31 Dimana:
Y
i+1
= Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun ke i+1 juta rupiah X
1i
= Produktivitas tanaman padi pada tahun ke-i tonha X
2i
= Indeks harga gabah tahun 2000 = 100 pada tahun ke-i X
3i
= Alokasi anggaran untuk komoditas padi pada tahun ke-i persen X
4i
= Jumlah tenaga kerja usaha tani padi pada tahun ke-i orang X
5i
= Konversi lahan sawah ke non pertanian pada tahun ke-i persen X
6i
= Share sektor pertambangan dan galian terhadap PDRB tahun ke-i persen X
7i
= Share sektor industri pengolahan terhadap PDRB tahun ke-i persen ɛi
= Simpangan error β
= Intersept β1, ..., β7 = koefisien regresi
3.5 Matrik Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Matrik kegiatan penelitian
No Tujuan
Analisis Data
Jenis Sumber
1 Analisis usaha tani
RC rasio, ∆R∆C rasio
dan uji beda rata-rata
- Input produksi - Biaya produksi
- Kuantitas produksi - Harga produksi
- Pendapatan usaha
tani - Wawancara
2 Penentuan metode
tanam optimal Pemrograman
linear LP - Variasi metode
tanam - Ketersediaan lahan,
dan tenaga kerja - Kebutuhan tenaga
kerja - Perkiraan produksi,
biaya, dan harga komoditas
- Wawancara - Data
sekunder
3 Analisis pendapatan
usaha tani Persamaan
Pd = TR –TC
- Hasil produksi - Harga komoditas
- Biaya usaha tani - Wawancara
4 Analisis distribusi
pendapatan petani Indeks Gini
Rasio Kuznets - Besaran pendapatan
petani - Wawancara
5 Pengaruh padi
terhadap perekonomian daerah
Analisis deskriptif,
deskripsi hasil analisis tabel I-
O, Analisis regresi
berganda dan elastisitas
- PDRB - Share masing2
sektor thd PDRB - Tabel I-O
- Alokasi anggaran pembangunan
- Produktivitas padi - Tingkat konversi
lahan pertanian - Indeks harga gabah
- Data sekunder
32
4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis dan Topografis 4.1.1 Kondisi Geografis
Wilayah Kabupaten Indramayu membentang sepanjang Pantai Utara Propinsi Jawa Barat yang merupakan jalur strategis transportasi antar kota
tersibuk di Indonesia yang lebih dikenal dengan Pantura, meliputi areal daratan seluas 2 040.11 km
2
204 011 ha, terletak pada bagian yang berbatasan dengan : a.
sebelah Utara Laut Jawa b.
sebelah Selatan dengan Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Cirebon c.
sebelah Timur dengan Kabupaten Cirebon d.
sebelah Barat dengan Kabupaten Subang Ibu Kota Kabupaten Indramayu adalah di Indramayu, secara geografis
Kabupaten Indramayu terletak pada kedudukan :
Timur – Barat antara : 107
52’ sampai 108 36’ Bujur Timur;
Utara
– Selatan antara : 6 15’ sampai 6
40’ Lintang Selatan. Wilayah administrasi Kabupaten Indramayu secara umum dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Sumber: BAPPEDA Indramayu 2011
Gambar 4.1 Peta wilayah administrasi Kabupaten Indramayu Secara umum, Kabupaten Indramayu merupakan wilayah yang dinamis,
berbagai dinamika pembangunan terus berlangsung baik bidang politik, ekonomi, sosial maupun budaya, sehingga berbagai perkembangan hampir terjadi pada
semua sektor. Secara administratif Kabupaten Indramayu mempunyai jumlah kecamatan sebanyak 31 kecamatan dan 313 desa. Kecamatan Gantar merupakan
33 kecamatan yang mempunyai wilayah terluas mencapai 13.18 dari wilayah
Kabupaten Indramayu atau seluas 26 886 ha, sedangkan Kecamatan Balongan merupakan wilayah terkecil dengan luas 1 841 ha atau 0.90.
4.1.2 Kondisi Topografis
Berdasarkan topografinya sebagian besar wilayah Kabupaten Indramayu merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0-2
yang mengakibatkan bila curah hujan tinggi, genangan air akan muncul di daerah- daerah tertentu. Kisaran ketinggian wilayah Kabupaten Indramayu berada pada
ketinggian 0-100 m di atas permukaan air laut. Bagian utara memiliki dataran rendah dan semakin tinggi ke arah selatan.
Secara garis besar topografi Kabupaten Indramayu dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu:
Ketinggian antara 0-7 m di atas permukaan laut dpl, meliputi: wilayah
Kecamatan Anjatan, Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Sindang, Lohbener, Arahan, Cantigi, Pasekan, Indramayu, Balongan, Sliyeg, Juntinyuat,
Karangampel, Kedokanbunder dan wilayah Kecamatan Krangkeng.
Ketinggian antara 7-25 m dpl, meliputi: wilayah Kecamatan Bongas, Kroya,
Gabuswetan, sebagian wilayah Kecamatan Anjatan, Lelea, Terisi, Widasari, Jatibarang, Kertasmaya, Cikedung, Sukgumiwang, Tukdana dan Bangodua.
Ketinggian antara 25-100 m dpl, meliputi: sebagian wilayah Kecamatan
Cikedung, Terisi, Kroya, Haurgeulis dan keselurahan wilayah Kecamatan Gantar.
Sumber data: Dinas PSDA TAMBEN Indramayu 2011
Gambar 4.2. Sket Topografi Kabupaten Indramayu
4.2 Keadaan Curah Hujan dan Musim 4.2.1 Keadaan Curah Hujan
Kabupaten Indramayu dengan panjang pesisir pantai utara Pulau Jawa membuat suhu udara di kabupaten ini cukup tinggi, yaitu berkisar antara 22.9
– 31.6
Celcius. Sementara rata-rata curah hujan sepanjang Tahun 2010 adalah sebesar 1.778 mm dengan jumlah hari hujan 113 hari.
25 30
15 10
5
2 10
15 20
25
Mtr dpl
Km dari Garis Pantai
LAUT TANAH
LEBAK AREAL
PESAWAHAN AREAL
TEGALAN
34 Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, Januari dan
Pebruari 200 mmbulan dan terendah terjadi antara bulan Juli, Agustus dan September 1- 50 mmbulan, sehingga terbentuklah 2 dua musim, yaitu musim
hujan, yang berlangsung dari bulan Oktober sampai Maret dengan curah hujan 50 mm
– 200 mmbulan dan musim kemarau yang berlangsung dari bulan April sampai September dengan curah hujan 50 mm
– 0 mmbulan. Menurut Jack Smith dan Ferguson Kabupaten Indramayu termasuk dalam
type iklim D, dengan rata-rata temperatur berkisar antara 18 – 29
C. Gambaran perkembangan curah hujan dan hari hujan selama kurun waktu sepuluh tahun
terakhir tersaji pada Gambar 4.3 dan 4.4 sebagai berikut:
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu 2011
Gambar 4.3 Perkembangan rata-rata curah hujan mm di Kabupaten Indramayu
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu 2011
Gambar 4.4 Perkembangan rata-rata hari hujan hr di Kabupaten Indramayu
4.2.2 Keadaan Musim
Di Kabupaten Indramayu terjadi 2 musim, yaitu musim hujan, yang berlangsung dari bulan Oktober sampai Maret dan musim kemarau yang
berlangsung dari bulan April sampai September. Selanjutnya berdasarkan hasil kajian dari data curah hujan dari semua stasiun curah hujan yang ada di
Kabupaten Indramayu oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Pusat pada Tahun 2004, bahwa wilayah Kabupaten Indramayu yang
sebelumnya terbagi dalam 2 zona prakiraan iklim ZPI menjadi 6 zona prakiraan
1,631 1,062
1,502 1,688
1,235 1,509 1,591
1,282 1,918
1,276
- 500
1,000 1,500
2,000 2,500
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Cura
h h
u ja
n m
m
74 72
77 78
61 81
91 72
121 79
- 20
40 60
80 100
120 140
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 H
a ri
h u
ja n
h r
35 iklim, dimana masing-masing ZPI mempunyai karakteristik dan sifat curah hujan
yang berbeda sehingga sangat berpengaruh terhadap mulainya memasuki musim, baik musim penghujan maupun musim kemarau, begitupun panjang dan
pendeknya musim. Pembagian zona prakiran iklim di Kabupaten Indramayu secara rinci dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Sumber: Dinas PSDA TAMBEN Indramayu 2011
Gambar 4.5 Zonasi prakiraan iklim ZPI di Kabupaten Indramayu Keterangan :
Kelompok 1 : Bagian selatan Kecamatan HaurgeulisGantar Gabus Wetan dan
Kecamatan Tukdana Kelompok 2 : Bagian utara Kecamatan IndramayuPasekan Balongan
Kelompok 3 : Bagian utara Kecamatan AnjatanSukra dan Patrol Kelompok 4 : KecamatanKrangkengKarangampelJuntinyuat Kertasemaya
SukagumiwangSliyegWidasariLohbenerSindangArahan Cantigi dan Kecamatan Bangodua
Kelompok 5 : Kecamatan LosarangKandanghaurBongasbagian timur Anjatan dan bagian utara Kecamatan Gabus Wetan
Kelompok 6 : Kecamatan LeleaCikedungTerisiKroyabagian selatan Gabus Wetan dan bagian utara Kecamatan Haurgeulis.
Berdasarkan data yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa di wilayah Kabupaten Indramayu diketahui memiliki pola curah hujan :
a. Puncak Hujan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari
b. Lembah Hujan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus
BMKG
36 Dilihat dari pola sebaran curah hujan dasarian secara spasial, maka wilayah
Indramayu bagian selatan relatif lebih basah dari pada wilayah bagian utara. Panjang periode musim hujan sebagian besar wilayah kabupaten Indramayu
sekitar enam bulan, kecuali kelompok 3 dan 5 hanya mempunyai periode musim hujan yang sangat pendek yaitu sekitar dua setengah bulan.
Secara klimatoligis awal musim penghujan umumnya terjadi pada sekitar bulan Oktober sampai awal Desember, dengan rincian masing-masing kelompok
sebagai berikut :
Kelompok 1 pada bulan Oktober
Kelompok 2, 4 dan 6 pada bulan Nopember
Kelompok 5 dan 3 pada bulan Desember Sedangkan awal musim kemarau dimulai pada bulan April dan bervariasi
sampai pada bulan Mei, dengan rincian masing-masing kelompok sebagai berikut:
Kelompok 3 pada bulan Maret
Kelompok 5 pada bulan April
Kelompok 1, 4 dan 6 pada bulan April
Kelompok 2 pada bulan Mei Secara klimatoligis wilayah kelompok ZPI 1, 2, 4 dan 6 sangat cocok untuk
memaksimalkan intensitas pertanaman IP sampai 300 dengan penerapan pola tanam padi-padi-palawija. Sedangkan untuk Kelompok ZPI 3 dan 5 sebagai
wilayah sasaran peningkatan IP sampai 300 dengan penerapan pola tanam padi- padi-palawijasayuran dengan dukungan perbaikan sistem irigasi baik air
permukaan maupun air tanah.
4.3 Penggunaan Tanah dan Kesesuaian Tanah untuk Pertanian
Kabupaten Indramayu yang bertopografi landai sangat cocok sekali untuk digunakan sebagai lahan pertanian, sedangkan untuk memaksimalkan potensi
lahan yang ada perlu dikembangkan jaringan irigasi yang memadai. Penggunaan Tanah di Kabupaten Indramayu secara umum dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jenis penggunaan lahan di Kabupaten Indramayu No
Pengunaan Lahan
Luas Ha
No Pengunaan
Lahan Luas
Ha 1
Sawah Irigasi 119 043
58.35 8
Danau 728 0.36
2 Perkebunan
32 130 15.75
9 Tanah
Kosong 435.5 0.21
3 Pemukiman
17 980 8.81
10 Semak 396.3 0.19
4 Empang
12 600 6.18
11 Kilang
Minyak 324.5 0.16
5 Sawah Tadah
hujan 12 420
6.09 12
Penggara man
324.4 0.16 6
LadangTegalan 2 372
1.16 13 Rawa
294.4 0.14 7
Hutan Bakau 2 643
1.30 14
Gudang Dolog
6.9 0.00
Sumber: BAPPEDA Indramayu 2011
37 Sedangkan menurut jenis tanahnya Kabupaten Indramayu memiliki 3 jenis
tanah antara lain: Jenis tanah Clay Grumosol 15.45, tanah Podsolik 32.59 dan tanah Alluvial 51.96. Dari ketiga jenis tanah tersebut yang cocok untuk
dijadikan lahan pertanian khusunya padi adalah dari jenis tanah Alluvial dan Clay Grumosol, sedangkan untuk jenis tanah Podsolik cocok untuk lahan
perkebunan atau hortikultura. secara rinci tentang jenis tanah dan kesesuaian penggunaannya seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Jenis tanah dan kesesuaian penggunaan Jenis tanah
Luas ha Kesesuaian Penggunaan
1. Clay Grumosol 31 527.65
15.45 Lahan Pertanian Padi, Palawija, Sayuran
2. Podsolik 66 477.90
32.59 Lahan Perkebunan dan Hortikultura
3. Alluvial 106 005.45
51.96 Lahan Pertanian Padi, Palawija, Sayuran
Jumlah 204 011.00
100.00
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu 2011
Tingkat kesesuaian tanah untuk pertanaman padi khususnya dan pertanian tanaman pangan pada umumnya dapat disimpulkan seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Kelas kesesuaian tanah untuk padi Kelas Keseuaian tanah untuk Padi
Luas ha Persentase areal
Kelas S1 sangat sesuai 106 005.45
51.96 Kelas S2 sesuai
31 527.65 15.45
Kelas S3 marginal 66 477.90
32.59
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu 2011
Menurut data tabel di atas maka wilayah yang paling sesuai untuk budidaya tanaman padi beririgasi dan tanaman pangan lainnya adalah Kecamatan
Sukagumiwang, Kertasemaya, Krangkeng, Karangampel, Kedokan Bunder, Juntinyuat, Sliyeg, Jatibarang, Bangodua, Lelea, Lohbener, Balongan, Indramayu,
Sindang, Arahan, Cantigi, Pasekan, Losarang, Kandanghaur, Gabus Wetan, Bongas, Anjatan, Sukra dan Kecamatan Patrol.
Wilayah yang paling sesuai untuk tanaman perkebunan dan hortikultura adalah Kecamatan Haurgeulis, Gantar dan Kecamatan Kroya. Sedangkan wilayah
yang sesuai untuk keduanya baik untuk tanaman pangan maupun untuk tanaman perkebunan adalah Kecamatan Cikedung, Terisi, Tukdana, dan Widasari.
Memperhatikan kondisi lahan yang ada seperti luas kepemilikan lahan umumnya kurang dari 1 ha, status petani pemilik, penggarap, penyakap, buruh
tani, dan lahan-lahan bermasalah bencana alam kebanjiran dan kekeringan, maka pendekatan dan strategi pembangunan dan pengembangan pertanian di
Kabupaten Indramayu yaitu dengan membagi menjadi 3 kawasan Gambar 4.6 yaitu:
38
Sumber: BAPPEDA Indramayu 2011
Gambar 4.6 Peta penggunaan lahan dan zonasi pengembangan pertanian 1. Kawasan A, Kawasan Andalan Padi 69 016 ha
- Komoditi Unggulan :
Padi Sawah - Intensitas Tanam
: 2 x Padi, 1 x palawija dan atau sayuran
- Fungsional fasilitas jaringan irigasi untuk jaminan padi 2
kali per tahun :
DI. Cipunegara Gol I + Gol II + Gol III : 90 DI. Rentang Gol I + Gol II : 90 dan Gol III
: 10 - Kegiatan Utama
: Upaya khusus swasembada beras
- Sasaran :
Kesejahteraan petani dan stok pangan - Lokasi
: Wilayah tengah Indramayu meliputi Kec.
Kertasemaya, Sliyeg, Jatibarang, Bangodua, Widasari, Lelea, Cikedung Utara, Gabus
Wetan, Bongas, dan Anjatan
- Pusat Pertumbuhan :
Kertasemaya, Gabus Wetan dan Anjatan 2. Kawasan B, Kawasan konsentrasi Utara Indramayu 23 137 ha
- Komoditi Unggulan :
Berbagai komoditi sayuran dan Palawija - Intensitas Tanam
: 1-2 x Sayuranpalawija dan 1 x padi
- Fasilitas pendukung :
Pompanisasi air permukaan, perbaikan jaringan irigasi dan sungai pembuang
- Kegiatan Utama :
Pengembangan diversifikasi dan kemitraan usaha
39 - Sasaran
: Kesejahteraan petani dan Diversifikasi usaha tani
- Lokasi :
Wilayah utara Indramayu meliputi Kecamatan Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan,
Indramayu, Sindang, Pasekan, Cantigi, Arahan, Lohbener, Losarang, Kandanghaur, Patrol dan
Sukra
- Pusat Pertumbuhan :
Karangampel, Lohbener dan Patrol 3. Kawasan C, Kawasan konsentrasi selatan Indramayu 20 041 ha
- Komoditi Unggulan :
Mangga, Cabe merah, Kedelai, Jagung dan ber- bagai komoditi perkebunan
- Intensitas Tanam :
1-2 x Sayuranpalawija dan 1 x padi - Fasilitas pendukung
: Pompanisasi air permukaan dan air tanah, situ,
embung perbaikan jaringan irigasi dan sungai pembuang
- Kegiatan Utama :
Pengembangan diversifikasi dan kemitraan usaha - Sasaran
: Kesejahteraan petani dan Diversifikasi usaha tani
- Lokasi :
Wilayah selatan Indramayu meliputi Kecamatan Gantar, Haurgeulis, sebagian Gabus Wetan, Kroya,
Terisi, Cikedung dan Lelea selatan serta Tukdana
- Pusat Pertumbuhan :
Haurgeulis, Kroya dan Tukdana
4.4 Sumber Daya Air dan Irigasi