaha berdagang kemudian usaha lainnya Sugiarto 2008.
Guna mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan petani perlu dilakukan analisis distribusi pendapatan. Metode yang biasa digunakan dalam
menganalisis distribusi pendapatan yaitu metode Indeks Gini Gini Index. Penghitungan Indeks Gini diturunkan dari Kurva Lorenz Gambar 2.2, yaitu
selisih antara luas segitiga BCD dikurangi luas wilayah A wilayah yang diarsir, maka semakin luas wilayah A maka semakin terjadi ketidakmerataan pendapatan
dan semakin sempit wilayah A maka pendapatan semakin merata Todaro et al. 2006. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut Rustiadi et al. 2011:
Sumber: Todaro et al. 2006
Gambar 2.2 Kurva distribusi pendapatan Kurva Lorenz
18 Namun secara operasional mengingat survey pendapatan biasanya dilakukan
dengan survey berdasarkan kelompok pendapatan, maka formula Indeks Gini yang operasional adalah sebagai berikut Rustiadi et al. 2011:
Dimana: fP
i
= frekuensi penduduk dalam kelas ke-i F
ci
= frekuensi kumulatif total pendapatan pada kelas ke-i F
ci-1
= frekuensi kumulatif total pendapatan pada kelas ke-i-t Nilai Indeks Gini berkisar antara 0 dan 1. Jika nilainya mendekati 0 berarti
distribusi pendapatan merata dan jika nilanya mendekati 1 berarti distribusi pendapatan tidak merata atau terjadi ketimpangan pendapatan
2.5 Peran Sektor-Sektor Perekonomian dalam Perekonomian Suatu Wilayah