Keadaan Musim Keadaan Curah Hujan dan Musim .1 Keadaan Curah Hujan

34 Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, Januari dan Pebruari 200 mmbulan dan terendah terjadi antara bulan Juli, Agustus dan September 1- 50 mmbulan, sehingga terbentuklah 2 dua musim, yaitu musim hujan, yang berlangsung dari bulan Oktober sampai Maret dengan curah hujan 50 mm – 200 mmbulan dan musim kemarau yang berlangsung dari bulan April sampai September dengan curah hujan 50 mm – 0 mmbulan. Menurut Jack Smith dan Ferguson Kabupaten Indramayu termasuk dalam type iklim D, dengan rata-rata temperatur berkisar antara 18 – 29 C. Gambaran perkembangan curah hujan dan hari hujan selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir tersaji pada Gambar 4.3 dan 4.4 sebagai berikut: Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu 2011 Gambar 4.3 Perkembangan rata-rata curah hujan mm di Kabupaten Indramayu Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu 2011 Gambar 4.4 Perkembangan rata-rata hari hujan hr di Kabupaten Indramayu

4.2.2 Keadaan Musim

Di Kabupaten Indramayu terjadi 2 musim, yaitu musim hujan, yang berlangsung dari bulan Oktober sampai Maret dan musim kemarau yang berlangsung dari bulan April sampai September. Selanjutnya berdasarkan hasil kajian dari data curah hujan dari semua stasiun curah hujan yang ada di Kabupaten Indramayu oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Pusat pada Tahun 2004, bahwa wilayah Kabupaten Indramayu yang sebelumnya terbagi dalam 2 zona prakiraan iklim ZPI menjadi 6 zona prakiraan 1,631 1,062 1,502 1,688 1,235 1,509 1,591 1,282 1,918 1,276 - 500 1,000 1,500 2,000 2,500 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Cura h h u ja n m m 74 72 77 78 61 81 91 72 121 79 - 20 40 60 80 100 120 140 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 H a ri h u ja n h r 35 iklim, dimana masing-masing ZPI mempunyai karakteristik dan sifat curah hujan yang berbeda sehingga sangat berpengaruh terhadap mulainya memasuki musim, baik musim penghujan maupun musim kemarau, begitupun panjang dan pendeknya musim. Pembagian zona prakiran iklim di Kabupaten Indramayu secara rinci dapat dilihat pada Gambar 4.5. Sumber: Dinas PSDA TAMBEN Indramayu 2011 Gambar 4.5 Zonasi prakiraan iklim ZPI di Kabupaten Indramayu Keterangan : Kelompok 1 : Bagian selatan Kecamatan HaurgeulisGantar Gabus Wetan dan Kecamatan Tukdana Kelompok 2 : Bagian utara Kecamatan IndramayuPasekan Balongan Kelompok 3 : Bagian utara Kecamatan AnjatanSukra dan Patrol Kelompok 4 : KecamatanKrangkengKarangampelJuntinyuat Kertasemaya SukagumiwangSliyegWidasariLohbenerSindangArahan Cantigi dan Kecamatan Bangodua Kelompok 5 : Kecamatan LosarangKandanghaurBongasbagian timur Anjatan dan bagian utara Kecamatan Gabus Wetan Kelompok 6 : Kecamatan LeleaCikedungTerisiKroyabagian selatan Gabus Wetan dan bagian utara Kecamatan Haurgeulis. Berdasarkan data yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa di wilayah Kabupaten Indramayu diketahui memiliki pola curah hujan : a. Puncak Hujan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari b. Lembah Hujan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus BMKG 36 Dilihat dari pola sebaran curah hujan dasarian secara spasial, maka wilayah Indramayu bagian selatan relatif lebih basah dari pada wilayah bagian utara. Panjang periode musim hujan sebagian besar wilayah kabupaten Indramayu sekitar enam bulan, kecuali kelompok 3 dan 5 hanya mempunyai periode musim hujan yang sangat pendek yaitu sekitar dua setengah bulan. Secara klimatoligis awal musim penghujan umumnya terjadi pada sekitar bulan Oktober sampai awal Desember, dengan rincian masing-masing kelompok sebagai berikut :  Kelompok 1 pada bulan Oktober  Kelompok 2, 4 dan 6 pada bulan Nopember  Kelompok 5 dan 3 pada bulan Desember Sedangkan awal musim kemarau dimulai pada bulan April dan bervariasi sampai pada bulan Mei, dengan rincian masing-masing kelompok sebagai berikut:  Kelompok 3 pada bulan Maret  Kelompok 5 pada bulan April  Kelompok 1, 4 dan 6 pada bulan April  Kelompok 2 pada bulan Mei Secara klimatoligis wilayah kelompok ZPI 1, 2, 4 dan 6 sangat cocok untuk memaksimalkan intensitas pertanaman IP sampai 300 dengan penerapan pola tanam padi-padi-palawija. Sedangkan untuk Kelompok ZPI 3 dan 5 sebagai wilayah sasaran peningkatan IP sampai 300 dengan penerapan pola tanam padi- padi-palawijasayuran dengan dukungan perbaikan sistem irigasi baik air permukaan maupun air tanah.

4.3 Penggunaan Tanah dan Kesesuaian Tanah untuk Pertanian