Peran Padi dalam Perekonomian Indonesia

66

5.6 Peran Padi dalam Perekonomian Indonesia

Peran sektor padi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat pada struktur perekonomian yang tertuang dalam tabel input-output Tabel I-O. Tabel I-O pada dasarnya merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar satuan kegiatan ekonomi sektor dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. Isian sepanjang baris dalam matriks menunjukkan bagaimana output suatu sektor ekonomi dialokasikan ke sektor-sektor lainnya untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya BPS 2008. Berdasarkan analisis terhadap struktur permintaan dan penawaran pada setiap sektor dalam Tabel I-O Indonesia tahun 2008 atas dasar harga produsen yang bersumber dari BPS Pusat, output yang dihasilkan oleh sektor padi pada tahun 2008 mencapai Rp 169 840 909 juta atau memberikan andil sebesar 1.61 dari seluruh output yang diciptakan di Indonesia dan menduduki urutan ke-26 dari klasifikasi 66 sektor. Jumlah permintaan penawaran sektor padi sebesar Rp 169 856 901 juta, digunakan untuk memenuhi konsumsi domestik permintaan antara oleh sektor produksi sebesar Rp 166 829 004 juta 98.22, digunakan sebagai permintaan akhir domestik Rp 3 027 871 juta 1.78 dan untuk ekspor sebesar Rp 26 juta. Jika dilihat dari struktur penawaran dan permintaan, jumlah permintaan lebih besar dari jumlah output yang dihasilkan sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut sisanya diperoleh dari impor sebesar Rp 15 992 juta. Permintaan antara yang terbesar terhadap sektor padi secara nasional yaitu: a sektor penggilingan padi sebesar Rp 158 903 056 juta atau sebesar 93.55 terhadap total permintaan sektor padi, b sektor padi sebesar Rp 5 937 343 juta atau sebesar 3.50 dan c sektor peternakan sebesar Rp 1 296 163 juta atau sebesar 0.76. Jika dilihat dari nilai tambah bruto, sektor padi mampu menciptakan nilai tambah bruto sebesar Rp 126 514 493 juta atau memberikan kontribusi terhadap keseluruhan nilai tambah bruto PDB Indonesia sebesar 2.44 dan menduduki urutan ke-16 dari klasifikasi 66 sektor. Nilai tambah bruto adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi BPS 2008. Berdasarkan analisis Tabel I-O, dapat diketahui tingkat keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian di Indonesia. Hubungan keterkaitan antar sektor produksi dapat berupa 1 hubungan ke depan forward linkage, yaitu hubungan dengan penjualan barang jadi yang dikenal dengan derajat kepekaan; dan 2 hubungan ke belakang backward linkage yang hampir selalu merupakan hubungan dengan bahan mentah ataupun bahan baku dan dikenal dengan daya penyebaran. Pada tahun 2008 sektor padi memiliki indeks daya penyebaran backward linkage sebesar 0.832651. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan 1 output sektor padi akan menyebabkan naiknya output sektor-sektor lain termasuk sektornya sendiri secara keseluruhan sebesar 0.832651 unit. Sedangkan indeks derajat kepekaannya forward linkage sebesar 1.196368, artinya bahwa setiap kenaikan permintaan akhir 1 unit pada sektor padi akan menyebabkan kenaikan output pada sektor-sektor lain sebesar 1.196368 unit. Sektor yang mempunyai indeks da ya penyebaran yang tinggi α j 1 memberikan indikasi bahwa sektor 67 tersebut mempunyai keterkaitan ke belakang atau daya sebar yang cukup kuat dibandingkan terhadap sektor yang lainnya. Sebaliknya sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan yang tinggi β i 1 berarti sektor tersebut mempunyai ketergantungan kepekaan yang tinggi terhadap signal pasar permintaan akhir sektor lain Rustiadi et al. 2011. Berdasarkan indeks daya penyebaran DP dan indeks derajat kepekaan DK, sektor-sektor ekonomi di Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, sebagai berikut BPS 2008: 1. Kelompok I, adalah sektor-sektor yang mempuyai indeks DP dan DK relatif tinggi DP, DK 1. Disebut sebagai sektor andalan, artinya sektor-sektor tersebut mempunyai daya dorong dan daya tarik lebih besar dari rata-rata semua sektor sehingga sektor ini mempuyai peranan yang sangat menentukan terhadap perekonomian wilayah. 2. Kelompok II, adalah sektor-sektor yang mempunyai indeks DK tinggi DK 1, tetapi indeks DP-nya rendah DP 1. Disebut sebagai sektor potensial, artinya sektor-sektor ini mempunyai daya dorong yang lebih besar dari rata-rata semua sektor tetapi mempunyai daya tarik yang lebih kecil dari rata-rata semua sektor. 3. Kelompok III, adalah sektor-sektor yang mempunyai indeks DP dan DK rendah DP, DK 1. Disebut sebagai sektor kurang berkembang, artinya sektor-sektor tersebut mempunyai daya dorong dan daya tarik lebih kecil dari rata-rata semua sektor sehingga sektor ini kurang berperan terhdap perekonomian wilayah. 4. Kelompok IV, adalah sektor-sektor yang mempunyai indeks DP tinggi DP 1, tetapi indeks DK-nya rendah DK 1. Disebut sektor jenuh, artinya sektor-sektor ini mempuyai daya dorong yang lebih kecil dari rata-rata semua sektor tetapi mempuyai daya tarik lebih besar dari rata-rata semua sektor. Sektor padi yang memiliki indeks daya penyebaran sebesar 0.832651 dan indeks derajat kepekaan sebesar 1.196368 tergolong dalam kelompok II ditunjukkan oleh nomor 1 pada Gambar 5.11, yang berarti bahwa sektor padi memiliki daya dorong ke depan yang cukup kuat untuk meningkatkan pertumbuhan output sektor lain ketimbang pengaruhnya terhadap sektor-sektor penyedia bahan baku dalam proses produksinya. Penyebaran sektor-sektor ekonomi di Indonesia berdasarkan indeks DP dan DK tersaji pada Gambar 5.11 dan Lampiran 5. Nilai pengganda output output multiplier sektor padi di Indonesia berdasarkan analisis Tabel I-O tahun 2008 sebesar 1.388862 yang berada di bawah rata-rata pengganda output seluruh sektor sebesar 1.668000. Nilai pengganda output sebesar 1.388862, artinya jika terdapat permintaan akhir atas sektor padi sebesar 1 juta rupiah, maka produksi nasional total akan meningkat senilai 1.388862 juta rupiah. Berdasarkan nilai pengganda output, sektor padi secara nasional menduduki urutan ke-52 dari klasifikasi 66 sektor. Sektor yang memiliki nilai pengganda output yang terbesar yaitu sektor angkutan kereta api sebesar 2.179608, data selengkapnya tersaji pada Tabel 5.13. Nilai pengganda output merupakan nilai yang menunjukkan seberapa besar peningkatan output total seluruh sektor jika terdapat permintaan akhir pada sektor tertentu senilai 1 unit. 68 Sumber: BPS 2008 diolah Keterangan: Angka dalam gambar menunjukkan sektor-sektor produksi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 Gambar 5.11 Sebaran sektor-sektor perekonomian di Indonesia tahun 2008 Tabel 5.13 Sepuluh sektor terbesar berdasarkan nilai pengganda output output multiplier di Indonesia tahun 2008 Urutan Kode Sektor Nilai Pengganda Output 1 55 Angkutan kereta api 2.179608 2 29 Industri penggilingan padi 2.131495 3 42 Industri barang karet dan plastik 2.128358 4 28 Industri minyak dan lemak 2.108050 5 20 Unggas dan hasil-hasilnya 2.080873 6 36 Industri tekstil, pakaian dan kulit 2.068936 7 30 Industri tepung, segala jenis 2.064833 8 52 Bangunan 2.052693 9 32 Industri makanan lainnya 2.031566 10 19 Pemotongan hewan 2.001889 ... ... ... ... 52 1 Padi 1.388862 Rata-rata 1.668000 Guna melihat pengaruh padi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga penduduk yang bekerja di sektor padi bisa dilihat melalui nilai pengganda pendapatan income multiplier sektor padi. Hasil analisis menujukkan bahwa sektor padi memiliki nilai pengganda pendapatan sebesar 0.178320 yang berada di bawah rata-rata pembentukan pendapatan masyarakat secara keseluruhan sebesar 0.250710. Nilai pengganda pendapatan sebesar 0.178320, artinya jika terdapat permintaan akhir atas sektor padi sebesar 1 unit maka pendapatan petani padi akan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 0.5 1 1.5 2 2.5 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 In d e ks De ra ja t Ke p e ka an Indeks Daya Penyebaran Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV 69 meningkat sebesar 0.178320 unit. Menurut nilai pengganda pendapatan, sektor padi secara nasional menduduki pososi ke-48 berdasarkan klasifikasi 66 sektor. Data selengkapnya tersaji pada Tabel 5.14. Tabel 5.14 Sepuluh sektor terbesar berdasarkan nilai pengganda pedapatan income multiplier di Indonesia tahun 2008 Urutan Kode Sektor Nilai Pengganda Output 1 63 Pemerintahan umum dan pertahanan 0.895336 2 64 Jasa sosial kemasyarakatan 0.708158 3 7 Karet 0.521759 4 55 Angkutan kereta api 0.497885 5 20 Unggas dan hasil-hasilnya 0.406446 6 65 Jasa lainnya 0.382663 7 26 Penambangan dan penggalian lainnya 0.378266 8 13 Teh 0.373452 9 59 Jasa penunjang angkutan 0.363196 10 8 Tebu 0.352498 ... ... ... ... 48 1 Padi 0.178320 ... ... ... ... 64 29 Industri penggilingan padi 0.094567 Rata-rata 0.250710 Berdasarkan uraian sebelumnya dijelaskan bahwa permintaan terbesar dari sektor padi adalah sektor industri penggilingan padi yaitu sebesar 93.55, hal ini menunjukkan adanya keterkaitan dan ketergantungan yang sangat besar dan tidak terpisahkan antara sektor penggilingan padi dan sektor padi, karena memang input utama dari sektor industri penggilingan padi adalah gabah yang merupakan hasil output dari sekor padi. Sektor industri penggilingan padi memiliki nilai pengganda output output multiplier yang lebih besar dari sektor padi, sedangkan nilai pengganda pendapatan income multiplier lebih kecil dari sektor padi. Jika ke dua sektor tersebut digabung maka akan memberikan efek multiplier yang lebih besar terhadap perekonomian Indonesia. Hasil analisis tabel I-O Indonesia tahun 2008 dengan penggabungan sektor padi dan industri penggilingan padi menunjukkan bahwa output sektor gabungan tersebut memberikan kontribusi sebesar 3.87 dari total seluruh output yang dihasilkan di Indonesia dan kontribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 3.47. Sektor gabungan tersebut memiliki indeks daya penyebaran backward linkage sebesar 1.265119 dan indeks derajat kepekaan forward linkage sebesar 1.372973. Berdasarkan nilai DP dan DK sektor tersebut termasuk dalam kelompok I sektor unggulan yaitu sektor yang memberikan efek multiplier yang cukup besar DP dan DK1 terhadap perekonomian Indonesia. Penyebaran sektor-sektor perekonomian Indonesai tahun 2008 berdasarkan nilai DP dan DK setelah sektor padi dan sektor industri penggilingan padi digabung dapat dilihat pada Gambar 5.12, sektor gabungan antara padi dan industri penggilingan padi ditunjukkan dengan no 1. 70 Sumber: BPS 2008 diolah Keterangan: Angka dalam gambar menunjukkan sektor-sektor produksi Gambar 5.12 Sebaran sektor-sektor perekonomian di Indonesia tahun 2008 sektor padi dan industri penggilingan padi digabung Nilai pengganda output output multiplier sektor gabungan antara padi industri penggilingan padi sebesar 2.115903 menempati urutan ke-3 dari klasifikasi 65 sektor. Nilai pengganda output sebesar 2.115903 mengandung arti bahwa setiap peningkatan permintaan akhir sektor tersebut sebesar 1 unit akan meningkatkan output semua sektor perekonomian secara keseluruhan sebesar 2.115903 unit. Sedangkan nilai pengganda pendapatan income multiplier sebesar 0.335787 dan menempati urutan ke-49. Nilai pengganda pendapatan sebesar 0.335787 mengandung arti bahwa setiap peningkatan permintaan akhir sektor tersebut sebesar 1 unit akan meningkatkan pendapatan tenaga kerja sektor tersebut sebesar 0.335787 unit. Data selengkapnya tersaji pada Tabel 5.15 dan Tabel 5.16. Tabel 5.15 Sepuluh sektor terbesar berdasarkan nilai output multiplier di Indonesia tahun 2008 sektor padi dan industri penggilingan padi digabung Urutan Kode Sektor Nilai Pengganda Output 1 54 Angkutan kereta api 2.179625 2 41 Industri barang karet dan plastik 2.128402 3 1 Padi dan Industri penggilingan padi 2.115903 4 28 Industri minyak dan lemak 2.108189 5 20 Unggas dan hasil-hasilnya 2.080978 6 35 Industri tekstil, pakaian dan kulit 2.069102 7 29 Industri tepung, segala jenis 2.064344 8 51 Bangunan 2.052724 9 31 Industri makanan lainnya 2.031280 10 19 Pemotongan hewan 2.006656 Rata-rata 1.672493 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 0.5 1 1.5 2 2.5 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 In d e ks De ra ja t Ke p e ka an Indeks Daya Penyebaran Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV 71 Tabel 5.16 Sepuluh sektor terbesar berdasarkan nilai income multiplier di Indonesia tahun 2008 sektor padi dan industri penggilingan padi digabung Urutan Kode Sektor Nilai Pengganda Output 1 62 Pemerintahan umum dan pertahanan 1.790694 2 63 Jasa sosial kemasyarakatan 1.416027 3 7 Karet 1.043578 4 54 Angkutan kereta api 0.995778 5 20 Unggas dan hasil-hasilnya 0.812934 6 64 Jasa lainnya 0.765371 7 26 Penambangan dan penggalian lainnya 0.756534 8 13 Teh 0.746912 9 58 Jasa penunjang angkutan 0.726397 10 8 Tebu 0.705004 ... ... ... ... 49 1 Padi dan Industri penggilingan padi 0.335787 Rata-rata 0.506046

5.7 Peran Padi dalam Perekonomian Jawa Barat