Peran Padi dalam Perekonomian Kabupaten Indramayu

76 Tabel 5.20 Sepuluh sektor terbesar berdasarkan nilai income multiplier di Propinsi Jawa Barat tahun 2003 sektor padi dan beras digabung Urutan Kode Sektor Nilai Pengganda Output 1 77 Jasa Pemerintahan Umum 0.948467 2 78 Jasa Pendidikan Pemerintah 0.935595 3 79 Jasa Kesehatan Pemerintah 0.706807 4 80 Jasa Pendidikan Swasta 0.635687 5 82 Jasa kemasyarakatan Lainnya 0.554821 6 10 Karet 0.514575 7 16 Tembakau 0.448834 8 67 Jasa Angkutan Rel 0.446057 9 20 Unggas dan hasil-hasilnya 0.408236 10 15 Tebu 0.402992 ... ... ... ... 68 1 Padi Beras 0.173383 Rata-rata 0.279508

5.8 Peran Padi dalam Perekonomian Kabupaten Indramayu

Peranan sektor pertanian dalam perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB serta kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja. Sektor pertanian merupakan sektor utama di Kabupaten Indramayu. Kontribusi sektor pertanian terhadap nilai PDRB Kabupaten Indramayu dari tahun 2002 sampai 2011 tersaji pada Tabel 5.21. Berdasarkan Tabel 5.13, sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor andalan yang memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian Kabupaten Indramayu, karena Kabupaten Indramayu memiliki kandungan minyak bumi yang cukup besar. Akan tetapi kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Indramayu dari tahun 2002-2011mengalami penurunan pertumbuhan yang negatif, hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya cadangan minyak bumi akibat eksploitasi yang terus-menerus. Sedangkan sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor hotel dan restoran dan sektor lainnya mengalami pertumbuhan yang fluktuatif dan cenderung meningkat positif terhadap PDRB Kabupaten. Pada tahun 2002 kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB sebesar 17.69 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 19.93, berarti terjadi pertumbuhan sebesar 2.24 dari tahun 2002 sampai 2011. Sumbangan terbesar kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Indramayu sebagian besar dari subsektor tanaman bahan makanan, karena memang Kabupaten Indramayu merupakan lumbung beras terbesar di Propinsi Jawa Barat. Subsektor tanaman bahan makanan pada tahun 2002 menyumbang 10.63 terhadap PDRB Kabupaten Indramayu, dan pada tahun 2011 kontribusinya meningkat menjadi 11.21. Kontribusi subsektor tanaman bahan makanan terbesar terjadi pada tahun 2010 sebesar 14.13. Perkembangan beberapa sektor perekonomian di Kabupaten Indramayu tersaji pada Gambar 5.15. 77 Tabel 5.21 Kontribusi sektor-sektor perekonomian terhadap PDRB ADHK tahun 2000 Kabupaten Indramayu LAPANGAN USAHA 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. PERTANIAN 17.69 19.07 18.81 20.95 20.59 20.22 18.17 20.09 22.52 19.93 a. Tanaman Bahan Makanan 10.63 11.43 11.43 12.82 12.66 12.47 10.35 12.02 14.13 11.21 b. Tanaman Perkebunan 0.09 0.10 0.09 0.10 0.10 0.10 0.09 0.09 0.09 0.10 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1.06 1.15 1.11 1.20 1.17 1.14 0.62 0.69 0.78 1.63 d. Kehutanan 0.39 0.43 0.41 0.44 0.44 0.43 0.41 0.41 0.37 0.38 e. Perikanan 5.52 5.97 5.77 6.38 6.22 6.09 6.70 6.87 7.15 6.61 2. PERTAMBANGAN PENGGALIAN 44.54 40.42 38.73 34.14 33.14 32.81 31.34 30.97 29.12 29.41 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 20.16 19.54 21.35 20.63 20.51 19.55 22.48 20.62 21.96 19.13 4. LISTRIK, GAS AIR BERSIH 0.29 0.33 0.33 0.37 0.39 0.39 0.39 0.42 0.41 0.44 5. KONSTRUKSI 0.92 1.08 1.06 1.20 1.33 1.42 1.51 1.48 1.21 1.69 6. PERDAG., HOTEL RESTORAN 9.31 11.24 11.58 13.58 14.80 16.17 16.68 17.52 16.22 19.91 7. PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 2.43 2.94 2.85 3.21 3.31 3.42 3.43 3.55 3.36 3.59 8. KEU. REAL ESTAT, JASA PERUSAHAAN 1.08 1.27 1.23 1.36 1.36 1.37 1.37 1.42 1.36 1.40 9. JASA-JASA 3.58 4.12 4.06 4.56 4.58 4.65 4.61 3.94 3.85 4.51 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber: BPS Indramayu, berbagai tahun diolah 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sh a re thd tot al P D R B A D H K Pertanian Industri pengolahan Perdagangan, hotel dan restoran Pertambangan dan penggalian Tan. Bhn Makanan Gambar 5.15 Kontribusi beberapa sektor perekonomian Kabupaten Indramayu Berdasarkan hasil analisis Tabel Input-Output Kabupaten Indramayu tahun 2004 yang dilaporkan oleh BAPPEDA Kabupaten Indramayu, menunjukkan bahwa sektor tanaman bahan makanan memiliki indeks daya penyebaran backward linkage sebesar 2.037 dan menduduki urutan ke-5 dari klasifikasi 27 sektor. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan 1 output sektor tanaman bahan makanan akan menyebabkan naiknya output sektor-sektor lain termasuk sektornya sendiri secara keseluruhan sebesar 2.037 unit. Sedangkan indeks derajat kepekaannya forward linkage sebesar 2.200 dan menduduki urutan ke-4 dari kasifikasi 27 sektor. Indeks derajat kepekaan sebesar 2.200 mengandung makna bahwa setiap kenaikan permintaan akhir 1 unit pada sektor tanaman bahan makanan akan menyebabkan kenaikan output pada sektor-sektor lain secara keseluruhan sebesar 2.200 unit. Secara lengkap indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan dari sektor tanaman bahan makanan Kabupaten Indramayu tahun 2004 disajikan pada Tabel 5.22. 78 Tabel 5.22 Indeks daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Indramayu tahun 2004 No Sektor Indeks daya penyebaran Indeks derajat kepekaan 1 Tanaman Bahan Makanan 2.037 2.200 2 Tanaman Perkebunan 0.019 0.076 3 Peternakan dan hasil-hasilnya 0.032 1.032 4 Kehutanan 0.016 1.020 5 Perikanan 2.029 2.017 6 Minyak dan Gas Bumi Migas 2.023 2.020 7 Penggalian 2.017 1.137 8 Industri Migas 2.050 2.028 9 Industri tanpa Migas 4.938 3.017 10 Listrik 0.149 0.072 11 Air Bersih 0.016 0.485 12 Bangunan 3.066 3.024 13 Perdagangan Besar dan Eceran 1.017 0.032 14 Hotel 0.033 0.368 15 Restoran 1.032 0.021 16 Angkutan rel 0.016 0.669 17 Angkutan jalan raya 3.017 2.145 18 Angkutan Laut 0.032 0.284 19 Jasa Penunjang Angkutan 1.016 0.145 20 Komunikasi 0.016 0.016 21 Bank dan Lembaga Keuangan 0.016 1.270 22 Sewa Bangunan 1.016 0.198 23 Jasa Perusahaan 0.018 0.234 24 Pemerintahan Umum 0.016 1.039 25 Sosial Kemasyarakatan 0.025 0.038 26 Hiburan dan Rekreasi 0.016 2.342 27 Perorangan dan Rumah Tangga 1.028 0.071 Sumber : BAPPEDA Kab. Indramayu 2005 Gambar 5.16 memperlihatkan sektor mana saja yang dapat digolongkan ke dalam sektor unggulan dan sektor-sektor mana saja yang digolongkan ke dalam sektor potensial. Terdapat 8 sektor yang digolongkan ke dalam sektor unggulan kategori kelompok 1 yaitu sektor-sektor yang memiliki indeks daya penyebaran backward linkage dan derajat kepekaan forward linkage lebih besar dari rata- rata seluruh sektor perekonomian, terdiri atas: 1. 1 Tanaman Bahan Makanan 2. 5 Perikanan 3. 6 Minyak dan Gas Bumi Migas 4. 7 Penggalian 5. 8 Industri Migas 6. 9 Industri tanpa Migas 7. 12 Bangunan 8. 17 Angkutan jalan raya 79 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 In d e k s De r a ja t K e p e k a a n Indeks Daya Penyebaran Keterangan: Angka dalam gambar menunjukkan sektor-sektor produksi dalam perekonomian Gambar 5.16 Sebaran sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Indramayu tahun 2004 Selain dari sektor-sektor tersebut yang termasuk ke dalam sektor unggulan, terdapat 10 sektor yang digolongkan ke dalam sektor potensial dimana jika mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah, maka sektor-sektor tersebut bepotensi memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian daerah. Sektor potensial yaitu sektor-sektor yang memiliki indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan yang salah satunya lebih besar dari rata-rata seluruh sektor perekonomian, terdiri atas kategori kelompok 2 dan 4, yaitu: 1. 3 Peternakan dan hasil-hasilnya 2. 4 Kehutanan 3. 21 Bank dan Lembaga Keuangan 4. 24 Pemerintahan Umum 5. 26 Hiburan dan Rekreasi 6. 13 Perdagangan Besar dan Eceran 7. 15 Restoran 8. 19 Jasa Penunjang Angkutan 9. 22 Sewa Bangunan 10. 27 Perorangan dan Rumah Tangga Selebihnya merupakan sektor-sektor yang kurang berkembang dan kurang berperan dalam perekonomian di Kabupaten Indramayu kategori kelompok 3, yaitu sekor-sektor yang memiliki indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan kurang dari rata-rata seluruh sektor perekonomian, terdapat 9 sektor terdiri atas: 1. 2 Tanaman Perkebunan 2. 10 Listrik 3. 11 Air Bersih 4. 14 Hotel 5. 16 Angkutan rel Kel. I Kel. II Kel. III Kel. IV 80 6. 18 Angkutan Laut 7. 20 Komunikasi 8. 23 Jasa Perusahaan 9. 25 Sosial Kemasyarakatan Kontribusi komoditas padi terhadap perekonomian Kabupaten Indramayu dari tahun 2002 sampai 2011 mengalami peningkatan Tabel 5.23. berdasarkan harga konstan harga GKP tahun 2000, pada tahun 2002 komoditas padi berkontribusi sebesar 1.05 triliun rupiah atau 7.62 terhadap PDRB ADHK tahun 2000 Kabupaten Indramayu dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 1.4 triliun rupiah atau 9.30. Kondisi ini menunjukkan terjadi peningkatan peran padi terhadap perekonomian Kabupaten Indramayu sebesar 1.68 dari tahun 2002 sampai 2011. Tabel 5.23 Kontribusi padi terhadap PDRB Kabupaten Indramayu PDRB ADHK Produksi Padi Nilai Produksi Kontribusi thd PDRB Juta rupiah ton Juta rupiah ADHK 2002 13,812,336.63 1,063,467 1,052,832 7.62 2003 12,775,269.32 940,881 931,472 7.29 2004 13,369,131.43 1,086,306 1,075,443 8.04 2005 12,323,269.39 1,137,958 1,126,578 9.14 2006 12,621,074.47 1,031,790 1,021,472 8.09 2007 12,956,044.05 1,096,136 1,085,175 8.38 2008 13,545,865.90 1,048,016 1,037,536 7.66 2009 13,741,502.18 1,321,016 1,307,806 9.52 2010 15,196,214.53 1,358,431 1,344,847 8.85 2011 15,058,624.88 1,415,050 1,400,900 9.30 Harga GKP tahun 2000 = Rp990kg Tahun Sumber: Kementan 2012, BPS Kab. Indramayu, berbagai tahun diolah Berdasarkan Gambar 5.17 menujukkan bahwa kontribusi subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB ADHK tahun 2000 Kabupaten Indramayu sebagian besar berasal dari sumbangan komoditas padi. Rata-rata 70.72 per tahun komoditas padi memberikan kontribusi kepada subsektor tanaman bahan makanan. Pada tahun 2011, share subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB sebesar 11.20, sebesar 82.96 dari share subsektor tanaman bahan makanan tersebut berasal dari komoditas padi dan sisanya sebesar 17.04 merupakan kontribusi dari tanaman bahan makanan selain padi non padi. Hal ini membuktikan bahwa komoditas padi memiliki peranan yang sangat besar terhadap kinerja perekonomian di Kabupaten Indramayu. 81 Tahun 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 100 80 60 40 20 K o n tr ib u si p a d i t h d s u b se kt o r T a n . B a h a n M a ka n a n Non Padi Padi Variable Gambar 5.17 Kontribusi padi terhadap subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah lumbung beras terbesar di Jawa Barat. Menurut data BPS Kabupaten Indramayu, dari tahun 2002 sampai 2011 Kabupaten Indramayu selalu mengalami surplus beras rata-rata sebesar 272 178.30 ton atau 56.53 per tahun Tabel 5.24. Jumlah beras yang dikonsumsi oleh penduduk Kabupaten Indramayu kurang dari setengah dari total produksi beras yang ada. Pada tahun 2011, dari total beras yang diproduksi sebesar 585 482.70 ton hanya sebesar 201 094.80 ton 34.35 saja yang digunakan untuk konsumsi penduduk Kabupaten Indramayu, sehingga masih terdapat surplus beras sebesar 384 387.90 ton 65.65. Tabel 5.24 Ketersediaan beras di Kabupaten Indramayu Produksi Padi Produksi netto Ekuivalen beras Konsumsi ton 2002 1,063,467 957,120.30 440,013.80 194,832.96 245,180.84 55.72 2003 940,881 846,792.90 389,293.35 198,665.04 190,628.31 48.97 2004 1,086,306 977,675.40 449,463.53 202,389.84 247,073.69 54.97 2005 1,137,958 1,024,162.20 470,834.76 203,758.32 267,076.44 56.72 2006 1,031,790 928,611.00 426,907.32 205,095.36 221,811.96 51.96 2007 1,096,136 986,522.40 453,530.74 206,135.16 247,395.58 54.55 2008 1,048,016 943,214.40 433,620.89 211,455.53 222,165.36 51.23 2009 1,321,016 1,188,914.40 546,575.75 212,947.23 333,628.52 61.04 2010 1,358,431 1,222,587.90 562,056.36 199,622.00 362,434.36 64.48 2011 1,415,050 1,273,545.00 585,482.70 201,094.80 384,387.90 65.65 Sumber: Kementan 2012, Dinas Pertanian Kab. Indramayu berbagai tahun Produksi dikurangi 10 untuk benih dan susut Rendemen beras 85 x 63 dikurangi susut handling 14.15 Tahun Surplusdefisit ton Surplus beras di Kabupaten Indramayu merupakan sumbangan bagi ketersediaan stok pangan beras nasional. Pada tahun 2002 sumbangan beras Kabupaten Indramayu terhadap kebutuhan beras nasional sebesar 245 180.84 ton atau 0.81 dari total kebutuhan beras nasional, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 384 387.90 ton atau 1.12, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0.31 82 Tabel 5.25. Surplus beras yang besar disebabkan oleh produksi padi yang cukup tinggi sedangkan tingkat konsumsi penduduk Kabupaten Indramayu relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat konsumsi nasional. Rata-rata tingkat konsumsi beras nasional pada tahun 2011sebesar 141.88 kgkapitatahun sedangkan di Kabupaten Indramayu sebesar 120 kgkapitatahun. Tabel 5.25 Sumbangan Kabupaten Indramayu terhadap ketersediaan beras nasional Tahun Kebutuhan beras nasional Surplus beras Kab. Indramayu Sumbangan Kab. Indramayu ton 2002 30 263 000.00 245 180.84 0.81 2003 30 341 563.20 190 628.31 0.63 2004 30 228 866.00 247 073.69 0.82 2005 30 066 686.00 267 076.44 0.89 2006 30 446 695.70 221 811.96 0.73 2007 32 237 509.14 247 395.58 0.77 2008 33 328 172.94 222 165.36 0.67 2009 33 237 126.82 333 628.52 1.00 2010 33 865 227.69 362 434.36 1.07 2011 34 193 252.14 384 387.90 1.12 Sumber: BPS, berbagai tahun diolah Hasil analisis dengan menggunakan regresi multi variabel dengan peubah respon total PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 = 100 Kabupaten Indramayu dalam juta rupiah dari tahun 2002 sampai 2011, dan peubah bebas terdiri dari: produktivitas padi tonha; indeks harga gabah tahun 2000 = 100 ; alokasi anggaran untuk komoditas padi ; jumlah tenaga kerja padi ; konversi lahan sawah ke non pertanian ; share sektor pertambangan dan penggalian ; dan share sektor industri pengolahan . Dengan menggunakan metode analisis stepwise dan lag waktu satu tahun maka model regresi terbaik yang menggambarkan hubungan peubah-peubah tersebut adalah sebagai berikut: PDRB i+1 = -8 925 222 + 2 971 317 Produktivitas padi i + 14 339 IHG i + 84 943 Share Pertambangan dan penggalian i Tabel 5.26 Pengaruh produktivitas padi terhadap PDRB Kabupaten Indramayu Peubah Koefisien Standar error T hitung P VIF Konstanta -8 925 222 7 947 191 -1.12 0.312 Produktivitas padi 2 971 317 1 246 290 2.38 0.063 1.105 IHG 14 339 6 114 2.35 0.066 6.243 Share Pertambangan 84 943 88 372 0.96 0.381 6.115 S = 514692 R-Sq = 84.20 R-Sqadj = 74.70 83 Pengujian terhadap model persamaan dilakukan dengan menggunakan Uji F, hasil uji menunjukkan bahwa nilai F hitung 8.85 lebih besar dari F tabel 5.41 pada tingkat derajat kesalahan 5 α = 0.05, selain itu pengujian terhadap model bisa dilihat dari nilai P pada analisis varian anova, dimana nilai P hitung sebesar 0.019 lebih kecil dari nilai derajat kesalahan α = 0.05, sehingga keputusannya adalah menerima H 1 , ini berarti model persamaan yang dianalisis mampu menjelaskan hubungan antara peubah bebas produktivitas padi, indeks harga gabah dan share sektor pertambangan dan penggalian terhadap keragaan pendapatan daerah PDRB Kabupaten Indramayu. Nilai goodness of fit R 2 sebesar 84.20 menunjukkan bahwa sebesar 84.20 keragaan pendapatan daerah PDRB Kabupaten Indramayu dapat dijelaskan oleh peubah-peubah yang terdapat dalam model produktivitas padi, indeks harga gabah dan share sektor pertambangan dan penggalian dan sisanya 15.80 dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Nilai Varian Inflation Factor VIF dari peubah bebas berkisar antara 1.105 dan 6.243 dan tidak ada yang lebih dari 10, ini berarti model persamaan tersebut bebas dari pengaruh multikolinearitas. Multikolinearitas antar peubah bebas menyebabkan: i nilai Standar Error Koefisien menjadi lebih besar overestimate, dan ii nilai t hitung menjadi lebih rendah underestimate dari dugaan sebenarnya, walaupun hasil dugaannya masih tidak bias dan masih konsisten tetapi menyebabkan tingkat signifikasi dari masing-masing peubah bebas menjadi rendah dan banyak pengaruh peubah yang tidak signifikan Juanda 2009 Berdasarkan Tabel 5.26, nilai koefisien peubah produktivitas padi sebesar 2 971 317. Pengaruh produktivitas padi terhadap keragaan PDRB Kabupaten Indramayu signifikan pada derajat kepercayaan 90, dimana setiap kenaikan produktivitas padi sebesar satu ton per hektar 1 tonha gabah kering panen GKP diduga akan menyebabkan kenaikan PDRB Kabupaten Indramayu sebesar Rp 2.971 triliun pada tahun berikutnya i+1. Pengaruh indeks harga gabah terhadap PDRB sebesar 14 339 dan signifikan pada derajat kepercayaan 90, artinya setiap kenaikan indeks harga gabah IHG sebesar satu persen akan meningkatkan PDRB sebesar Rp 14.339 miliar pada tahun berikutnya. Sedangkan pengaruh share sektor pertambangan dan penggalian sebesar 84 943 tapi tidak signifikan pada derajat kepercayaan 90. Besarnya tingkat pengaruh dari masing-masing peubah bebas produktivitas, indeks harga gabah dan share pertambangan dan penggalian terhadap total PDRB dapat diukur melalui nilai elastisitas dari masing-masing peubah tersebut. Elastisitas mengukur pengaruh 1 satu persen perubahan dalam peubah bebas X terhadap persentase peubah respon Y. Nilai elastisitas tak terbatas dan dapat bernilai positif atau negatif. Elastisitas sering digunakan untuk mengevaluasi relatif pentingnya masing-masing peubah bebas karena bebas satuan Juanda 2009. Tabel 5.27 Nilai elastisitas masing-masing peubah bebas Peubah Koefisien regresi β Nilai rata-rata Elastisitas E PDRB juta rupiah 13 509 666 Produktivitas padi tonha 2 971 317 5.57 1.23 Indeks harga gabah 14 339 202.46 0.21 Share Pertambangan 84 943 35.02 0.22 84 Hasil penghitungan Tabel 5.27 menunjukkan bahwa nilai elasitisitas peubah produktivitas padi yaitu 1.23. Interpretasinya yaitu setiap terjadi perubahan 1 pada produktivitas padi maka akan menyebabkan perubahan sebesar 1.23 pada total PDRB tahun berikutnya i+1. Perubahan produktivitas padi pengaruhnya cukup besar terhadap total PDRB Kabupaten Indramayu. Nilai elastisitas yang lebih dari 1 E 1 menunjukkan tingkat pengaruh perubahan produktivitas padi terhadap perubahan total PDRB bersifat elastis sensitif. Nilai elastisitas peubah indeks harga gabah sebesar 0.21. Hal ini berarti setiap perubahan sebesar 1 pada indeks harga gabah akan menyebabkan perubahan total PDRB sebesar 0.21 pada tahun berikutnya i+1. Nilai elastisitas kurang dari 1 E 1 menunjukkan tingkat pengaruh perubahan indeks harga gabah terhadap total PDRB Kabupaten Indramayu bersifat in-elastis. Sedangkan nilai elastisitas peubah share sektor pertambangan dan penggalian yaitu 0.22. Artinya setiap perubahan 1 pada peubah share sektor pertambangan dan penggalian akan menyebabkan perubahan sebesar 0.22 pada total PDRB Kabupaten Indramayu tahun berikutnya i+1. Tetapi berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa pengaruh share sektor pertambangan dan penggalian terhadap total PDRB pengaruhnya tidak signifikan pada derajat kepercayaan 90 α = 10. Proses penghitungan nilai elastisitas masing-masing peubah bebas dapat dilihat pada Lampiran 9. Berdasarkan nilai elastisitas dari masing-masing peubah bebas menunjukkan bahwa peubah yang pengaruhnya paling besar terhadap kinerja perekonomian Kabupaten Indramayu yang diukur melalui tingkat PDRB secara berturut-turut yaitu peubah produtivitas padi, indeks harga gabah dan share sektor pertambangan dan penggalian.

5.9 Nilai Ekonomis Tanaman Padi